Mulai dari komposisi starting line-up yang sarat sejarah, gol tercepat kedua sepanjang masa, aksi comeback setelah lebih dari 10 tahun silam, hingga statistik apik sang penentu kemenangan.
Akan selalu ada banyak cerita dari setiap kemenangan dramatis. Seperti halnya kemenangan detik-detik akhir Arsenal atas Bournemouth di Emirates Stadium, Sabtu (4/3).
Sebagian dari Anda mungkin sudah mengikuti langsung jalannya laga atau setidaknya mengetahui hasil akhir. Namun, tak salah rasanya jika Jebreeetmedia mengurai beberapa detail-detail menarik yang mengiringi laga tersebut.
Mari kita mulai dari keputusan pelatih Mikel Arteta dalam menurunkan starting eleven-nya. Keputusan Arteta dalam memasang Favio Viera ketimbang Granit Xhaka sejak menit awal di lini tengah menghadirkan sejarah baru.
Menurut Harvey Downes, salah satu Data Editor di Opta, keputusan itu membuat The Gunners untuk pertama kalinya turun dengan susunan 11 pemain pertama yang sama sekali belum pernah tampil di era pelatih terdahulu, Arsene Wenger.
Di skuat Arsenal musim ini, memang masih bercokol empat pemain yang sempat bermain di bawah komando Wenger. Mereka adalah Xhaka, Mohamed Elneny, Eddie Nketiah, dan Rob Holding.
Khusus di laga ini, Xhaka memang tetap diturunkan di babak kedua (menggantikan Viera). Akan tetapi, media-media Inggris menilai bahwa keputusan Arteta terkait starting-eleven yang diturunkannya tersebut ibarat penanda bahwa sosok asal Spanyol itu sudah siap untuk lepas dari bayang-bayang Arsenal era Wenger.
Wajah baru starting eleven yang diturunkan Arteta itu bukannya tanpa resiko. Terbukti, bayaran mahal harus diterimanya lewat gol cepat Bournemouth yang lahir saat laga baru berjalan 9,11 detik. Menurut Squawka, gol yang dicetak Philip Billing tersebut merupakan gol tercepat kedua di sepanjang perhelatan Premier League.
Posisi gol tercepat pertama masih terukir atas nama Shane Long kala yang bersangkutan masih berseragam Southampton dan membobol gawang Watford pada tahun 2019 silam. Long kini membela Reading di divisi Championship.
Keunggulan Bournemouth sempat bertambah besar menjadi 2-0 berkat gol Marcos Senesi di menit 57. Akan tetapi, di sisa 33 menit terakhir itulah kisah heroik perjuangan skuat Meriam London dimulai, khususnya terkait urusan mengejar ketertinggalan.
Diawali gol Thomas Partey yang lahir enam menit setelah gol Senesi (menit 62’), harapan publik Emirates Stadium untuk bisa meraih poin tampak sejalan dengan dominasi permainan yang ditunjukkan para pemain Arsenal.
Benar saja, gol penyeimbang lahir di menit 70 lewat upaya Ben White. Full-back Arsenal itu sukses memanfaatkan umpan silang Reiss Nelson yang baru satu menit tampil menggantikan Emile Smith Rowe.
Menurut situs resmi Arsenal, White menjadi pemain pencetak gol ke-14 Arsenal musim ini. Jumlah itu merupakan yang terbanyak dibanding tim-tim kontestan lain.
Skor 2-2 dan gol pembalik keadaan rasanya tinggal menunggu waktu. Akan tetapi, seiring laga yang berangsur-angsur mendekati pengujung laga, gol itu tak kunjung hadir.
Hingga akhirnya, nama Nelson kembali mencuat lewat aksinya di detik-detik akhir. Tembakan keras kaki kiri pemain berusia 23 tahun itu melesat ke pojok kiri atas gawang lawan dan gol kemenangan pun diraih tuan rumah. Lengkap sudah drama comeback yang tersaji.
Menurut Squawka, ini merupakan keberhasilan comeback pertama Arsenal dari ketertinggalan dua gol atau lebih sejak mereka menang 5-2 atas Tottenham Hotspur pada 26 Februari 2012 silam.
Sedikit bernostalgia, kala itu, dua gol Spurs yang dicetak Luis Saha (4’) dan Emmanuel Adebayor (34’), berhasil dibalas dengan gol-gol Bakari Sagna (40’), Robin van Persie (43’), Thomas Rosicky (51’), dan dua gol penutup Theo Walcott (65’ dan 68’).
Selain kisah manis soal comeback, kemenangan atas Bournemouth juga sangat berarti demi menjaga selisih lima poin Arsenal dengan Manchester City yang terus menempel di peringkat kedua.
Kredit khusus juga layak diberikan kepada Nelson. Selain torehan satu assist dan satu golnya, Nelson juga tampil prima berdasarkan data statistik. Ia berhasil mengukir 100% akurasi umpan, 100% akurasi tendangan ke gawang, melepaskan lima umpan silang sukses dan mengkreasi dua peluang.
Situs Goal bahkan menjadikan Nelson sebagai pemain dengan rating penampilan tertinggi dengan nilai sempurna (10) di laga tersebut. Penilaian serupa juga diberikan beberapa situs lain seperti BBC (9,08), 90min (8,9), Whoscored (8,9) dan banyak situs lain.
Nelson sebenarnya jarang mendapat kepercayaan untuk tampil dari Arteta. Akan tetapi, khusus di laga ini, Arteta sampai harus memberikan konfirmasinya dalam sesi jumpa pers usai laga.
“Dalam pertimbangan aspek sepak bola secara keseluruhan, memang sudah menjadi keputusan saya untuk tidak memasukkannya ke dalam tim di dua laga terakhir karena kami punya opsi-opsi pemain yang lebih baik. Akan tetapi, ia terus mencuat dan bekerja keras di setiap sesi latihan. Ini jadi pelajaran penting buat saya dan tim pelatih bahwa kami membutuhkannya. Ia benar-benar bisa menjadi bagian penting dari tim ini,” ujar Arteta dilansir situs resmi klub.