Laga leg 1 semifinal Liga Champion yang ketat tergelar pada Selasa (9/5) di Santiago Bernabeu. Manchester City bisa pulang dengan membawa keuntungan dari hasil imbang dengan Real Madrid.
Dua gol menawan mewarnai pertandingan seru ini. Terdapat lima hal lagi yang perlu dinikmati dari benturan dua tim yang mulai lazim ini.
Start Dominan Tamu
Manchester City datang dengan kenangan pahit musim lalu saat disingkirkan secara dramatis oleh Real Madrid. The Cityzens pun segera mengambil alih kendali permainan.
Selama 25 menit pertama, City mengepung dengan catatan 72 persen penguasaan bola. Dominasi luar biasa kubu tamu mengingat laga digelar di kandang Penguasa Eropa.
Kendali itu disokong pergerakan John Stones yang kerap naik ke lini tengah. Dominan di tengah, Manchester Biru berkali-kali melepaskan tembakan. Thibaut Courtois mesti bekerja keras menangkal ancaman tersebut.
Lagi-lagi Vini Jr.
Start City boleh saja dominan, tapi di Liga Champion, Madrid tetaplah Madrid. Setelah dikepung selama hampir setengah jam, kampiun Eropa 14 kali itu mulai mendapatkan genggaman di rumah.
Pada menit ke-36, Madrid memberikan sengatan. Setelah bisa melewati Bernardo Silva, Eduardo Camavinga bekerja sama dengan Luka Modric sebelum merangsek dan menyodorkan bola kepada Vinicius Junior. Penyerang asal Brasil itu menaklukkan kompatriotnya, Ederson, dengan penyelesaian ciamik.
Vini Jr. pun meneruskan kiprah mengesankan. Ia selalu terlibat dalam gol, entah mencetak gol atau memberi assist, di setiap laga setelah jeda internasional. Pemain berusia 22 tahun itu mungkin pemain terbaik di dunia saat ini.
Drama Sengit
Keketatan duel menghadirkan gesekan yang tak terhindarkan. Insiden mencolok pertama adalah antara
Jack Grealish dan penjaganya yang memberikan perlakuan ketat dan keras sejak awa laga, Dani Carvajal.
Dalam sebuah benturan di tepi lapangan, Carvajal mendorong Grealish hingga membentur papan iklan. Grealish mendorong Carvajal saat sang bek Madrid mengulurkan tangan hendak membantu. Carvajal berguling-guling secara berlebihan.
Insiden keras berikutnya memaksa wasit Artur Dias mengeluarkan kartu kuning saat injury time paruh pertama. Toni Kroos menjegal keras rekan senegaranya, Ilkay Gundogan.
Roket KdB
Setelah gol apik Vini Jr., penikmat pertandingan disuguhkan lagi sebuah yang bahkan lebih spektakuler.
City, setelah memastikan tidak kebobolan lagi, patut merasa beruntung lagi memiliki Kevin de Bruyne.
Pengatur serangan asal Belgia itu memanfaatkan aksi Rodri menekan Madrid hingga mampu merebut bola. De Bruyne melanjutkan dengan tembakan keras jarak jauh untuk menggetarkan jala gawang kompatriotnya, Courtois.
Carlo Enggak Kalem
Pemandangan Carlo Ancelotti memprotes keras gol lawan mungkin langka. Kali ini pelatih asal Italia itu melakukannya. Ia berpendapat bahwa gol KdB itu seharusnya dianulir.
Ancelotti menilai De Bruyne melanggar Toni Kroos lebih dulu sebelum melepaskan tembakan dahsyat yang menjadi gol. Tak hanya anggapan pelanggaran KdB yang membuat gol itu semestinya tidak disahkan. John Stones diduga handball dan bola yang diambil Bernardo Silva ditengarai sudah keluar lapangan.
Don Carlo mendapat kartu kuning karena protesnya itu. Ia tentu paham juga. Gol De Bruyne memperkecil keuntungan Madrid menuju leg kedua yang akan digelar di Etihad Stadium.
Setelah laga, Ancelotti mengaku heran dengan kartu kuning yang ia terima. “Saya tidak tahu mengapa. Saya tidak berada di lapangan. Saya pikir wasit dapat memberikan kartu kuning kepada pemain, bukan manajer,” ucap mantan pelatih Milan dan Chelsea itu.
Ederson Jaga Kans
Setelah gol De Bruyne, Madrid mencoba mengembalikan keunggulan di depan publik Bernabeu. Los Blancos mulai menaikkan penguasaan bola mereka hingga 43% sampai akhir pertandingan.
Kiper City, Ederson, memastikan timnya pulang dengan keuntungan. Kiper asal Brasil itu membuat dua penyelamatan penting untuk memelihara hasil imbang ini.
Dua Bos Puas
“Kami puas. Kadang kala hasilnya tidak mencerminkan kepuasan, tapi kami tampil sangat bagus. Secara defensif, kami tampil sangat bagus. Rudiger tangguh menghadapi Haaland. Lini tengah dapat dikover dan kami menguasai laga terutama babak kedua. Kami senang dan berada dalam kondisi kuat untuk laga selanjutnya,” ucap Ancelotti.
“Kami memulai dengan baik, tapi operan lawan sangat baik. Kami tampil lebih baik setelah mereka mencetak gol, dan sebaliknya mereka lebih baik setelah gol kami. Laga yang ketat. Real Madrid di semifinal selalu berat,” ujar Guardiola.
Pep bereaksi keras juga ketika dinilai gagal menang, bahkan seharusnya dengan skor besar. “Kalau kami diharapkan menang dengan enam gol, itu masalah Anda. Madrid memahami kompetisi ini melebihi tim mana pun,” lanjut Pep.
Keuntungan kecil dari Bernabeu ini akan menjadi modal besar di leg 2 pada Rabu mendatang. Publik Etihad Stadium bakal menjadi faktor besar bagi The Cityzens. Namun, segala kemungkinan masih dapat terjadi.