Pada acara kolaborasi antara PSSI dan Kemenpora yang diberi tajuk ‘Kira8 7uara’ terjadi suatu hal yang tidak diinginkan. Hal tidak diinginkan tersebut adalah adanya atlet yang pergi di tengah acara.
Diketahui atlet yang memilih untuk berpisah bersama dengan rombongan pawai adalah atlet renang Indonesia yang sukses meraih medali emas di SEA Games 2023, I Gede Siman Sudartawa.
Atlet berusia 28 tahun meninggalkan rombongan pawai karena menilai jika pawai yang dilaksanakan dari Kantor Kemenpora menuju ke Bundaran HI lalu ke GBK itu sudah berlaku tidak adil. Ia merasa tidak dihargai karena adanya ketidakadilan yang mencolok di acara tersebut.
Ketidakadilan yang dirasa I Gede Siman Sudartawa karena adanya perlakuan yang berbeda yang ia dapat, yang ia rasa tidak se-spesial timnas U-22 Indonesia. Terlebih jika dilihat dari kendaraan yang digunakan timnas U-22 Indonesia dan atlet di luar sepak bola.
Namun memang, jika dilihat dari kendaraan yang digunakan, apa yang dirasakan I Gede Siman Sudartawa bisa dimengerti.
Seperti diketahui, rombongan timnas U-22 Indonesia begitu spesial. Mereka pawai menggunakan bus double decker. Sedangkan, cabang olahraga yang lain kompak menggunakan bus karnaval yang disediakan oleh Kemenpora.
Ditambah lagi bus yang ditumpangi oleh timnas U-22 Indonesia menjadi pemimpin dalam pawai tersebut. Untuk itu, I Gede Siman Sudartawa lebih memilih meninggalkan acara pawai tersebut karena merasa timnas U-22 Indonesia terlalu diberikan perlakuan yang spesial.
Kekecewaan I Gede Siman Sudartawa dikabarkan sudah dimulai saat ia dan rombongan dari cabang olahraga renang sudah berada di Kemenpora sejak pukul 08.00 WIB.
Acara yang seharusnya dimulai bertepatan dengan tim renang berkumpul, justru harus menunggu timnas U-22 Indonesia yang telat datang ke tempat. Timnas U-22 Indonesia justru hadir ke kator Kemenpora kurang lebih pada pukul 08.15 WIB, itu pun mereka menunggu di depan kantor Kemenpora karena bus yang ditumpangi sudah dikerubungi oleh masyarakat.
Pria yang biasa disapa Siman itu semula ikut dalam rombongan kirab bersama dengan para atlet dari cabang-cabang olahraga lainnya menggunakan bus karnaval. Hanya, sekitar pukul 09.45 WIB, dia turun meninggalkan mobil dan keluar dari barisan rombongan.
Kabar tersebut pun dikonfirmasi oleh Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Dito Ariotedjo. Ia mengatakan bahwa Siman memang pergi meninggalkan pawai di tengah acara.
“Jadi memang tadi Siman, atlet renang itu, kebetulan teman saya. Menurut saya, semua sudah bagus di awal, ternyata ada kekecewaan dari atlet renang,” kata Dito Ariotedjo, Jumat (19/5).
Diketahui, Kemenpora sebetulnya sudah menyiapkan beberapa rangkaian acara pembukaan yang dimeriahkan oleh JKT48, Marshel, Dustin, DJ, dsb, tapi acaranya memang sedikit terlambat karena menunggu atlet sepak bola hadir.
“Tapi, kami juga tidak berniat seperti itu, karena justru hari ini mencoba untuk mengapresiasi, baru pertama kalinya atlet SEA Games kami apresiasi untuk pawai di Jakarta,” jelas Menpora.
INGIN PERKENALKAN CABOR LAIN KE MASYARAKAT
Dito Ariotedjo juga menyampaikan jika sebetulnya maksud dan tujuan dari diadakannya pawai bersama dengan cabang olahraga yang tampil di SEA Games adalah untuk memperkenalkannya kepada masyarakat Indonesia.
Saat ini masyarakat Indonesia begitu sangat antusias dengan sepak bola, terlihat dari fokus masyarakat yang banyak diberikannya kepada timnas U-22 Indonesia.
Sebelumnya pawai hanya akan diikuti oleh rombongan dari timnas U-22 Indonesia. Karena memang pawai tersebut merupakan acara kolaborasi yang datang dari PSSI. Menpora yang diundang oleh PSSI akhirnya memutuskan untuk mengundang cabang olahraga lain sebagai apresiasi karena turut berjuang di SEA Games 2023.
“Semua ini karena apa? Menurut saya di SEA Games ini banyak sekali target yang sudah lama tidak terlampaui, contohnya dari jumlah medali emas, ini adalah perolehan emas terbanyak selama 20 tahun terakhir,” ucap Menpora.
“Dan kita juga lihat juara umum cabor kita ada tujuh, dan ada empat atau lima kita mencetak sejarah contohnya basket putri yang setelah 64 tahun mendapatkan medali emas.”
“Bola 32 tahun. Hoki putra baru sekali seumur hidup dapat emas, kriket apalagi, kriket kita baru sekali, dan atletik di nomor 4×100 meter juga setelah 12 tahun baru dapat emas lagi,” lanjutnya.
“Ya memang tadi karena antusias masyarakat dengan bola tinggi dan hal ini tidak bisa dipungkiri. Justru kami ingin memulai budaya baru,” ucap Dito Ariotedjo.
MENUNGGANGI ANTUSIAS MASYARAKAT KEPADA SEPAK BOLA
Dito Ariotedjo juga tak menampik jika dirinya memang memanfaatkan acara kolaborasinya bersama PSSI sebagai ajang memperkenalkan cabang olahraga lain ke masyarakat. Namun, perbedaan kendaraan yang digunakan tak bisa dihindari olehnya.
Ia juga sudah menyadari akan ada perbedaan pendapat dengan para atlet. Atas dasar itu ia menyampaikan permintaan maafnya kepada para atlet yang ada.
“Nah ini budaya pertama, di mana kita bisa dibilang memang kita menunggangi antusias masyarakat kepada bola yang menang dengan mempromosikan juga bahwa cabor lain yang juga berprestasi,” jela pria berusia 32 tahun itu.
“Memang pasti ada yang tidak nyaman dan kita sangat mohon maaf dan semoga ini jadi budaya baru yang nantinya juga cabor lain itu bisa mengikuti apa yang tadi PSSI lakukan,” sambungnya
PSSI ENGGAN AMBIL PUSING
Di waktu lain, salah satu Exco PSSI, Arya Sinulingga menyampaikan pandangannya terkait dengan sikap dari I Gede Siman Sudartawa. Arya Sinulingga mengatakan jika pihaknya enggan ambil pusing atas kejadian tersebut.
Ia merasa jika PSSI sudah turut memperdulikan cabang olahraga lain dengan cara mengundang mereka untuk ikut pawai bersama timnas U-22 Indonesia. Apalagi pihaknya sangat paham betul jika cabang olahraga lain sudah sama-sama membanggakan Indonesia di ajang SEA Games 2023.
“Oh kalau kita malah yang mengajak. Soal ini kan memang awalnya kami yang bikin acara baru kami ajak kolaborasi dengan Menpora, Mas Dito, supaya itu cabor semua lah, jangan cuma selebrasi bola,” kata Arya di SUGBK, Senayan. Jakarta. Jumat (19/5/2023).
“Ya, itu kami serahkan ke masing-masing cabor karena yang penting kami mau mengajak semua berkolaborasi. Kami kan keluarga semua, jangan cuma kami yang merayakan tapi kita mau pingin juga mereka sama-sama. makanya kami ajak sama-sama,” kata Arya.
Arya Sinulingga juga menjelaskan jika tanpa peran dari Kemenpora, hanya pihaknya saja yang akan merayakan keberhasilan setelah meraih medali emas. Pasalnya, Kemenpora menjadi jembatan dengan cabang olahraga lain pada acara kirab juara tersebut.
“Kolaborasi memang dengan Kemenpora. Jadi semua cabor semua ikut. Memang betul ada PSSI yang mendorong maju, tapi kita mengajak Kemenpora, Mas Dito, jadi Pak Erick ngajak Mas Dito untuk sama-sama maju merayakan SEA Games juga,” terang Arya.
“Jadi tak hanya bola tapi SEA Games semua karena SEA games kan berkontribusi terhadap indonesia gitu ya. Kita tahu kita sampai 87 emas ya jadi semua kontribusi semua cabor,” pungkasnya.
BERIKAN APRESIASI UNTUK MASYARAKAT
Selepas berakhirnya pawai, Arya Sinulingga sangat mengapresiasi masyarakat yang sudah memadati acara tersebut. Semuanya tumpah ruah dijalanan merayakan keberhasilan Indonesia yang sudah lama tak meraih medali emas di SEA Games.
Ia berharap kebahagiaan pada acara pawai tersebut tidak hanya dirasakan di Jakarta saja, tetapi juga sampai ke kota-kota lain.
“Kami ucapkan terima kasih banyak kepada masyarakat, timbul kemacetan tapi malah banyak foto-foto. Itu artinya mereka senang dan merasakan kebahagiaan, kegembiraan, kemenangan,” ujar Arya.
“Kami tahu ini tak hanya Jakarta tapi juga indonesia pasti merayakannya juga. Sekali lagi terima kasih kepada seluruh masyarakat Jakarta yang hari ini mengikuti arak-arakan dan memberi ruang bagi kita semua untuk kemenangan. Jadi kami minta maaf untuk kemacetan tadi,” pungkasnya.