Keberhasilan timnas U-22 Indonesia di SEA Games 2023 Kamboja tak lepas dari pengembangan pemain sejak usia dini yang dilakukan oleh PSSI dan pihak swasta. PSSI melakukan pengembangan melalui beberapa program dan juga kompetisi yang sudah berjalan cukup baik.
Begitu pun pihak swasta yang turut melakukan pengembangan atau pembinaan serta mengadakan kompetisi di beberapa kelompok usia muda. Bahkan para pemain dari timnas U-22 Indonesia kebanyakan merupakan alumnus dari pembinaan yang dilakukan oleh PSSI dan pihak swasta tersebut.
Sebut saja adanya kompetisi Elite Pro Academy (EPA) yang dimulai sejak usia di bawah 16-20 tahun. Lalu, apa itu Elite Pro Academy?
Jadi, Elite Pro Academy adalah sistem liga sepak bola kelompok usia yang dikelola, diselenggarakan dan dikendalikan oleh PSSI. Sistem ini diperkenalkan pada awal 2018 dan diselenggarakan untuk pertama kalinya pada tahun 2018.
Sistem ini mencakup kelompok usia di bawah 16 tahun sejak 2018, di bawah 18 dan di bawah 20 tahun sejak 2019. Elite Pro Academy ini dilaksanakan bersamaan dengan gelaran Liga 1 dan diikuti oleh 18 tim dari Liga 1.
Begitu juga program Garuda Select yang merupakan kerjasama antara PSSI dan pihak swasta. Dimana program ini mengumpulkan anak-anak bertalenta terbaik di Indonesia untuk bermain dan berlatih sepak bola di Inggris dan Italia. Tak jarang pula mereka melakukan pertandingan melawan tim lokal.
Adapun dari pihak swasta yang sudah mengadakan secara rutin kompetisi sejak usia di bawah 12 tahun sampai 17 tahun. Dengan banyaknya program yang dibuat oleh PSSI dan pihak swasta, tentunya akan menjadi sebuah kemajuan untuk sepak bola Indonesia.
Hal seperti inilah yang memang dibutuhkan sepak bola Indonesia selama ini. Dengan pembinaan yang dimulai sejak usia dini, para pemain bisa mendapatkan banyak ilmu serta pengalaman dan menjadi modal sang pemain saat memasuki usia yang lebih dewasa lagi.
Ambil contoh saja bagaimana matangnya Ernando Ari dalam menjaga gawang timnas U-22 Indonesia di SEA Games 2023. Dengan kematangannya, Ia berhasil membuat Indonesia tidak banyak mendapatkan kebobolan.
Diketahui, Ernando Ari sudah mendapatkan banyak pengalaman dan ilmu bersama Garuda Select dan Persebaya Surabaya U-20 di EPA. Bahkan, pada kompetisi EPA, Ernando Ari menjadi penjaga gawang yang turut membawa Persebaya Surabaya menjuarai Elite Pro Academy (EPA) U-20 pada tahun 2019 lalu.
Untuk itu, tak salah bila akhirnya Ernando Ari tumbuh menjadi pemain yang matang meskipun usianya masih cukup muda. Selain Ernando Ari, ada juga nama seperti Fajar Fathur Rahman dan Bagas Kaffa, yang pernah bergabung bersama Garuda Select.
Keduanya lama menghabiskan waktu di Inggris, di bawah kepemimpinan Legenda Chelsea, Dennis Wise. Dari situlah Fajar Fathur Rahman berkembang, bahkan menjadi salah satu top skorer di SEA Games 2023.
PUNYA BANYAK MENIT BERMAIN
Selain keberhasilan yang disebabkan adanya pembinaan pemain sejak usia muda, para pemain timnas U-22 Indonesia juga memiliki keunggulan dalam hal minute play atau menit bermain. Mungkin masih ingat bagaimana pelatih Myanmar mengeluh soal para pemain Indonesia yang memiliki menit bermain banyak di klubnya.
Ia tak segan menyebut jika Indonesia memang beda level dengan Myanmar. Pasalnya rata-rata pemain Indonesia berasal dari tim besar dan bermain secara reguler.
“Indonesia punya banyak sekali pemain sepakbola jika dibandingkan dengan negara lainnya. Populaasi mereka luar biasa banyak, dan mereka juga cinta sepakbola. Indonesia adalah tim yang sangat kuat,” ucap Michael Feichtenbeiner saat konferensi pers usai laga melawan Timor Leste.
“Sementara, di Myanmar semuanya pemain muda, bermain di liga lokal, bahkan bukan pemain tim utama juga. Dalam beberapa tahun terakhir sangat sulit bagi sepakbola Myanmar, pandemi Covid-19 melanda, lalu liga berhenti selama 2 tahun, itu jadi alasan terbesar.”
“Kalau saya lihat daftar susunan pemain Timnas Indonesia U-22, mereka bermain untuk Persija Jakarta, PSM Makassar, semuanya ada di tim bagus. Mereka juga bermain sebanyak 20 sampai 30 pertandingan, jadi levelnya berbeda,” tambahnya.
Berkat banyaknya menit bermain, Indonesia pun berhasil membawa medali emas yang sudah lama tak diraihnya. Pelatih timnas U-22 Indonesia, Indra Sjafri pun menydari hal tersebut.
Saat ini, Indra Sjafri meminta kepada para klub agar banyak memainkan pemain muda termasuk para pemain timnas U-22 Indonesia. Dengan begitu ia yakin akan ada prestasi lain yang didapat oleh Indonesia.
“Jalan satu-satunya pemain (timnas U-22) bisa berkembang, mereka kembali ke klub (dan) latihan dengan baik. (Untuk klub), berikan kesempatan mereka bermain,” katanya.
Jika dibandingkan dengan SEA Games sebelumnya, memang cukup berbeda. Pasalnya di beberapa edisi sebelumnya, peraturan yang diterapkan tidak sama.
Ambil contoh lagi saat SEA Games 2017 di Malaysia. Saat itu tim yang bertanding harus timnas U-22 dan tidak boleh membawa pemain senior (seperti saat ini). Saat itu tidak banyak pemain Indonesia yang mempunyai banyak waktu bermain di klub.
Tidak merata seperti saat ini di mana para pemain hampir semuanya bermain lebih dari 500 menit. Tidak sedikit juga yang bermain di atas 1000 menit. Begitu juga saat di SEA Games 2019 dan 2022 di mana para pemain yang bermain tidak banyak mendapatkan menit bermain di klubnya masing-masing.
Oleh karema itu, keberhasilan Indonesia di SEA Games 2023 tak lepas dari pembinaan usia muda serta menit bermain pemain yang cukup banyak. Untuk menit bermain sebetulnya sudah dijadikan peraturan oleh PSSI di mana musim depan setiap klub wajib memainkan pemain berusia di bawah 23 tahun seminimalnya sebnayak 45 menit di setiap pertandingannya.
Serta, ke depannya, semoga saja PSSI dapat lebih meningkatkan kualitas EPA dan program lainnya yang sudah dibuat, atau bahkan membuat program baru lagi yang semakin bagus. Begitu pun dengan pihak swasta yang dapat meningkatkan kompetisi serta program yang dibuatnya. Dengan begitu bukan tidak mungkin Indonesia dapat lebih berprestasi lagi ke depannya. Pasalnya sudah terbukti di SEA Games 2023 di Kamboja.
JUMLAH MENIT BERMAIN PEMAIN TIMNAS U-22 INDONESIA DI KLUB:
PENJAGA GAWANG
1. Ernando Ari Sutaryadi (Persebaya Surabaya)
Main: 21 Kali, Kemasukan: 27 Kali, Tidak Kebobolan: 5 Kali, Menit Bermain: 1.890 Menit
2. Adi Satryo (Persik Kediri)
Main: 16 Kali, Kemasukan: 26 Kali, Tidak Kebobolan: 4 Kali, Menit Bermain: 1.386 Menit
BELAKANG
3. Bagas Kaffa (Barito Putera)
Main: 30, Menit Bermain: 2.568 Menit, Gol: 1, Assist: 3
4. Komang Teguh (Borneo FC Samarinda)
Main: 1, Menit Bermain: 1 Menit, Gol: 0, Assist: 0
5. Ilham Rio Fahmi (Persija Jakarta)
Main: 30, Menit Bermain: 2.050 Menit, Gol: 1, Assist: 2
6. Muhammad Ferarri (Persija Jakarta)
Main: 23, Menit Bermain: 1.958 Menit, Gol: 0, Assist: 2
7. Rizky Ridho (Persebaya Surabaya)
Main: 19, Menit Bermain: 1.710 Menit, Gol: 3, Assist: 0
8. Alfeandra Dewangga (PSIS Semarang)
Main: 23, Menit Bermain: 1.981 Menit, Gol: 1, Assist: 0
9. Haykal Alhafiz (Persikab Kabupaten Bandung)
Main: 6, Menit Bermain: 473 Menit, Gol: 0, Assist: 0
10. Pratama Arhan (Tokyo Verdy)
Main: 0, Menit Bermain: 0 Menit, Gol: 0, Assist: 0
GELANDANG
11. Taufany Muslihuddin (Borneo FC Samarinda)
Main: 8, Menit Bermain: 270 Menit, Gol: 0, Assist: 0
12. Marselino Ferdinan (KMSK Deinze)
Main: 4, Menit Bermain: 116 Menit, Gol: 1, Assist: 0
13. Beckham Putra Nugraha (Persib Bandung)
Main: 25, Menit Bermain: 1.386 Menit, Gol: 1, Assist: 3
14. Ananda Raehan Alief (PSM Makassar)
Main: 31, Menit Bermain: 1.725 Menit, Gol: 2, Assist: 0
DEPAN
15. Fajar Fathur Rahman (Borneo FC Samarinda)
Main: 25, Menit Bermain: 1.731 Menit, Gol: 2, Assist: 1
16. Jeam Kelly Sroyer (Persik Kediri)
Main: 8, Menit Bermain: 387 Menit, Gol: 1, Assist: 0
17. Witan Sulaeman (Persija Jakarta)
Main: 10, Menit Bermain: 557 Menit, Gol: 2, Assist: 1
18. Titan Agung (Bhayangkara FC)
Main: 18, Menit Bermain: 827 Menit, Gol: 3, Assist: 1
19. Ramadhan Sananta (PSM Makassar)
Main: 24, Menit Bermain: 1.188 Menit, Gol: 11, Assist: 2
20. Irfan Jauhari (Persis Solo)
Main: 19, Menit Bermain: 933 Menit, Gol: 3, Assist: 2
DAFTAR PEMAIN TIMNAS U-22 INDONESIA DAN PROGRAM/KOMPETISI YANG PERNAH DIIKUTI:
PENJAGA GAWANG:
– Ernando Ari (EPA U-20 bersama Persebaya Surabaya dan Garuda Select jilid I),
– Adi Satryo (PPLP DKI Jakarta)
BEK:
– Bagas Kaffa (Garuda Select)
– Rio Fahmi (EPA U-20 bersama Persija Jakarta)
– Komang Teguh Trisnanda (Garuda Select)
– Rizky Ridho (EPA U-20 bersama Persebaya Surabaya)
– Pratama Arhan (EPA U-18 dan U-20 bersama PSIS Semarang)
– Haykal Alhafiz (EPA U-20 bersama Persebaya Surabaya)
– Muhammad Ferrari (EPA U-16 bersama Persikabo 1973)
– Alfeandra Dewangga (PPLP Jateng)
GELANDANG:
– Ananda Raehan (EPA U-18 bersama PSM Makassar)
– Marselino Ferdinan (EPA U-16 bersama Persebaya Surabaya)
– Beckham Putra (EPA U-16 dan Liga 1 U-19 bersama Persib Bandung)
– Taufany Muslihuddin (EPA U-16 bersama Borneo FC).
PENYERANG:
– Fajar Fathur Rahman (Garuda Select)
– Titan Agung (EPA U-18 bersama Arema FC)
– Jeam Kelly Sroyer (-)
– Ramadhan Sananta (PPLP Kepulauan Riau)
– Irfan Jauhari (EPA U-18 bersama Bali United)
– Witan Sulaeman (PPLP Ragunan)