Kesuksesan timnas U-22 Indonesia meraih medali emas di SEA Games setelah 32 tahun lamanya tentu saja menjadi raihan yang sangat luar biasa. Kesuksesan tersebut seakan membuka dahaga Indonesia dalam meraih prestasi.
Timnas U-22 Indonesia sendiri berhasil mengalahkan Thailand di laga pamungkas dengan skor besar 5-2. Saat itu gol timnas U-22 Indonesia dicetak oleh Ramadhan Sananta (20′ dan 45+3′), Irfan Jauhari (92′), Fajar Fathurrahman (106′), Beckham Putra (120′). Sedangkan untuk Thailand, gol mereka dicetak oleh Anan Yodsangwal (65′) dan Yotsakon Burapha (90+9′).
Berkat kesuksesan timnas U-22 Indonesia, akhirnya JebreeetMedia mendatangkan dua asisten pelatih timnas U-22 Indonesia, Kurniawan Dwi Yulianto dan Bima Sakti ke JebreeeTalks. Acara tersebut juga telah tayang di kanal Youtube JebreeetMedia TV, Minggu (4/6).
CEO JebreeetMedia, Valentino Simanjuntak menjadi pemandu jalannya acara JebreeeTalks bersama Kurniawan Dwi Yulianto dan Bima Sakti. Kedua asisten pelatih yang juga mantan pemain Primavera Indonesia itu bercerita banyak bagaimana mereka bisa membawa timnas U-22 Indonesia meraih medali emas di SEA Games 2023 di Kamboja.
Acara dibuka dengan pembahasan soal bagaimana keduanya bisa bergabung di timnas U-22 Indonesia. Kurniawan Dwi Yulianto yang saat itu menjadi asisten pelatih klub Serie B Italia, Como FC akhirnya mendapatkan peran di timnas U-22 Indonesia setelah ada ajakan dari Indra Sjafri.
Sebagai mantan pemain timnas Indonesia, Kurniawan Dwi Yulianto ternyata tidak butuh waktu lama untuk berpikir, ia langsung mengiyakan ajakan dari Indra Sjafri. Namun sebagai pelatih yang berkarier di luar negeri, ternyata tidak banyak pemain yang dikenalnya.
Hanya Taufany Muslihuddin, pemain yang sebelumnya sudah dikenal oleh Kurniawan Dwi Yulianto. Usut punya usut, ternyata Kurniawan Dwi Yulianto pernah melatih Taufany Muslihuddin.
“Taufany (yang dikenal). Gua tahu dia karena waktu dia habis dari Mitra (Kukar), dia sempat ikut sama kita di Indonesia All-Star di Youth Championship lawan Barcelona, dia ikut,” kata Kurniawan Dwi Yulianto.
Kurniawan Dwi Yulianto juga bercerita bahwa dirinya sempat kesulitan dalam memantau para pemainnya. Satu-satunya cara adalah melalui platform, namun aksesnya pun tidak mudah.
Butuh pertolongan orang lain sampai akhirnya ia bisa melihat sekaligus memantau permainan para pemain. “Waktu itu coach Indra Sjafri telefon, kan kita Zoom. ‘coach tolong dipantau, ini kan ada data dari para pelatih,” cerita Kurniawan Dwi Yulianto
“Mana di sana (Italia) sulit pakai aplikasi, bingung bagaimana mantaunya. Akhirnya dikasih tahu pakai VPN, akhirnya saya nonton tuh, mantengin Liga Indonesia. Dari situlah mulai mencatat para pemain,” sambungnya.
Dari sekian banyak pemain yang ada, ternyata Kurniawan Dwi Yulianto mempunyai satu nama yang membuat perhatiannya selalu tertuju pada sang pemain tersebut. Pemain yang ia maksud adalah penyerang timnas U-22 Indonesia, Titan Agung.
Menurut Kurniawan Dwi Yulianto, Titan Agung merupakan pemain yang mempunyai insting mencetak golnya baik. Sebagai mantan penyerang, Kurniawan Dwi Yulianto tentu saja tahu tipe pemain dan permainan yang dibutuhkan seorang penyerang.
“Gua sempat minta ke coach Indra Sjafri dan Bima Sakti ingin Titan Agung masuk karena insting bolanya luar biasa. Insting itu tidak bisa dipelajari, itu gift, tinggal diasah,” kata Kurniawan Dwi Yulianto.
“Gua itu ingin mematahkan bahwa Indonesia kekurangan striker, karena secara kualitas bagus, tetapi jam terbang memang minim. Setiap saat gua bilang ke pemain sebagai pelatih bahwa saya yakin dengan kemampuan para pemain,” lanjutnya.
Berkat analisa dan ilmu yang diberikan kepada para pemain, ternyata Kurniawan Dwi Yulianto sukses membuat serangan Indonesia begitu tajam. Timnas U-22 Indonesia menjadi tim yang banyak mencetak gol di SEA Games.
Dari enam pertandingan yang dijalani, Indonesia sukses mencetak 21 gol. Bahkan di setiap pertandingannya paling sedikitnya dua gol tercipta dari para pemain Indonesia.
Pada SEA Games 2023 di Kamboja, ada juga fakta unik dari timnas U-22 Indonesia. Selama gelaran SEA Games 2023, serangan yang dibangun oleh timnas U-22 Indonesia berfokus di tengah. Padahal sudah lama Indonesia selalu memanfaatkan sisi flanks dalam membangun serangan.
Sebagai mantan gelandang timnas Indonesia, Bima Sakti mempunyai tugas melatih para gelandang Indonesia dalam menguasai bola, membaca permainan dan memberikan umpan yang akurat.
Timnas U-22 Indonesia yang pada saat itu hanya mengambil empat gelandang saja membuat Bima Sakti harus memutar otaknya. Ia akhirnya menunjuk pemain belakang untuk turut membantu lini tengah timnas U-22 Indonesia.
Hal tersebutlah yang menjadi salah satu kunci kuatnya lini tengah timnas U-22 Indonesia. Bima Sakti pun mengaku jika kunci sukses lini tengan timnas U-22 Indonesia lainnya adalah keputusan tepat yang dibuat oleh Indra Sjafri.
Ia mengatakan jika Indra Sjafri kerap mengambil keputusan yang tepat dalam menurunkan gelandang yang bermain. Begitu pun dengan pergantian pemain yang selalu membuat permainan Indonesia berkembang.
“Kita punya gelandang yang bagus dan kuat. Akhirnya kita minta pemain belakang, Dewangga kita tarik untuk naik, karena kemarin kan cuma empat, Ananda Raehan, Taufany Muslihuddin, Marselino Ferdinan dan Beckham Putra. Bagaimana caranya kita memutar otak supaya bisa memaksimalkan pemain yang ada,” jelas Bima Sakti.
“Waktu itu Marselino Ferdinan dan Beckham Putra permainanya sama, memang insting pelatih (Indra Sjafri) pemilihan pemainnya selalu pas, saat pergantian pemain,” ungkap Bima Sakti.
Untuk menyaksikan cerita lengkap dari keduanya, JebreeetTeam bisa langsung menonton episode JebreeeTalks “Timnas Indonesia Juara Sea Games Setelah 32 Tahun, Ini Cerita Kurniawan dan Bima Sakti”. Jangan lupa untuk selalu pantau keseruan bincang-bincang bersama bintang tamu lainnya. Ayo, like, comment dan subscribe!