Sepak bola Thailand saat ini sedang dalam bayang dibekukan oleh FIFA. Hal tersebut buntut dari mundurnya Presiden federasi sepak bola Thailand (FAT), Somyot Poonpanmoung dari jabatannya.
Somyot Poompanmoung yang menjabat sebagai Presiden FAT sejak 2016 lalu dikabarkan dipaksa lengser dari jabatannya oleh Prawit Wongsuwan. Diketahui jika Prawit Wongsuwan merupakan ketua dari Komite Olimpiade Nasional Thailand.
Bukan cuma Ketua Komite Olimpiade Nasional Thailand saja, Prawit Wongsuwan juga menjabat sebagai Wakil Perdana Menteri Thailand saat ini. Atas jabatannya tersebut dapat didefinisikan jika Prawit Wongsuwan sebagai wakil dari pemerintah.
Seperti dilansir dari Thai Post, desakan tersebut lantas membuat sepak bola Thailand dalam bayang-bayang sanksi FIFA. Pasalnya situasi tersebut tentu saja dilarang oleh FIFA.
“Pengunduran diri Somyot (Poompanmoung) dari FAT atas desakan Prawit Wongsuwan bisa membuat sepak bola Thailand terkena sanksi FIFA, yang punya peraturan jelas mengenai sebuah asosiasi sepak bola tidak boleh mendapat gangguan dari luar atau politik,” tulis Thai Post.
PERNYATAAN PRAWIT WONGSUWAN
Sebelummnya Prawit Wongsuwan sudah meminta kepada Somyot Poompanmoung untuk mundur dari jabatannya. Permintaan tersebut buntut dari gagalnya Thailand meraih medali emas di SEA Games 2023.
Saat itu Thailand dikalahkan oleh Indonesia dengan skor 5-2. “Saya sudah katakan di SEA Games kali ini, jika tim putra gagal merebut medali emas, maka presiden federasi harus mundur,” jelasnya.
Tidak hanya itu saja, Prawit Wongsuwan juga berpendapat jika keributan yang terjadi di final SEA Games 2023 antara para pemain Thailand dan Indonesia sudah mencoreng muka tim Gajar Perang.
Kejadian tersebut juga menjadi salah satu faktor Prawit Wongsuwan meminta Somyot Poompanmoung untuk mundur dari jabatannya.
“Belum lagi masalah finansial. Kami melakukan kesalahan sendiri. Kami harus punya semangat. Kali ini nama baik negara menjadi sangat buruk. Tim tidak bisa mengontrol emosi, hal itu tidak boleh terjadi,” kata Prawit.
IKUTI PERMINTAAN
Mundurnya Somyot Poonpanmoung dari jabatannya diketahui melalui akun Facebooknya. Somyot Poompanmoung membuat pernyataan jika dirinya telah melepaskan jabatannya sebagai Presiden FAT.
Ia memilih untuk patuh kepada apa yang diminta oleh Prawit Wongsuwan. “Sebagai Presiden Asosiasi Sepak Bola Thailand, saya siap mengikuti perintah Jenderal Prawit,” kata Somyot, Sabtu (1/7).
SEPERTI INDONESIA
Sebelumnya sepak bola Indonesia pernah dibekukan oleh FIFA buntut dari intervensi pemerintah. Berawal dari perebutan kekuasaan di PSSI, akhirnya pemerintah turut turun tangan
Menpora pada saat itu, Imam Nahrawi, memutuskan untuk membekukan PSSI melalui Surat Keputusan yang dibuatnya. Imam Nahrawi memilih untuk turun tangan agar perebutan kekuasaan di PSSI dapat ditangani dengan baik.
Namun justru intervensi dari Kemenpora tersebut memicu FIFA untuk bersikap tegas dengan membekukan sepak bola Indonesia. Sebelumnya, FIFA telah memberi tenggat waktu kepada PSSI dan pemerintah untuk segera mengakhiri konflik.
Namun karena waktu yang diberikan oleh FIFA keadaan belum mereda, akhirnya FIFA mengirimkan surat sanksi kepada Indonesia tepatnya pada 30 Mei 2015. Surat tersebut berisi pelanggaran PSSI terhadap Statuta FIFA.
FIFA menilai PSSI melanggar Statuta FIFA pasal 13 tentang Kewajiban Anggota, 14 ayat 1 tentang Suspensi, dan 17 tentang Kebebasan Anggota dan Turunannya.
Dampaknya pun bukan main-main, Timnas Indonesia tidak boleh ikut serta dalam ajang sepak bola internasional. Padahal Indonesia sudah dijadwalkan akan menjalani laga Kualifikasi Piala Dunia 2018 dan Kualifikasi Piala Asia 2019.
Meskipun saat itu timnas U-23 Indonesia masih diberikan izin berlaga di SEA Games 2015, tidak untuk timnas U-16 dan U-19 Indonesia. Federasi sepak bola Asia (AFC) turun langsung.
AFC memastikan Timnas U-16 dan U-19 Indonesia tidak bisa berpartisipasi pada Kualifikasi Piala AFC U-19 di Bahrain dan Piala AFC U-16 di India. Akibatnya PSSI pun akhirnya membubarkan Timnas U-16 dan U-19 Indonesia.
Baru setelah satu tahun usai Indonesia mendapatkan sanksi, akhirnya FIFA mencabut hukuman untuk Indonesia. Presiden FIFA, Gianni Infantino, menyatakan jika Indonesia lepas dari sanksi saat melaksanakan Kongres Tahunan FIFA di Meksiko pada 13 Mei 2016.
FIFA sendiri tidak serta merta mencabut keputusannya. Diketahui jika keputusan tersebut dicabut usai Pemerintah Indonesia juga mencabut pembekuan PSSI.