Sempat unggul 2-0 hingga 75 menit laga berjalan lewat gol-gol Cole Palmer (15’) dan Mikhailo Mudryk (48’), Chelsea gagal mengoptimalkannya kala menjamu Arsenal di Stamford Brige, Sabtu (22/10). Arsenal berhasil membalas di 13 menit terakhir lewat gol-gol Declan Rice (77’) dan Leandro Trossard (84’).
Bagi kubu The Blues, hasil imbang itu menghambat performa mereka yang belakangan sedang menanjak. Sebelum ditahan Arsenal, Raheem Sterling dkk. sempat menorehkan tiga kemenangan beruntun di kancah domestik.
Khusus di ajang liga, skuat London Biru juga membuang peluang untuk pertama kalinya merangkai tiga kemenangan beruntun sejak setahun terakhir. Pasalnya, terakhir kali Chelsea mengukir tiga kemenangan beruntun adalah pada periode 1 Oktober hingga 15 Oktober 2022. Kala itu, mereka secara berturut-turut menaklukkan Crystal Palace (2-1), Wolverhampton (3-0), dan Aston Villa (2-0).
Di sisi lain, Arsenal boleh berbangga hati karena sukses mengejar ketertinggalan dua gol hanya dalam tempo sekitar 15 menit akhir. Akan tetapi, raihan satu poin dari Stamford Bridge sebenarnya membuat mereka gagal naik ke puncak klasemen.
Posisi itu justru berhasil disambar Manchester City yang menang 2-1 atas tamunya, Brighton. Sementara itu, Tottenham Hotspur selaku pemegang puncak klasemen sebelumnya, baru akan bermain Selasa (24/10) menjamu Fulham. Jika menang, Son Heung-Min dkk. bakal kembali ke peringkat satu.
Berikat fakta-fakta menarik dari empat gol yang lahir di laga derbi London semalam.
- Palmer Termuda Setelah Saka
Sejauh ini, strategi Chelsea merekrut Cole Palmer dari Manchester City terbilang jitu. Palmer sudah mengemas dua gol dan dua assist dari tujuh penampilannya berseragam The Blues.
Gol pembuka laga yang dicetaknya tadi malam juga menjadikan Palmer sebagai pemain termuda ketiga dalam sejarah Premier League yang berhasil membobol gawang lawan lewat titik putih dalam dua laga terakhir secara beruntun.
Menurut Opta, Palmer yang berusia 21 tahun 168 hari, hanya kalah tua dari Bukayo Saka (20 tahun 230 hari) dan Peter Ndlovu (21 tahun 50 hari).
Ada tanggung jawab besar ketika seorang pemain ditunjuk sebagai eksekutor penalti, khususnya pemain-pemain muda seperti Palmer dan Saka di tim sebesar Chelsea dan Arsenal.
- Trossard Sang Super-Sub
Tak ada yang paling disyukuri pendukung Arsenal selain gol penyeimbang Leandro Trossard. Gol itu tak hanya menghindarkan The Gunners dari kekalahan, tapi juga menghadirkan kesan mendalam bagi sang pencetak gol itu sendiri.
Khusus di ajang Premier league, gol tersebut merupakan gol ketiga Trossard sejak menjadi bagian London Merah pada awal tahun ini. Nah, yang membuat makin spesial lagi, ketiga gol Trossard tersebut seluruhnya lahir saat ia tampil sebagai pemain pengganti.
Di laga versus Chelsea tadi malam, Trossard baru merumput sekitar empat menit (menit 78’) sebelum akhirnya sukses mencetak gol penyeimbang laga Arsenal (84’).
Sementara itu, dua gol Trossard sebelumnya untuk Arsenal ia cetak ke gawang Everton (17 September) dan Brentford (11 Februari).
Kala bersua Everton, Trossard masuk menggantikan Gabriel Martinelli yang mengalami cedera di pertengahan babak pertama. Ia lalu berhasil mencetak gol tunggal kemenangan atas The Toffees di menit 69’.
Sedangkan golnya ke gawang Brentford menjadi gol perdananya untuk Arsenal. Kala itu, ia juga baru merumput sekitar empat menit (masuk menggantikan Martinelli di menit 62’) sebelum akhirnya membobol gawang lawan di menit 66’. Sayangnya di laga tersebut, Arsenal ditahan imbang 1-1 lantaran Brentford berhasil menyamakan kedudukan lewat gol Ivan Toney (74’).
- Gol Identik Rice dan Mudryk
Selain Palmer dan Saka, dua nama lain yang semalam masuk daftar scoresheet adalah Mikhailo Mudryk dan Declan Rice.
Mudryk merupakan pencetak gol kedua Chelsea, sedangkan Rice pencetak gol pembuka Arsenal yang akhirnya memicu rekan-rekannya untuk mengejar ketertinggalan.
Nah, baik bagi Mudryk maupun Rice, gol yang mereka cetak tadi malam merupakan sumbangan gol kedua bagi timnya masing-masing.
Sebelumnya, Mudryk mencetak gol debutnya untuk The Blues kala menang 2-0 di kandang Fulham pada awal Oktober silam. Kala itu, gol Mudryk menjadi gol pembuka laga.
Lantas, bagaimana dengan Rice? Sebelum membobol Chelsea, ia sudah lebih mencetak gol debutnya ke gawang Manchester United di pekan keempat, awal September silam.
Laga yang berlangsung di Emirates Stadium itu terbilang dramatis karena Arsenal sempat tertinggal lebih dulu lewat gol Marcus Rashford (27’) yang semenit kemudian langsung dibalas Martin Odegaard (28’).
Aksi comeback Arsenal di laga tersebut akhirnya lahir berkat gol debut Rice (90+6’) dan skuat Meriam London masih bisa menambah satu gol lagi berkat gol Gabriel Jesus (90+11’)
- Tradisi Empat Gol di Derbi London
Laga derbi London antara Chelsea dan Arsenal memang jarang seret gol, setidaknya jika berkaca dari catatan pertemuan sebelumnya-sebelumnya. Skor akhir 2-2 yang lahir di Stamford Bridge semalam menunjukkan hal tersebut.
Pasalnya, ini merupakan yang keempat kalinya dalam lima pertemuan terakhir (semua ajang) di mana laga berakhir dengan empat gol atau lebih.
Satu-satunya laga yang minim gol adalah kala Arsenal menang tipis (1-0) di kandang Chelsea musim lalu. Pada tiga pertemuan sebelumnya, selalu ada empat gol atau lebih yang tercipta, yakni Arsenal 3-1 Chelsea (3 Mei 2023), Arsenal 4-0 Chelsea (24 Juni 2022), dan Chelsea 2-4 Arsenal (21 April 2022).