Saat Anda membaca tulisan ini, Rashford baru saja merayakan hari ulang tahunnya yang ke-26 pada 31 Oktober atau dua hari setelah Manchester United dibantai 0-3 oleh Manchester City di Old Trafford, Minggu (29/10).
Itu pula mungkin mengapa ia sempat kedapatan dugem di sebuah klub malam usai laga derbi Manchester. Menurut beberapa media Inggris, Rashford berpesta di lantai dansa hingga lewat tengah malam. Padahal, sang striker sudah harus ikut sesi latihan tim di Senin pagi (30/10).
Kekalahan dari City dan buruknya performa Rashford musim ini jelas bukan kado spesial di hari ulang tahunnya. Ia baru mencetak satu gol dari 13 penampilan.
Kondisi itu berbanding terbalik dengan performa impresifnya musim lalu yang juga menjadi musim terbaik di sepanjang kariernya. Musim di mana ia sukses mengemas 30 gol.
Atas dasar produktivitasnya tersebut, manajemen Setan Merah memperpanjang kontrak Rashford pada bulan Juli silam. Ia diikat kontrak hingga lima musim mendatang dengan gaji 300.000 pound per pekan atau sekitar Rp 5,8 miliar. Angka itu juga menjadikan Rashford sebagai pemain United dengan gaji termahal.
Jadi, mana sebenarnya Rashford yang asli? Yang musim lalu tajam dengan koleksi 30 golnya? Atau yang kini tengah memble lantaran baru mengoleksi satu gol?
Di beberapa kesempatan, hanya kata-kata klise yang bisa dituturkan pelatih Erik ten Hag. Sang pelatih mengaku masih percaya bahwa ketajaman Rashford cuma masalah waktu.
“Tentu saja kami akan terus memberikan kepercayaan padanya. Saya memainkannya di tiap laga dan sering kali hingga menit akhir. Saya meyakini ketajamannya akan segera kembali dan mencetak banyak gol lagi,” ujar ten Hag dilansir Sky Sports.
Namun, sampai kapan ten Hag dan para fan United harus terus bersabar? Apalagi, jika mengacu pada data statistik yang mengindikasikan bahwa Rashford memang sedang mandul dan sial!
Menurut Opta, Rashford sebenarnya sudah melepaskan sebanyak 34 tembakan musim ini. Jumlah 34 tembakan itu merupakan yang terbanyak kedua setelah bomber Manchester City, Erling Haaland. Hanya saja, dari 34 tembakan Rashford tersebut, cuma tujuh yang menjadi shot on target. Jika dipersentase, rasionya menjadi hanya 20,6%.
Jika dibandingkan dengan seluruh pemain yang sudah melepaskan lebih dari 20 tembakan di Premier League musim, maka cuma striker Luton Town, Carlton Morris (17,4%), dan bomber Liverpool, Luis Diaz (20%), yang rasio tembakannya lebih buruk dibanding Rashford. Catat juga bahwa koleksi gol Morris (3 gol) bahkan tetap lebih banyak dari Rashford.
Lalu, karena Rashford baru mengoleksi satu gol di liga, maka ada 67 pemain lain yang sejauh ini sudah mengemas gol lebih banyak (dua gol atau lebih) dibanding Rashford.
Beberapa di antara ke-67 nama-nama tersebut bahkan mungkin tak sepopuler Rashford. Sebut saja seperti John McGin (2 gol/Aston Villa), Gustavo Hamer (2 gol/Sheffield United), Joachim Andersen (2 gol/Crystal Palace), Chris Wood (3 gol/Nottingham Forest), Carlton Morris (3 gol/Luton Town), Lyle Foster (3 gol/Burnley), Odsonne Edouard (4 gol/Crystal Palace), Evan Ferguson (5 gol/Brighton), hingga Hwang Hee-Can (6 gol/Wolverhampton).
Khusus di internal tim, Rashford juga masih keteteran mengejar koleksi gol rekan-rekannya. Padahal, ia mendapat jatah menit bermain cukup banyak, yakni 1.095 menit tampil di semua ajang. Meski begitu, koleksi golnya masih di bawah Casemiro (4 gol/906 menit), Scott McTominay (3 gol/448 menit), Rasmus Hojlund (3 gol/778 menit), dan Bruno Fernandes (2 gol/1.170 menit).
Bek legendaris Liverpool yang kini menjadi pengamat di Sky Sports, Jammie Carragher, meyakini bahwa performa Rashford musim ini lebih mendekati kenyataan yang sebenarnya ketimbang musim lalu.
“Ketika tim Anda sedang tidak bagus, dan nyatanya memang demikian, maka performa Anda juga tak akan sebagus musim lalu saat semuanya berjalan baik-baik saja. Jadi, Rashford sendiri yang harusnya bekerja lebih keras lagi,” ujar Carragher.
“Saya meyakini bahwa Rashford bukanlah striker kelas dunia. Ia sedikit di bawah level itu. Jadi ketika United diharapkan bisa menjuarai liga atau di Eropa, maka mereka tak bisa hanya dengan mengandalkan Rashford sebagai bomber utama,” lanjut Carragher.