“Battle of the Americas” kali ini akan lebih ketat lagi. Di Estadio do Maracana, Rio de Janeiro, pada Selasa (21/11), kedua kubu berniat merespons kekalahan mengejutkan pekan lalu.
Kondisinya langka. Terakhir kali kedua kubu mengalami kekalahan di hari yang sama terjadi pada 2015. Duel matchday 6 kualifikasi Piala Dunia 2026 ini akan berjalan menarik dan boleh jadi tambah sengit dengan latar tersebut.
Argentina tergeser ke peringkat kedua klasemen zona Conmebol. Brasil, dengan hanya satu poin dari tiga laga terakhir, terdampar di peringkat kelima.
Selecao Brasileiro jelas berkeinginan bangkit dari hasil-hasil jeblok sebelumnya. Tiga laga tanpa kemenangan, ditutup dengan kekalahan dari Kolombia dengan dua gol Luis Diaz ke gawang Alisson, menjadi yang pertama kali bagi juara dunia lima kali itu sejak November 2019.
Brasil akan menyandarkan kepercayaan diri mereka pada catatan luar biasa di rumah. Selecao tidak pernah kalah di kualifikasi Piala Dunia jika bermain di kandang.
Masalahnya, Argentina juga tangguh saat bertandang. Terlebih, belakangan merupakan lawan berat bagi Brasil. Di tiga benturan terakhir, Albiceleste mampu membukukan dua kemenangan dan sekali seri.
Salah satu kemenangan Argentina berujung gelar Copa America pada 10 Juli 2021 buat pasukan Lionel Scaloni. Gelar perdana Lionel Messi bersama Albiceleste senior itu terasa lebih manis karena terjadi di Estadio do Maracana, kandang keramat Brasil. Tempat yang sama mungkin tampak masih akan nyaman buat kubu tamu pada Selasa nanti.
Lebih lanjut, gelar Copa America itu berandil besar terhadap takhta yang lebih tinggi sekitar satu setengah tahun kemudian. Alexis Mac Allister cs. mengangkat Piala Dunia di Qatar 2022.
Sebelum kekalahan dari Uruguay di kandang, Argentina masih menunjukkan keperkasaan. Kekalahan itu baru yang pertama sejak kekalahan dari Arab Saudi di laga pertama Tim Tango di Qatar 2022.
Fernando Diniz, pelatih interim Brasil, masih akan mencoba menularkan keyakinan usai membawa Fluminense juara Copa Libertadores. Namun, repot buat Brasil racikannya, daya dobrak mereka kehilangan seorang andalan lagi. Vinicius Jr. mengalami cedera hamstring saat Tim Samba keok 1-2 dari Uruguay.
Padahal Brasil tampak tengah penurunan kreativitas setelah Neymar mengalami cedera. Absensi itu bakal lama akibat cedera lutut parah sang bintang.
Tanpa Neymar dan Vini, Brasil bakal berkesulitan menembus pertahanan Argentina yang menimba pelajaran dari kekalahan. Albiceleste masih memiliki Messi.
“Tidak diragukan Messi adalah pemain terbaik di dunia. Ia masih sangat berbahaya. Kami harus benar-benar mewaspadainya,” ucap Rodrygo, salah satu andalan tersisa Selecao di depan, dalam konferensi pers sehari sebelum pertandingan.
Messi mungkin tidak akan bergerak secara leluasa. Namun, sedikit kelengahan lawan akan memudahkan eks Barcelona itu untuk mengubah permainan menjadi keuntungan Argentina.
Momen seperti itu sangat mungkin terjadi di Maracana seiring kondisi karut-marut si empunya. Messi akan siap mencatat sejarah: memberikan kekalahan pertama di kandang buat Brasil di ajang kualifikasi Piala Dunia.