Aston Villa memang cuma menang tipis 1-0 kala menjamu Manchester City, Kamis (7/12). Akan tetapi, mereka menampilkan permainan yang luar biasa.
Gol tunggal penentu kemenangan Villa dicetak Leon Bailey (menit 74’). Prosesnya lahir lewat serangan balik. Bermodalkan kecepatan dan nyalinya dalam menerobos pertahanan City, gelandang Villa asal Jamaika itu sukses melumpuhkan barisan pertahanan Villa yang tampak mulai kehabisan akal lantaran terus dibombardir sepanjang laga.
Pasalnya, gol Bailey tersebut hanyalah satu dari total 22 tembakan (7 on-target) yang dilepaskan para pemain tuan rumah. Bandingkan dengan para pemain City yang cuma sanggup melepaskan dua tembakan (2 on-target).
Statistik tersebut merupakan salah satu yang mencoreng kiprah Pep Guardiola. Dari 281 kesempatannya mendampingi The Citizens di ajang Premier League, jumlah 22 tembakan itu merupakan jumlah tembakan terbanyak lawan yang pernah dihadapinya.
Bahkan, jumlah 22 tembakan Villa tersebut juga menyamai jumlah terbanyak yang pernah diderita tim asuhan Guardiola selama ia berkiprah dalam 535 laga di lima kasta tertinggi Eropa.
Dari 22 tembakan itu, sebanyak 13 di antaranya lahir di babak pertama dan hal itu juga menjadi jumlah tembakan terbanyak di 45 menit awal versus tim asuhan Guardiola.
Beragam data statistik di atas menggambarkan betapa repotnya Ruben Dias dkk. dalam menghalau agresivitas serangan Bailey dkk. Sebagai tambahan, Villa juga tercatat 13 kali memenangi penguasaan bola di 1/3 akhir lapangan.
Fakta lain yang menunjukkan City cukup menderita di laga ini adalah soal bagaimana mereka cuma bisa melepaskan dua tembakan sepanjang laga. Dilansir Opta, jumlah dua tembakan itu merupakan jumlah tembakan paling sedikit yang pernah dibuat tim asuhan Guardiola di sepanjang kariernya.
Kemenangan impresif Villa juga menegaskan status mereka sebagai kuda hitam dalam persaingan gelar juara musim ini. Mereka sukses mengakuisisi City dari peringkat tiga. Villa kini tinggal berjarak dua poin dengan Liverpool (peringkat 2) dan empat poin dengan Arsenal (peringkat 1).
Kemenangan atas City juga menjadi kemenangan ke-10 Villa dari 15 laga yang telah dijalani. Menurut Squawka, catatan tersebut sudah menyamai torehan impresif serupa mereka di musim 1980/81, musim di mana akhirnya Villa keluar sebagai juara liga.
Selain soal peluang juara tersebut, Villa juga berhasil melanjutkan torehan bagus mereka di laga kandang. Pasalnya, kemenangan atas City tampil merupakan kemenangan kandang ke-14 Villa secara beruntun di mancha Premier League.
Jumlah itu sudah menyamai rekor kemenangan beruntun mereka sepanjang sejarah kala mengukirnya di tahun 1903 dan 1931.
*Emery patahkan dominasi Guardiola
Meski mengakui Villa yang tampil lebih baik, Guardiola namun menepis anggapan bahwa mereka kalah karena absennya Rodri. Padahal, fakta menunjukkan bahwa lima kekalahan terakhir City lahir di saat gelandang asal Spanyol itu absen. Khusus di laga kontra Villa tadı malam, ia absen karena hukuman akumulasi kartu.
“Toh dengan tampilnya Rodri, kami tetap tidak bisa menang atas Liverpool dan Spurs di dua laga sebelumnya. Tentu saja, Rodri penting. Namun, sudah tugas saya untuk menemukan solusinya,” ujar Guardiola dilansir Sky Sports.
“Tim yang tampil lebih baik yang menang dan Villa melakukannya. Kami kesulitan membangun serangan, terutama ketika mereka bertahan dengan medium block. Mereka juga mengontrol banyak aspek di sepanjang laga. Saya kira, itulah mengapa mereka bisa berada di papan atas. Villa menampilkan sepak bola indah, sedangkan kami tak bisa melakukannya,” lanjut Guardiola.
Di sisi lain, Emery layak mendapat kredit karena strateginya berhasil meredam permainan asli City. Apalagi, ini juga menjadi kemenangan head-to-head perdananya kontra Guardiola dari total 14 pertemuan.
Dilansir Sky Sports, 13 kekalahan sebelumnya bahkan menjadikan Guardiola sebagai pelatih yang paling sering mengalahkan Emery di sepanjang karier eks pelatih Sevilla, Paris Saint-Germain, Arsenal, dan Villarreal tersebut.
Namun, ia tak mau terlalu larut dalam kemenangan bersejarah ini. Pelatih berusia 52 tahun itu lebih menyoroti soal strateginya yang berjalan cukup baik dan berharap para pemainnya bisa langsung fokus ke laga berikutnya yang tak kalah berat (vs Arsenal) akhir pekan ini.
“Bisa mengalahkan Guardiola sebenarnya tak terlalu spesial buat saya. Kami lebih ingin membuat City larut dalam permainan kami dan saya kira, kurang lebihnya itu berhasil,” ujar Emery.
“Sudah menjadi kebiasaan kami belakangan ini untuk tampil dengan high press dan kali ini, strategi itu berjalan mulas. Tentu saja, kami harus sangat terorganisir untuk bisa melakukannya. Jadi, permainan kami malam ini bisa dibilang cukup fantastis dan hal ini wajib dilanjutkan. Tantangan berikutnya adalah hari Sabtu,” tutup Emery.