Arsenal mendapatkan kesempatan untuk meneruskan tekanan terhadap Manchester City. The Gunners perlu melewati ujian berupa adu gengsi kala menjamu klub sekota, Chelsea, pada Selasa (22/4) petang atau Rabu dini hari WIB.
Arsenal mendulang optimisme tinggi dari hasil akhir pekan silam. Mereka bisa pulang dari Molineux, kandang Wolverhampton Wanderers, dengan kemenangan 2-0. Tripoin itu mengembalikan Gunners ke puncak klasemen, kendati Man. City masih menyimpan satu laga, atau dua laga setelah derbi London ini.
“Saya sangat menyukai penampilan tim, hasilnya, dan clean sheet. Pemain secara individual memperlihatkan bahwa mereka masih bisa mencapai tahap kemajuan dan ketabahan yang dibutuhkan pada momen ini untuk tampil agar bisa diperhitungkan,” ucap Mikel Arteta dikutip BBC usai pertandingan.
Duel di Emirates Stadium pada Selasa ini menyajikan pula tantangan mental buat si pemilik stadion. Khusus laga kandang, Arsenal mesti segera melupakan kekalahan menyesakkan dari Aston Villa dua minggu lalu. Hasil itu membuat posisi puncak lepas dari genggaman Gunners, beralih ke tangan Man. City.
Kans untuk juara tetap ada bagi Arsenal. Agar tetap terpelihara, The North Londoners bakal memaksimalkan semua daya. Menjamu Chelsea, Arsenal akan mengedepankan catatan pertemuan apik melawan rival sekota itu.
Gunners sekali kalah dan dua kali imbang dalam delapan benturan terakhir dengan Chelsea. Satu kekalahan itu terjadi di Emirates Stadium pada Agustus 2021. Setelahnya, Gunners menang 3-1 saat menjamu Si Biru musim lalu.
Yang jelas, duel dua kubu ini biasanya berlangsung ketat. Gengsi selalu menyertai benturan keduanya, seiring status mereka sebagai dua klub London tersukses. Belum lagi bumbu pemain yang menyeberang seperti Ashley Cole beberapa tahun silam atau Kai Havertz yang terakhir.
View this post on Instagram
Ancaman Eks Pesaing
Chelsea datang setelah kekalahan tipis dari Man. City di semifinal Piala FA. Dengan tersingkirnya mereka dari kompetisi piala itu, The Blues melihat kesempatan menembus Eropa musim depan dari Premier League.
Niat itu terlihat realistis. Bertengger di peringkat kedelapan di klasemen, Chelsea hanya terpaut tiga poin dari peringkat keenam.
Juara dua kali Liga Champion itu belum terkalahkan di delapan laga liga terakhir mereka, empat laga di antaranya berakhir dengan tripoin. Deret itu terpanjang sejak Maret 2021.
Performa angin-anginan membuat Si Biru sulit diprediksi. Dibangun dengan pemain-pemain muda berbiaya transfer mahal, skuad Mauricio Pochettino kerap terlihat tidak bisa melampaui beban besar.
Akan tetapi, Si Biru belum berhasil mengembalikan status mereka sebagai kubu elite. Setelah menukik musim silam, Chelsea musim ini belum pernah mengalahkan klub empat besar, walau empat duel di antaranya bisa menahan imbang.
Beberapa hasil imbang itu menunjukkan kemampuan Chelsea untuk setidaknya merepotkan tim-tim yang saat ini lebih mapan. Liverpool, Man. City, dan Man. United adalah mantan pesaing yang kerepotan saat menghadapi Cole Palmer dkk.
Dengan kiprah kurang konsisten, Chelsea bisa bermain imbang saat menjamu Gunners di pertemuan pertama musim ini. Seiring keinginan untuk tampil di kompetisi antarklub Eropa musim depan, skuad London Barat itu dapat pula menyasar ulangan performa tersebut hingga grafik bagus di bagian akhir musim silam.
Hanya, ambisi Arsenal tampak lebih besar. Mengingat Prem adalah peluang tersisa buat Martin Odegaard cs. untuk mengangkat trofi musim ini, mereka bakal habis-habisan di sisa musim sambil berharap Man. City tergelincir. Chelsea belum akan menghadang niat tersebut.