Arema FC masih belum mampu tampil konsisten secara positif di Liga 1. Di laga terakhir, Arema kalah lagi dari Persib Bandung di Stadion Pakansari, Cibinong, Kabupaten Bogor, Kamis (23/2/2023).
Arema sejatinya datang ke musim ini dengan status kampiun ajang pra-musim, Piala Presiden 2022. Skuat asuhan Eduardo Almeida sangat diperhitungkan sebagai kandidat kuat juara Liga 1 musim ini.
Beban publik yang menggunung justru malah membuat Arema FC seakan memperlihatkan inkonsistensinya sejak laga perdana. Saat itu, Biru Timur takluk dari tim yang mereka kalahkan di final pra-musim, Borneo FC, dengan skor mencolok 3-0 di Samarinda.
Terpuruk di awal musim, Arema segera bangkit dengan menang atas PSIS Semarang di laga berikutnya. Tak hanya itu, mereka menjadi tim kedua yang sukses mengalahkan Bali United, tepatnya pada pekan keempat Liga 1 2022/2023.
Kemenangan Arema atas Bali United menjadi spesial lantaran didapat di kandang Serdadu Tridatu. Singo Edan pun tampil tak terkalahkan dalam tiga pekan sejak tumbang dari Borneo FC.
Namun, setelah itu, bak terkena badai kesialan, Arema FC mulai kesulitan meraih tripoin. Bahkan saat memasuki pekan kedelapan, pelatih Eduardo Almeida harus diistirahatkan oleh Arema FC.
Sempat Membaik saat Sistem Bubble
Tentu saja hal tersebut merupakan buntut dari hasil kurang memuaskan yang diterima oleh Arema FC. Akhirnya Arema pun menunjuk Javier Roca sebagai pelatih kepala untuk menjalani laga-laga berikutnya.
Apesnya, tiga laga yang dijalani oleh Javier Roca mendapatkan hasil yang kurang memuaskan. Singo Edan kalah dua kali dan hanya meraih satu kemenangan. Kekalahan yang didapat Arema FC diderita di Kanjuruhan di laga akbar saat menjamu Persib Bandung dan Persebaya Surabaya.
Sementara itu, kemenangan mereka diraih saat menghadapi mantan klub Roca, Persik Kediri. Jika ditotal, dari 11 laga awal yang dijalani, Arema hanya memenangi empat laga saja.
Sisanya? Mereka harus merasakan lima kali kekalahan dan dua kali hasil imbang. Tentu bukan hasil yang selaras dengan catatan pra-musim Arema yang cukup terlihat superior.
Hingga laga kesebelas, Arema hanya bertengger di peringkat kesembilan klasemen sementara Liga 1 2022/23 dengan mengoleksi 16 poin.
Badai yang menerjang Arema FC pun tak sampai disitu. Tragedi Kanjuruhan yang terjadi selepas laga di pekan ke-11 saat menjamu Persebaya, benar-benar menampar keras tim berjulukan Singo Edan itu.
Banyaknya korban jiwa yang berjatuhan membuat Arema FC dihukum berupa laga tanpa pendukungnya di stadion, di sisa laga Liga 1 2022/2023. Akhirnya PSSI pun membuat peraturan dengan melasanakan sistem bubble di sisa laga putaran pertama Liga 1 2022/2023.
Di saat sistem bubble diterapkan, di situlah Arema mulai bangkit dari keterpurukan. Putaran pertama yang saat itu menyisakan enam laga, nyaris disapu bersih oleh Arema.
Evan Dimas dan kawan-kawan sukses membukukan empat kemenangan dan dua kali kalah dari enam laga yang dijalaninya. Walhasil, mereka menutup putaran pertama dengan bertengger di peringkat ketujuh dengan koleksi 26 poin.
Beranggapan bakal kembali bangkit di putaran kedua, Arema justru kembali lupa bagaimana caranya untuk menang. Tiga laga awal di putaran kedua harus dilalui dengan kekalahan.
Buntut dari kekalahan itu, Arema akhirnya sepakat mengakhiri hubungan kerja dengan Javier Roca. Singo Edan kemudian menunjuk I Putu Gede untuk menjadi pelatih di sisa laga yang ada.
Harapan pun hadir, I Putu Gede sukses memenangkan pertandingan pertamanya bersama Arema FC. Sayangnya, di laga kedua dan keempat I Putu Gede, ia harus bertemu lawan berat, Persija Jakarta dan Persib Bandung yang sedang melaju di jalur juara.
Persiapan yang sudah matang dari lawannya itu membuat Arema tak banyak berkutik dan akhirnya menerima kekalahan. Sampai pekan ke-24, Arema berada di peringkat ke-11 klasemen sementara Liga 1 2022/2023 dengan mengoleksi 32 poin.
Tentu bukan hasil yang bagus untuk tim sebesar Arema FC. Apalagi sejauh ini Arema FC selalu kesulitan menang di tangan lawan beratnya seperti Persib Bandung, PSM Makassar, Persija Jakarta, dan Persebaya Surabaya.
Berbeda dengan beberapa musim lalu di mana mereka selalu mempersulit jalan para tim kuat tersebut di Liga 1. Sebagai contoh, pada Liga 1 2018, Arema tidak terkalahkan saat menghadapi tim besar seperti Persib, Persija, PSM dan Persebaya.
Efek dari tragedi Kanjuruhan ditenggarai menjadi salah satu faktor yang membuat Singo Edan sulit untuk mengaum lagi.
Manajer Arema sebelumnya, Ali Rifki, mengaku bahwa para pemain Singo Edan “kena mental” setelah teagedi Kanjuruhan.
“Dengan tim sudah kemarin, hari ini juga, video call, saya meminta jaga kondisi dan mentalnya, bayak istirahat juga. Mereka pasti tertekan dengan tragedi kemarin, mereka banyak yang syok, tapi Alhamdulillah, tadi ada yang selalu turun ke keluarga korban,” kata Ali Rifki kepada wartawan, termasuk JebreeetMedia, dikutip Jumat (7/10/2022).
“Nanti setelah kami menangani keluarga korban, kami kumpulkan seluruh tim, kami tanya satu per satu bagaimana perasaan mereka, dan akan kami bantu kalau ada apa-apa dengan mental mereka,” katanya lagi.
Selain mental, bermain sebagai tim musafir tentu jadi pengaruh yang signifikan terhadap penampilan Arema sejauh ini. Sempat luntang-lantung lantaran tidak diterima di beberapa daerah untuk memainkan laga kandang, Arema akhirnya baru mendapatkan rumah sementaranya yakni di Stadion PTIK, Jakarta Selatan setelah putaran kedua berjalan empat pekan.