Serius, berikan saja gelar Serie A musim ini kepada Napoli sekarang, tidak usah menunggu sampai akhir musim.
Napoli membuat jarak keunggulan yang sangat lebar di Serie A. Keunggulan itu telah mencapai 18 poin alias enam kemenangan setelah mereka membukukan tripoin di kandang Empoli pada Sabtu (25/2), diikuti tumbangnya pesaing terdekat.
Tekanan dahsyat, yang mewarnai hampir seluruh kiprah Napoli musim ini, dapat membuat pemain lawan membuat kesalahan sendiri. Gol bunuh diri bek Empoli, Ardian Ismajli di menit ke-17 adalah buktinya.
I Partenopei, julukan Napoli, menggandakan keunggulan pada menit ke-28 via rebound Victor Osimhen. Penyerang Nigeria berusia 24 tahun ini menceploskan bola muntah dari kiper Empoli usai mencoba menahan tembakan dari luar kotak yang dilepaskan rekan sehati Osimhen, Khvicha Kvaratskhelia.
Jarak keunggulan di klasemen merupakan yang terbesar di lima liga utama Eropa. Napoli mungkin bukan tim yang diramal bakal melakukannya musim ini. Namun, klub yang berkandang di Stadion Diego Armando Maradona–memakai nama legenda klub, Argentina, dan dunia–melakukannya secara mencengangkan.
Beberapa kondisi eksternal mungkin ikut menyokong performa ciamik Napoli musim ini. Juara bertahan Milan seperti sedang terbeban jika bukan penurunan motivasi. Juventus sedang sakit-sakitan. Roma belum konsisten, begitu pula pesaing terdekat, Internazionale. Kekalahan di kandang Bologna pada Ahad (26/2) merupakan bukti sahih kiprah angin-anginan Inter yang hanya akan menguntungkan Napoli.
Namun, Napoli sendiri yang wajib mendapat kredit terbesar buat lesatan mereka sendiri.
Luciano Spalletti jelas menjadi arsitek terpenting dalam kebangkitan luar biasa I Partenopei. Setelah dua tahun absen selepas dipecat Inter, Spalletti dipilih untuk menukangi klub Italia Selatan ini menggantikan Gennaro Gattusso. Allenatore yang pernah membawa Zenit St. Petersburg juara Rusia ini mampu membangun tim yang praktis tanpa bintang besar tapi sangat kompak.
Pengaruh Spalletti di Napoli tergolong instan. Pada musim pertamanya, Gli Azzurri finis di peringkat ketiga. Akan tetapi, keputusan Spalletti pada musim panas 2022 melepas sejumlah andalan lama seperti Kalidou Koulibaly, Dries Mertens yang adalah pencetak gol terbanyak klub di semua kompetisi, Fabian Ruiz, dan kapten tim, Lorenzo Insigne, mengundang pertanyaan.
Pertanyaan berlanjut dengan pembelian pemain seperti Kvaratskhelia, Kim Min-jae, Giacomo Raspadori, dan Giovanni Simeone. Jawabannya segera terlihat selepas musim panas itu.
Setelah menekuk Roma pada 23 Oktober 2022, Napoli mengukir 11 kemenangan beruntun di semua kompetisi untuk menyamai rekor lama pada 1986 saat Maradona masih bermain di sana. Catatan apik lainnya adalah hadir sebagai tim ketiga pada era tiga poin untuk kemenangan yang mencapai 50 poin di paruh pertama musim Serie A setelah Juve 2013/14 dan Inter 2006/07.
Napoli mencuat sebagai kekuatan menakutkan. Pada 13 Januari silam, Partenopei menggebuk Juve 5-1 untuk kekalahan terburuk lawan do liga sejak 1993.
Jangan lupa, Napoli masih berkeliaran di Liga Champion juga dengan kiprah menawan. Partenopei, yang lolos ke fase gugur sebagai juara grup mengungguli Liverpool, berpeluang besar ke perempat final setelah menang 2-0 di kandang Frankfurt di leg 1 ronde 16 Besar.
Performa mantap Napoli berkisar pada kecenderungan permainan tempo tinggi yang mengandalkan kemantapan lini per lini.
Pertahanan Napoli tampil paten musim ini. Duet Kim Min-jae dan Amir Rrahmani di sentral pertahanan, dengan Rui di kiri dan Giovanni di Lorenzo di kanan, plus kiper Alex Meret, membuat Napoli hanya kebobolan 16 gol, tersedikit di Serie A. Tersedikit berikutnya adalah Juve (17 gol), diikuti Roma dan Lazio (19).
Namun, tampilan yang terbilang paling mengesankan adalah daya gedor di depan. Osimhen di tengah depan didampingi Kvaratskhelia di kiri dan Hirving Lozano di kanan membuat Napoli jadi paling subur di Serie A dengan 58 gol. Osimhen tengah memuncaki daftar top-scorer Serie A dengan 19 gol. Kvaratskhelia menyumbangkan 10 gol dan 9 assist, terbanyak saat ini.
Di sektor gelandang, Stanislav Lobotka diapit Piotr Zielinski dan Andre Zambo Anguissa untuk memberikan keseimbangan yang dibutuhkan Gli Azzurri. Sejumlah pemain yang kebanyakan bisa bermain di banyak posisi seperti Matteo Politano, Eljif Elmas, Mathias Olivera, Raspadori, hingga Simeone, merupakan pelapis mumpuni.
Ada, memang, beberapa potensi gangguan. Osimhen disebut menunjukkan kegusarannya di ruang ganti usai menang atas Empoli. Spalletti masih membela sang striker dengan mengatakan bahwa kemarahan itu merupakan tanda hasrat tinggi dan kepemimpinan si pemain.
Lainnya adalah kesembronoan pribadi, seperti kartu merah langsung Mario Rui karena secara sengaja menyepak seorang pemain Empoli. Di sisi lain, Napoli tidak goyah meski tampil dengan 10 pemain sejak menit ke-67.
Napoli musim mendatang pun sangat mungkin tidak segila saat ini. Osimhen dan Kvaratskhelia sudah dilirik banyak klub sehingga mungkin hengkang. Spalletti konon dibidik Tottenham.
Saat ini, mari nikmati aksi gila Napoli. Cuma kesialan sangat besar yang bisa bikin Gli Azzurri enggak jadi kampiun Serie A musim ini.