Real Madrid berada di atas angin menjelang leg 2 perdelapan final menghadapi Liverpool. Dua alasan keunggulan sang juara bertahan sudah jelas.
El Real tampil di Santiago Bernabeu di leg 2 pada Rabu (15/3). Alasan kedua kefavoritan Madrid adalah keunggulan 5-2 dari leg 1 di Anfield.
Los Merengues juga tampak memiliki keunggulan secara psikologis. Madrid memenangi enam duel kontra Liverpool di Liga Champion, dua di antaranya di final.
Soal Liga Champion, Madrid memang terlihat tangguh secara mental. Mereka hanya sekali gagal lolos setelah menggenggam keunggulan dari laga pertama.
Satu-satunya kegagalan Madrid memanfaatkan keunggulan leg pertama terjadi pada 2018/19, musim Liverpool keluar sebagai kampiun. Si Putih menang 2-1 saat tandang leg 1 perdelapan final di Amsterdam, tapi Ajax membalikkan keadaan di Bernabeu dengan kemenangan 4-1.
Seperti Ajax ketika itu, Liverpool saat ini datang tentu dengan misi teramat berat. Di sisi lain, tugas membalikkan ketertinggalan tiga gol sudah pernah dilakukan Si Merah. Pada musim yang sama Madrid diempaskan Ajax, Liverpool menang 4-0 di Anfield setelah kalah 0-3 di Camp Nou, kandang Barcelona. The Reds jadi salah satu dari empat tim yang bisa membalikkan ketertinggalan tiga gol dari laga pertama.
Liverpool juga bisa melihat asa mereka terbantu fakta bahwa mereka pernah menang di Bernabeu, yakni di 16 Besar 2008/09 dengan skor 1-0. Hanya, kemenangan itu menyusul hasil 4-0 di Anfield.
Daya tarik pertemuan ini didorong pula oleh grafik permainan kedua tim setelah hasil 2-5 laga pertama di Anfield. El Real hanya bermain imbang di derbi ibu kota dengan Atletico, kalah di semifinal Copa del Rey dalam el clasico di Bernebeu dari Barca, imbang 0-0 dengan Real Betis sebelum akhirnya menang 3-1 atas Espanyol pada akhir pekan silam.
Setelah kalah di leg 1, Liverpool hanya bisa bermain imbang nirgol dengan Crystal Palace sebelum menang 2-0 atas Wolverhampton dan memukul telak Man. United 7-0, tapi kalah 0-1 di Bournemouth. Hasil 2023 ini pun memberikan jumlah kekalahan yang lebih besar daripada kemenangan, yakni enam berbanding lima.
Catatan buruk saat tandang Si Merah musim ini tampak semakin mengecilkan kans mereka menang di Bernabeu, jangankan dengan selisih tiga. Dari total 19 laga di luar Anfield, skuad Jurgen Klopp ini merasakan 10 kekalahan.
Sebaliknya, Madrid tangguh di kandang terutama di Liga Champion. Di ajang yang sudah 14 kali mereka juarai tersebut musim ini, El Real tengah mengukir empat kemenangan kandang secara beruntun.
Klopp cukup tahu diri mengenai peluang mungil timnya, tapi mencoba menggali keyakinan. “Ini Real Madrid yang unggul tiga gol, tapi kami tidak memiliki beban,” ujar seperti dikutip ESPN.
“Tiga pekan lalu saya memang bilang Madrid yang akan melaju ke fase berikutnya. Namun, kami tahu ada laga yang harus dimainkan. Kalau peluangnya hanya satu persen, kami akan mencobanya,” ucap manajer asal Jerman itu lagi.
Setelah menang di final musim lalu, Carlo Ancelotti berkata bahwa menghadapi Liverpool menjadi mudah karena Si Merah memiliki karakter tersendiri. Namun, eks pelatih Milan itu mengaku leg 2 ini bisa lebih mengecoh kubunya daripada Liverpool.
“Secara mental, laga besok akan lebih rumit bagi kami daripada buat Liverpool. Mereka akan tampil lepas sepanjang laga, apa pun yang terjadi. Walau sama seperti laga pertama kami akan mengusahakan yang terbaik, tak terelakkan kami kini lebih ragu daripada lawan,” kata Ancelotti dikutip The Guardian.
“Idenya jelas, kami tidak boleh merasa unggul. Kami mesti lebih berpikir untuk menyerang, tidak boleh bertahan,” tutur pelatih asal Italia itu. Ancelotti juga siap memainkan tim terbaiknya, termasuk Karim Benzema yang baru pulih dari cedera.
Dengan kewaspadaan Madrid itu, duel terbuka akan tergelar. Liverpool masih memiliki peluang untuk menang, tapi tidak akan mencegah Madrid melangkah ke delapan besar. Tidak akan ada tragedi buat Madrid di Bernabeu.