Liga 1 merupakan kompetisi sepak bola resmi yang ada di Indonesia. Liga 1 sendiri baru dimulai pada tahun 2017. Saat itu Liga 1 menjadi kompetisi baru pasca lepasnya Indonesia dari hukuman FIFA di tahun 2016.
Sebelum Liga 1, pada 2016 lalu, sepak bola Indonesia memiliki kompetisi yang diberi nama Indonesian Soccer Championship (ISC), sebelum akhirnya pada 2017 Liga 1 muncul.
Liga 1 menjadi kompetisi yang unik di Indonesia karena catatan-catatan apik yang diraih tim dan pemain. Bahkan, rekor gol satu pemain di kompetisi resmi di Indonesia berhasil terpecahkan pada Liga 1 2017, setelah bertahan selama 23 tahun lamanya.
Saat itu pemain Bali United, Sylvano Comvalius mencetak 37 gol dari 34 laga yang dimainkan. Sebelumnya rekor gol terbanyak di satu musim liga dipegang oleh Peri Sandria dengan 34 gol pada musim 1994/1995.
Belum lagi rekor pelatih yang juara tiga musim berturut-turut di dua tim berbeda. Rekor tersebut dipegang oleh Stefano Cugurra, pelatih Bali United yang juga membawa Persija Jakarta juara pada musim 2018 lalu.
Bali United juga menjadi tim pertama yang berhasil juara dua tahun secara berturut-turut selama Liga 1 digelar. Tim berjulukan Serdadu Tridatu itu sukses menjuarai Liga 1 di musim 2019 dan 2021/2022.
Selain catatan apik, nyatanya ada juga catatan yang kurang baik yang diraih oleh tim yang bermain di Liga 1. Catatan kurang baik tersebut adalah soal minimnya poin yang didapat selama satu musim bermain.
Hingga saat ini, setidaknya ada tiga tim yang finish terburuk selama gelaran Liga 1 dan gagal menyentuh 30 poin dalam satu musim.
BERIKUT 3 TIM YANG FINISH TERBURUK SELAMA LIGA 1 BERLANGSUNG:
1. Gresik United
Di urutan pertama ada Gresik United yang finish terburuk selama Liga 1 berlangsung. Saat itu Gresik United bermain di Liga 1 2017.
Dari 34 pertandingan yang dijalani, Gresik United hanya mengoleksi 10 poin saja. Poin tersebut didapat usai mereka memenangkan dua pertandingan saja, serta empat kali imbang dan 28 kali kalah.
Pada saat itu, Gresik United diperkuat oleh tiga pemain asing, Yusuke Kato (Jepang), Saša Zečević (Slovenia) dan Patrick da Silva (Brasil). Selain itu mereka juga punya nama-nama beken yang saat ini banyak dikenal seperti, Agus Indra, Satria Tama, Herwin Tri Saputra, Kushedya Hari Yudho, serta Fitrul Dwi Rustapa.
Namun para pemain tersebut gagal mengangkat Gresik United sampai akhirnya harus terdegradasi pada musim tersebut.
Catatan Gresik United di musim tersebut masih bertahan hingga saat ini. Belum ada tim yang mendapatkan poin lebih rendah dari Gresik United. Maka tak salah jika mereka berada di peringkat pertama sampai saat ini.
2. Persiraja Banda Aceh
Pada musim 2020, Persiraja Banda Aceh membuat para pecinta sepak bola di Indonesia terkagum-kagum. Tim yang pada saat itu baru promosi ke kasta tertinggi tersebut tidak terkalahkan di tiga laga pertama.
Lebih luar biasa lagi, Persiraja Banda Aceh tidak kebobolan sama sekali di tiga laga awal. Sayang, catatan tersebut menjadi tak berarti usai kompetisi dihentikan akibat COVID-19.
Kompetisi sendiri baru dilanjutkan di tahun berikutnya, tepatnya pada bulan Agustus 2021 atau hampir setahun sejak kompetisi dihentikan.
Persiraja Banda Aceh yang banyak diisi oleh pemain sejak di Liga 2, nyatanya harus ‘dikuliti’ oleh beberapa tim saat akan berlaga di Liga 1 2021/2022.
Eksodus pemain terjadi di Persiraja Banda Aceh sehingga kekuatan mereka harus menurun sampai akhirnya terdegradasi di musim itu. Di musim tersebut Persiraja Banda Aceh hanya mengoleksi 13 poin saja.
Jumlah poin Persiraja Banda Aceh didapat usai anak asuh dari Hendri Susilo itu hanya menang dua pertandingan, tujuh kali imbang serta 25 kali kalah.
3. Rans Nusantara
Di posisi ketiga sudah pasti akan ditempati oleh tim milik Raffi Ahmad, Rans Nusantara. Kepastian tersebut didapat setelah Rans Nusantara hanya mengoleksi 18 poin dari 31 pertandingan di Liga 1 2022/2023.
Sebetulnya untuk kompetisi Liga 1 2022/2023 sendiri belum usai, namun dengan poin yang ada, Rans Nusantara hanya akan mengoleksi poin maksimal, 27 poin dari 34 laga yang dijalani. Bahkan bisa saja kurang dari itu jika mereka gagal memenangkan satu pertandingan saja di sisa pertandingannya.
Dari 31 pertandingan yang dijalani, Rans Nusantara hanya memenangkan tiga pertandingan saja serta sembilan kali imbang dan 19 kali kalah.
Dengan komposisi pemain yang ada, sebetulnya sedikit membingungkan mengapa Rans Nusantara berada di posisi tersebut. Seper diketahui, mereka mempunyai pemain seperti Makan Konate yang pernah juara ISL bersama Persib Bandung, Wawan Hendrawan yang pernah juara Liga 1 bersama Bali United secara dua musim berturut-turut, Edo Febriansyah yang merupakan pemain timnas Indonesia dan masih banyak lagi.
Poin mereka masih jauh dari Kalteng Putra yang bisa saja menempati peringkat ketiga jika bisa melampaui catatan dari tim berjulukan Laskar Isen Mulang itu.
Pada musim 2019, Kalteng Putra hanya mengoleksi 31 poin saja dari 34 laga yang dijalani. Dengan begitu maka tidak salah jika akhirnya Rans Nusantara yang menempati peringkat ketiga karena mereka hanya akan mengumpulkan 27 poin, itu pun jika sukses menang di semua laga sisa di Liga 1 2022/2023.