Selepas ditundanya drawing Piala Dunia U-20, mulai banyak informasi simpang siur soal nasib event sepak bola terbesar tersebut. Dari mulai hukuman yang akan diterima Indonesia sampai ke perubahan tuan rumah ke negara lain.
Tentu alangkah baiknya jika kita semua menunggu kabar resmi dari pihak yang terkait soal bagaimana nasib Piala Dunia U-20 di Indonesia. Dengan begitu, informasi yang diterima pun memiliki keabsahan dan kepastian yang mutlak.
Permasalahan ditundanya drawing Piala Dunia U-20 bermula dari munculnya penolakan-penolakan keikutsertaan Israel U-20 di Indonesia. Penolakan pertama kali datang dari kepala daerah yang enggan daerahnya didatangi oleh Israel U-20.
Setelah itu, barulah muncul bola bola liar atau informasi simpang siur terkait penundaan drawing Piala Dunia U-20. Beberapa pihak mempertanyakan apakah drawing Piala Dunia U-20 betul ditunda atau hanya akal-akalan segelintir orang yang ingin merusak situasi di Indonesia.
Perdebatan pun tak terelakan di sosial media, tepatnya di banyak akun yang memberikan informasi seputar sepak bola di Indonesia.
Situasi tambah memanas saat penolakan meluas ke berbagai organisasi masyarakat, partai politik di Indonesia sampai ke kepala daerah lainnya. Semuanya berbondong-bondong menolak kedatangan Israel U-20 di Indonesia.
FIFA yang melihat adanya penolakan, akhirnya memberikan surat kepada PSSI untuk menunda drawing Piala Dunia U-20 yang awalnya akan digelar di Bali, Jumat (31/3). Komite Eksekutif (Exco) PSSI, Arya Sinulingga akhirnya membenarkan adanya penundaan drawing Piala Dunia U-20.
Penundaan drawing oleh FIFA sendiri disebutkan sampai batas waktu yang tidak ditentukan.
Tentu menjadi sebuah sinyal bahaya untuk Indonesia jika akhirnya FIFA tak memberikan waktu lain. Yang paling ditakutkan tentu saja FIFA memberikan hukuman untuk Indonesia.
Menurut Arya Sinulingga, saat ini PSSI akan mengantisipasi kemungkinan terburuk dari keputusan FIFA tersebut.
“Kami dari PSSI sedang memikirkan penyelamatan sepakbola Indonesia. Karena sanksi FIFA bisa mengucilkan sepakbola Indonesia dari dunia.
“Kami akan mencoba mencari solusi yang terbaik. Sepakbola Indonesia harus kita selamatkan bersama sama,” ujar Arya.
Jika melihat pernyataannya, sebetulnya sudah ada indikasi dari FIFA soal hukuman untuk PSSI. Hanya, semuanya sedang diminimalisir oleh PSSI.
Beberapa jalur pun tengah ditempuh oleh Ketua Umum PSSI, Erick Thohir agar Piala Dunia U-20 tidak berpindah dari Indonesia. Salah satunya lewat jalur pemerintahan.
“Ketua umum juga akan melaporkan kepada Bapak Presiden pada kesempatan pertama ko mencari solusi untuk semua ini baik secara diplomasi maupun politik luar negeri untuk bagaimana menyelamatkan sepakbola Indonesia yang kita cintai,” kata Arya.
Kegiatan menuju Piala Dunia U-20 sendiri sebetulnya tidak berhenti secara total. Diketahui saat ini FIFA melakukan kegiatan memverifikasi beberapa stadion yang akan digunakan di Piala Dunia U-20.
PENOLAKAN BERDATANGAN
1. Gubernur Bali, I Wayan Koster
Penolakan keikutsertaan Israel U-20 di Piala Dunia U-20 bermula dari Gubernur Bali, I Wayan Koster. Saat itu ia mengirimkan surat kepada Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) yang isinya menolak timnas Israel berlaga di Bali dalam ajang Piala Dunia U-20.
Surat bernomor T.00.426/11470/SEKRET perihal Penolakan Tim Israel Bertanding yang ditandatangani oleh Wayan Koster pada 14 Maret 2023.
“Kami mohon agar Bapak Menteri mengambil kebijakan untuk melarang tim dari negara Israel ikut bertanding di Provinsi Bali. Kami, Pemerintah Provinsi Bali menyatakan menolak keikutsertaan dari negara Israel bertanding di Provinsi Bali,” bunyi isi surat Koster tersebut.
2. Organisasi Masyarakat Keagamaan
Selanjutnya penolakan datang dari organisasi masyarakat keagamaan seperti, PA 212, FPI, dan sejumlah organisasi masyarakat lainnya yang menolak kedatangan timnas Israel ke Indonesia
Tidak hanya menolak, mereka bahkan sampai mengancam untuk mencegat kedatangan Israel U-20 di Indonesia.
“Israel menjajah. Indonesia sepakat penjajahan di dunia harus dihapuskan!” teriak salah seorang orator.
3. Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo menyatakan sikap menolak kedatangan Israel U-20 yang menurutnya sudah sesuai dengan amanat Presiden Pertama Republik Indonesia, Sukarno.
“Kita sudah tahu bagaimana komitmen Bung Karno terhadap Palestina, baik yang disuarakan dalam Konferensi Asia Afrika, Gerakan Non-Blok maupun dalam Conference of the New Emerging Forces. Jadi ya kita ikut amanat beliau,” kata Ganjar di Semarang, Kamis (23/3).
4. Partai PDIP
Untuk partai politik, PDIP menjadi yang pertama menyuarakan penolakan keikutsertaan Israel U-20 di Piala Dunia U-20.
Ketua DPP PDIP bidang Keagamaan dan Kepercayaan kepada Tuhan, Hamka Haq menyebut jika tidak aneh akan adanya penolakan untuk Israel U-20. Ia menilai jika penolakan sudah sesuai dengan konstitusi dan sama dengan sikap Presiden pertama RI Sukarno yang tidak mengakui Israel.
“Ya penolakan terhadap Israel itu berdasarkan prinsip Bung Karno, bahwa Bung Karno tidak akan mengakui negara Israel sebelum memerdekakan Palestina. Sampai sekarang prinsip itu dipegang oleh negara kita, termasuk oleh masyarakat luas,” kata Hamka di Sekolah Partai PDIP, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Selasa (21/2).
“Tentu penolakan itu berdasarkan sejarah kita sendiri. Artinya, tidak melanggar konstitusi kita, tidak melanggar prinsip, meski sebenarnya selama ini sudah ada jalinan-jalinan hubungan informal dengan Israel,” kata dia.
5. Partai PKS
Selain PDIP, ada PKS yang cukup vocal dalam menolak keikutsertaan Israel U-20 di Piala Dunia U-20 Indonesia. Mereka menganggap bahwa Israel adalah penjajah yang tidak sesuai dengan nilai-nilai NKRI.
Fraksi dari PKS yang juga anggota Komisi X DPR RI yang bermitra dengan Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) Sakinah Aljufri dengan jelas menolak Israel U-20 di Indonesia.
“Tidak boleh ada celah bagi negara penjajah untuk menginjakkan kakinya pada sejengkal tanah NKRI mana pun,” ungkapnya, Senin (27/03) di Jakarta.
Menurutnya pendudukan Israel terhadap Palestina merupakan penjajahan yang harus dihapuskan dari muka bumi ini. Ia menilai jika sikapnya sudah sesuai dengan pembukaan Undang-undang Dasar 1945 yang isinya menolak asanya penjajahan di atas dunia.
“Indonesia selalu berkomitmen untuk mendukung kemerdekaan setiap bangsa termasuk Palestina sebagaimana diatur dalam konstitusi kita,” terang Anggota Badan Kerja Sama Antar-Parlemen Dewan Perwakilan Rakyat ini.
BOLA LIAR PERPINDAHAN TUAN RUMAH
Setelah adanya pernyataan resmi soal ditundanya drawing Piala Dunia U-20, muncul lagi rumor terkait perpindahan tuan rumah dari Indonesia. Rumor tersebut berawal dari Yesayas Oktavianus, mantan pengurus PSSI.
Menurut versinya sendiri, Yesayas Oktavianus mengatakan bahwa sebetulnya FIFA sudah menunjuk Peru sebagai pengganti Indonesia yang akan menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20.
Ia mengklaim bahwa pemerintah sudah mendapatkan surat penghentian Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20, namun hingga saat ini masih belum mengambil tindakan.
“Sebetulnya pemerintah sudah mendapat surat pembatalan itu dari FIFA, tapi mereka belum mau muncul untuk mengungkap atau memberitahukan kepada rakyat Indonesia ini.”
“Karena tadi saya bilang, mungkin pemerintah sedang melakukan lobi-lobi tingkat tinggi di balik ini semua, sehingga mereka butuh sedikit waktu lagi untuk sampai pada kesimpulan akhir.”
“Apakah mereka menyerah, menerima keputusan dari FIFA itu, atau mereka tetap ngotot Indonesia menjadi tuan rumah,” ujar Yesayas.
Penyataan tersebut tentu saja kembali mengundang perdebatan dan membuat para pecinta sepak bola di Indonesia saling lempar batu. Padahal hingga saat ini belum ada pernyataan resmi dari PSSI maupun FIFA terkait perpindahan tuan rumah.
Atas dasar itu, jika dibiarkan pastinya akan cukup berbahaya. Pasalnya, bukan tidak mungkin pernyataan tersebut akan menggiring opini publik dalam bersikap.
Dengan demikian, ada baiknya para pecinta sepak bola di Indonesia lebih bersabar dan menunggu pernyataan resmi dari PSSI, seperti yang sudah dilakukan oleh Arya Sinulingga.
Dengan menunggu pernyataan resmi dari PSSI, sekaligus dapat meredupkan bola liar terkait Piala Dunia U-20. Pasalnya rumor terkait Piala Dunia U-20 banyak tersebar dan keabsahan serta kepastiannya pun patut dipertanyakan.