Judul di atas tak sekedar kalimat berima rangkai, tapi juga gambaran lini masa terkait tengah merebaknya fenomena seorang Mateo Retegui.
Nama Retegui tengah menjadi pusat perhatian. Hal itu tak lepas dari statusnya sebagai striker anyar tim nasional Italia yang langsung sukses mengemas masing-masing satu gol di dua laga penampilan awalnya bersama Gli Azzurri.
Debutnya berlangsung kala Italia menjamu Inggris di laga pembuka Grup C Kualifikasi Piala Eropa 2024, pekan lalu. Pada akhirnya, tuan rumah memang takluk 1-2.
Akan tetapi, sekitar 40.000 tifosi yang memadati Diego Armando Maradona Stadium malam itu, mendapat satu oleh-oleh berupa kehadiran calon bomber potensial lewat penampilan Retegui. Ia mencetak satu-satunya gol Italia di laga tersebut.
Tiga hari berselang, tepatnya kala bertandang ke Malta di laga kedua grup, nama Retegui kembali masuk scoresheet. Ia mencetak gol pembuka yang berujung dengan kemenangan 2-0.
Lantas, siapa sebenarnya Retegui? Bagaimana perjalanan kariernya hingga akhirnya bisa mencuat dalam sepekan terakhir ini? Menyusun dari berbagai sumber, Jebreeetmedia coba menyajikan bagaimana timeline terkait kiprah pemain berusia 23 tahun tersebut.
*Lahir dari keluarga hoki di Argentina
Retegui lahir pada tanggal 29 April 1999 di San Fernando, sebuah kota yang terletak sekitar 20 kilometer bagian utara dari ibu kota negara, Buenos Aires.
Ia lahir dari keluarga pelaku cabang olah raga hoki. Ayahnya, Carlos Retegui, merupakan mantan atlet hoki nasional dan pelatih timnas hoki Argentina yang sudah menyabet beragam gelar internasional.
Berkat pengaruh sang ayah, Retegui cilik juga sempat akrab dengan olah raga hoki. Meski di samping itu, ia juga tetap berlatih sepak bola yang merupakan hobinya.
Dikutip dari Football Italia, bahkan ada beberapa masa di mana Retegui kecil harus sejenak meninggalkan latihan sepak bola demi merajut karier di hoki.
*Dari hoki ke sepak bola
Meski begitu, takdir akhirnya mengembalikan Retegui ke olah raga yang dicintainya. Bakatnya membuat ia bisa bergabung ke dua akademi besar di Argentina, yakni River Plate dan Boca Juniors.
River lebih dulu menjadi tempat Rategui menekuni dasar-dasar sepak bola. Barulah pada saat usianya menginjak 17 tahun, Retegui pindah ke tim rival, Boca Juniors.
Setelah hampir dua tahun menempa ilmu di tim yunior, Rategui akhirnya disodorkan kontrak profesional pertamanya oleh manajemen Boca. Ia terdaftar di skuat utama untuk Argentina Primera Division 2017/18.
Kala itu, Boca dilatih Guillermo Barros Schelotto, salah satu penyerang legendaris Boca dan timnas yang juga sempat melatih tim Serie-A, Palermo (2016/17), meski hanya beberapa pekan karena imbas dari isu kepentingan birokrasi pemilik klub.
Kembali ke Rategui. Boca lantas meminjamkan sang striker untuk mengenyam lebih banyak pengalaman, di antaranya ke Estudiantes, Talleres, dan yang terakhir adalah Tigre, klub yang meminjamnya sejak Februari 2022 silam. Masa peminjaman Retegui di Tigre akan berlangsung hingga akhir tahun 2023.
*Dikontrak manajemen Totti
Sedikit mundur ke belakang, Retegui meyakini bahwa peningkatan kariernya bermula ketika ia didekati bintang legendaris AS Roma dan Italia yang kini mendirikan agensi pemain, Francesco Totti. Kesepakatan terjalin pada medio Agustus 2020 dan sejak itu, Retegui resmi berada di bawah agensi Totti, CT 10 Management.
Sang pemain mengaku tersanjung lantaran ia dipercaya masuk di manajemen mantan bintang Italia tersebut. Apalagi, manajemen Totti juga sudah melakukan riset yang cukup mendetail soal Retegui.
“Saya senang bisa bergabung dengan manajemen Totti. Ia bahkan tahu betul tentang karier dan kehidupan saya. Salah satu contohnya, Totti tahu betapa bagusnya permainan saudara perempuan saya yang berkarier sebagai pemain hoki,” ujar Retegui di Football Italia.
*Bersinar di Tigre, Dicueki Scaloni
Memang, bukan juga karena Totti datang, maka performa Retegui meningkat. Tetap dengan bermodalkan kerja keras dan kesabaran, kiprah bagus Rategui baru mulai terajut di Tigre.
Pada musim perdananya tahun lalu, Retegui berhasil mengemas 23 gol dari total 42 penampilannya di semua ajang. Khususnya di liga, ia mencetak 19 gol yang sekaligus menghadirkan gelar pencetak gol terbanyak Argentina Primera Division musim 2022.
Modal itu sebenarnya sudah lebih dari cukup untuk mengantar Retegui masuk ke timnas Argentina yang diproyeksikan tampil di Piala Dunia 2022. Namun, di sepanjang masa persiapan, tak sekali pun pelatih Lionel Scaloni tertarik untuk mencoba Retegui. Hingga akhirnya, skuat Tango terbang ke Qatar 2022 tanpa nama Rategui di dalamnya.
*Jadi naturalisasi, jejaki Camoranesi
Menyadari peluangnya tipis untuk masuk ke timnas Argentina, Retegui berupaya menempuh jalan lain. Berbekal darah Italia yang mengalir dari kakek dan neneknya, Retegui akhirnya resmi dinaturalisasi. Ia bisa menjadi pemain timnas Italia lantaran sebelumnya hanya membela Argentina di kancah yunior (U-19 dan U-20).
Proses hampir serupa juga pernah dijalani mantan winger Italia yang juga berasal dari Argentina, Mauro Camoranesi. Berkaca pada status Camoranesi sebagai bagian dari timnas Azzurri yang menjuarai Piala Dunia 2006, Retegui juga berharap bisa mencicipi pencapaian impresif serupa dengan pendahulunya tersebut.
Awalnya, sempat muncul segelintir anggapan negatif yang meragukan totalitas Retegui untuk Italia. Namun, hal itu langsung ditepis sang ayah.
“Jangan sesekali beranggapan demikian, saya pastikan ia akan total untuk membela Italia. Ia memiliki DNA Italia dan kini, makin terbuka kemungkinan ia berkarier di Serie A,” ujar Carlos Retegui, kepada La Repubblica.
*Mengapa Dipanggil Mancini ke Azzurri
Media-media Italia menyebutkan bahwa Italia tengah kekurangan stok penyerang tengah. Yang paling menonjol hanyalah Ciro Immobile.
Musim lalu, striker Lazio itu memang masih sukses menjadi pencetak gol terbanyak Serie A lewat koleksi 27 gol. Namun, Immobile kerap dilanda cedera musim ini. Produktivitasnya pun menurun drastis.
Hingga pekan ke-27, namanya baru tercatat di peringkat ketujuh daftar top skor lewat torehan sembilan gol, setara dengan Paulo Dybala (AS Roma), Beto (Udinese), dan rekan setimnya, Mattia Zaccagni (Lazio).
Meski begitu, Immobile dan Zaccagni tetap yang tersubur dibanding pemain-pemain asli Italia lainnya. Yang paling bisa mendekati hanyalah Riccardo Orsolini (Bologna/7 gol), Manolo Gabbiadini (Sampdoria/6 gol) dan duo Sassoulo, Domenico Berardi dan Davide Frattesi (keduanya 6 gol).
Beberapa nama langganan skuat Azzurri lainnya bahkan masih lebih tumpul lagi seperti Nicolo Barella (Inter/5 gol) dan Moise Kean (Juventus/5 gol).
Berkaca dari fakta-fakta tersebut, pelatih Roberto Mancini terpaksa mengembangkan pantauannya keluar Serie A. Apalagi, status sebagai juara bertahan Euro melekat di Italia. Ditambah lagi, kegagalan lolos ke Piala Dunia 2022 juga begitu membekas. Artinya, Mancini harus mempersiapkan amunisi terbaik guna mengawali langkah di babak kualifikasi ini.
Lalu munculah nama Retegui. Selain status top skor Argentina Primera Division musim lalu, produktivitas sang striker ternyata berlanjut musim ini. Ia sudah mengemas enam gol dari total sembilan penampilan.
Jika dikalkulasi, hampir dipastikan bahwa Retegui bisa mencetak satu gol setiap dua kali tampil. Rataan gol itu setidaknya tersaji lewat dua gol sang striker ke gawang Inggris dan Malta. Sebuah garansi yang tak hanya membayar kepercayaan Mancini, tapi juga menghadirkan puji-pujian dari penggila bola di Negeri Spageti.