Timnas Israel berdiri pada tahun 1928 dan terdaftar di Federasi Sepak bola Internasional (FIFA) setahun setelahnya. Data terkini yang dirilis FIFA, Israel menduduki peringkat 76 dunia dengan poin 1.315,67.
Tentunya peringkat tersebut cukup tinggi jika dibandingkan dengan timnas Indonesia yang berada di peringkat 151 dengan 1.033,9 poin. Selain itu, sejak pertama kali berdiri, timnas Israel selalu berada di peringkat 100 besar dunia.
Catatan terburuk Israel sendiri berada di peringkat 99 dunia yang terjadi pada Januari 2018 lalu. Angka tersebut terbilang cukup luar biasa untuk tim sekelas Israel (senior) yang notabene baru satu kali tampil di Piala Dunia dan empat kali di Piala Asia.
Selain memiliki tim senior, Israel juga memiliki tim muda. Jauh dari didirikannya IFA, Ide awal dibentuknya tim muda Israel baru tercetus pada tahun 1957. Kala itu, IFA sedang mempertimbangkan timnya untuk mengikuti kejuaraan Piala Eropa U-18 pada tahun 1958.
Namun, rencana tersebut baru terlaksana empat tahun kemudian, tepatnya pada Mei 1962. Saat itu tim Israel yang tergabung di U-19 baru bisa melakukan debutnya di ajang Piala Eropa U-19 1962.
Sejak saat itulah tim Israel usia muda cukup ngegas di kancah internasional. Uniknya, Israel sendiri beberapa kali berpindah federasi. Mereka tercatat sempat berada di UEFA (Eropa), AFC (Asia) dan Oceania (Kepulauan).
Dengan berpindah-pindah tersebut alhasil mereka sempat mengikuti beberapa turnamen yang diadakan oleh federasi tersebut. Sebagai contoh di Asia, Israel tercatat menjadi juara enam kali Piala Asia U-19, yakni pada 1964, 1965, 1966, 1967, 1971, dan 1972.
Kemudian di konfederasi Oceania, Israel pernah menjadi runner up kejuaraan U-19 pada tahun 1985 dan 1986.
Dan yang terakhir di UEFA, Israel juga bisa menjadi runner up Piala Eropa U-19 tahun lalu, usai kalah dari Inggris di final. Atas hasil tersebut mereka akhirnya dinyatakan lolos ke Piala Dunia U-20 untuk pertama kalinya sepanjang sejarah.
SOSOK SEPAK BOLA YANG MENDUNIA ASAL ISRAEL
Dalam sejarahnya, Israel juga memiliki pemain yang mempunyai karier cukup baik di Eropa. Para pemainnya pun sempat memperkuat tim-tim besar di Eropa. Berikut pemain kelas dunia milik Israel:
1. Yossi Benayoun
Perkembangan sepak bola Israel juga merupakan salah satu yang cukup baik di dunia. Banyak pemain dari Israel yang saat ini meniti karier di Eropa.
Mungkin pemain Israel yang paking terkenal ada Yossi Benayoun, mantan pemain Liverpool, Chelsea dan Arsenal. Ia juga merupakan pemain dengan caps terbanyak di Israel dengan 102 caps.
2. Tal Ben Haim
Selain Yossi Benayoun, ada Tal Ben Haim, mantan pemain Bolton Wanderers, Chelsea dan Manchester City. Namanya mulai dikenal dunia saat ia Bolton Wanderers dan Portsmouth.
Di kancah internasional, Tal Ben Haim merupakan pemain kedua dengan caps terbanyak di Israel. Ia sudah 94 kali bermain bersama timnas Israel.
3. Bibras Natcho
Nama Bibras Natcho mungkin tidak setenar Yossi Benayoun dan Tal Ben Haim, tetapi kariernya di Eropa cukup baik. Bibras Natcho banyak menghabiskan kariernya di Rusia.
Bahkan ia merupakan salah satu pemain yang menjadi andalan di CSKA Moscow. Bersama CSKA Moscow ia sempat meraih gelar juara di musim 2015-2016.
4. Monor Solomon
Monor Solomon merupakan penjaga gawang andalan milik Israel. Bermain profesional pertama di Maccabi Petah Tikva, akhirnya ia dibeli oleh Shaktar Donetsk.
Penampilannya yang apik akhirnya menbuat Fulham kepincut dengannya dan akhirnya meminjamnya di musim 2022/2023.
5. Shon Weissman
Sama seperti Monor Solomon, Shin Weissman merupakan penjaga gawang asal Israel. Namanya mulai dikenal saat Real Valladolid membelinya dari Maccabi Haifa pada tahun 2022.
Namun ia tidak mendapatkan tempat yang tetap dan akhirnya di musim ini dipinjamkan ke Granada.
Tidak hanya pemain, Israel juga punya pelatih yang dikenal oleh banyak orang. Ia adalah Avram Grant, mantan pelatih Chelsea yang sukses membawa klub asal London itu lolos ke partai final Liga Champions 2007/2008.
Sayangnya Avram Grant gagal membawa Chelsea juara karena harus kalah dari Manchester United lewat babak adu penalti.
Dengan deretan nama di atas, tak salah jika Israel saat ini bertengger di peringkat ke 76 dunia. Para pemain Israel mulai medapatkan privilege setelah bergabung dengan UEFA.
Para pemain Israel mulai diminati oleh klub-klub Eropa, bahkan klub-klub Israel juga memiliki kesempatan bermain di kancah Eropa.
Terbaru yang membuat banyak pihak terkejut adalah saat Maccabi Haifa mengalahkan Juventus di group stage Liga Champions Eropa, Oktober lalu.
PIALA DUNIA U-20 INDONESIA
Lolosnya Israel ke Piala Dunia U-20 menjadi polemik untuk tuan rumah, Indonesia. Sebagai negara yabg tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Israel, membuat banyak pihak menolak adanya Israel di Indonesia.
Penolakan tersebut karena sikap Indonesia yang tidak mengakui kedaulatan Israel dan pembelaannya terhadap Palestina. Seperti diketahui, Israel merupakan negara yang masih menjajah Palestina yang membuat Indonesia tidak bisa menerima keberadaan Israel.
Alasannya karena bertentangan dengan pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 yang menyebutkan bahwa “penjajahan di atas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan pri kemanusiaan dan pri keadilan”.
Alhasil terjadilah polemik menyangkut Indonesia. Akibat banyaknya penolakan tersebut, FIFA memerintahkan Indonesia untuk menunda drawing Piala Dunia U-20 yang seharusnya berlangsung di Bali, Jumat (31/3) mendatang.
Dalam perintah tersebut, FIFA menyatakan bahwa penundaan tersebut sampai batas waktu yang tidak ditentukan. Itu artinya FIFA belum menentukan apakah drawing akan tetap dilangsungkan atau tidak.
Karena hal itu pula banyak rumor yang beredar, seperti yang dikutip JebreeetMedia dari situs Israel ynet.co.il. Dalam situs itu disebutkan jika saat ini Argentina bersiap untuk menggantikan sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20.
Tidak sampai situ, dalam situ lainnya yang berbasis di Israel, srugim.co.il disebutkan pula jika Indonesia saat ini dibayang-bayangi oleh hukuman berat FIFA karena telah menolak Israel.
Jika nantinya Piala Dunia U-20 dipindahkan, maka sudah pasti Indonesia akan dihukum berat oleh FIFA. Sebagaimana yang ditulis dalam situs tersebut bahwa FIFA tidak mempunyai toleransi untuk hal seperti itu.
STANDAR GANDA FIFA
Dalam hal keadilan, tampaknya FIFA memiliki standar ganda yang sangat terlihat belakangan ini. Mungkin banyak dari JebreeetTeam yang mengingat kala Rusia dihukum oleh FIFA atas peperangan yang mereka lakukan kepada Ukraina.
Saat itu baik klub dan timnas Rusia dilarang tampil di ajang internasional. Dalam situs resmi FIFA, ditulis jika seluruh insan sepak bola bersatu untuk Ukraina.
“Sepak bola sepenuhnya bersatu di sini dan dalam solidaritas penuh dengan semua orang yang terkena dampak di Ukraina.
“Kedua Presiden berharap situasi di Ukraina akan membaik secara signifikan dan cepat sehingga sepak bola dapat kembali menjadi faktor persatuan dan perdamaian di antara masyarakat,” tulis FIFA dalam situs resminya.
Dengan sikap FIFA yang seperti itu tentunya akan berbahaya, pasalnya tak sedikit negara yang justru mempunyai konflik dengan negara lain.
Salah satunya yang saat ini menjadi polemik di Indonesia, yaitu Israel. Sebagaimana diketahui bahwa Israel masih menduduki tanah Palestina yang seharusnya hal itu tidak sejalan dengan pernyataan FIFA di permasalahan Rusia dan Ukraina.
Memang sepatutnya sepak bola tidak boleh disatukan dengan unsur lain, apalagi politik. Namun, sikap FIFA sendiri seolah telah mencampur adukan sepak bola dengan unsur lain yang seharusnya tidak boleh terjadi layaknya permasalahan antara Rusia dan Ukraina.
Alhasil saat ini Rusia melakukan banding ke Pengadilan Arbitrase Olahraga (CAS) atas ketidakadilan FIFA kepada mereka
Meski begitu, FIFA juga sebetulnya sempat mewadahi beberapa negara yang tidak memiliki hubungan diplomatik seperti halnya Korea Selatan dan Korea Utara.
Teringat momen saat Asian Games 2014 di Korea Selatan. Korea Selatan yang tidak mempunyai hubungan diplomatik dengan Korea Utara, justru harus bertemu dengan mereka di partai final sepak bola pria.
Bagusnya, Korea Selatan justru memisahkan hubungan politik dan olahraga. Alhasil pertandingan itu berjalan dengan lancar yang akhirnya dimenangi tuan rumah dengan skor 1-0.
Selain Korea Selatan dan Korea Utara, ada juga Amerika Serikat dan Iran yang bertemu di Piala Dunia 2022 lalu. Saat itu Amerika Serikat unggul 0-1 atas Iran.
Melihat hal tersebut, intinya bahwa seharusnya negara yang bersangkutan harus bisa memisahkan antara olahraga dan politik. Dengan begitu maka FIFA pun tidak akan mengambil keputusan yang dapat merugikan satu pihak.
KEJADIAN SERUPA, PENOLAKAN ISRAEL OLEH INDONESIA
1. Kualifikasi Piala Dunia 1958
Penolakan Indonesia atas kehadiran Israel sebetulnya bukan kali pertama. Dalam kualifikasi Piala Dunia 1958 Swedia, Indonesia juga menolak melawan Israel.
Penolakan ini terjadi ketika peluang Indonesia untuk lolos ke Piala Dunia tinggal selangkah lagi. Penolakan sendiri atas perintah perintah Bung Karno sebagai bentuk solidaritas terhadap Palestina.
Atas penolakan itu akhirnya Indonesia harus memberikan tiket ke Piala Dunia 1958 kepada Israel. Padahal pada tahun itu, tim sepak bola Indonesia cukup disegani di kancah internasional.
Bahkan Indonesia dijuluki sebagai ‘Macan Asia’ karena prestasinya yang selangkah lagi lolos ke Piala Dunia di saat negara Asia lainnya sulit untuk meriah prestasi tersebut.
2. Asian Games 1963
Selain itu, pada tahun 1963, Indonesia pernah menolak kedatangan Israel dan Taiwan di Indonesia yang saat itu menjadi tuan rumah Asian Games. Indonesia juga tidak memberikan visa kepada kedua negara tersebut.
Bahkan akibat penolakan itu, Indonesia sampai dikeluarkan dari keanggotaan I.O.C atau International Olympics Committee. Hukuman yang diberikan oleh I.O.C tidak main-main, mereka menghukum Indonesia sampai waktu yang tidak ditentukan.
Meski begitu, sejatinya indoneisa tidak menutup diri untuk bertanding melawan negara yang tidak mempunyai hubungan diplomatik dengan Indonesia.
Seperti halnya beberapa tahun lalu, tepatnya pada Kualifikasi Piala Asia 2021 lalu. Saat itu Indonesia berhadapan dengan Taiwan.
Indonesia sendiri diketahui tidak mempunyai hubungan diplomatik dengan Taiwan karena memiliki komitmen dengan satu China saja. Dalam kualifikasi tersebut Indonesia diterima dengan baik oleh Taiwan.
Dalam pertandingan itu Indonesia menang di dua pertandingan melawan Taiwan. Pertandingan pertama menang dengan skor 1-2 dan pertandingan kedua menang dengan skor 3-0.