PSM Makassar telah memastikan diri sebagai juara Liga 1 2022/2023. Kemenangan PSM Makassar atas Madura United 1-3 tadi malam, Jumat (31/3) menjadi sejarah baru untuk tim berjulukan Juku Eja.
Usai penantian panjang selama 23 tahun, akhirnya mereka kembali meraih gelar juara di liga setelah terakhir kali mereka meraih pada tahun 1999/2000. Saat itu Bima Sakti masih bermain untuk PSM Makassar.
Pahlawan PSM Makassar di musim ini tentu saja sang pelatih, Bernardo Tavares. Bernardo Tavares yang menangani PSM Makassar sejak bulan April tahun lalu betul-betul membawa perubahan untuk timnya.
PSM Makassar tahun ini tampil sangat luar biasa. Bermain 32 pertandingan, mereka berhasil menang sebanyak 21 kali, imbang sembilan dan kalah dua kali.
Dari hasil 32 pertandingan tersebut, mereka mengumpulkan 72 poin. Catatan tersebut tentunya menjadi yang terbaik sejauh ini.
PSM Makassar sendiri hanya membutuhkan empat poin lagi untuk menjadi tim terkuat di Liga 1 sejak bergulir pertama kali di musim 2017. Tim terkuat tersebut tentu dilihat dari poin yang diraih dan berapa kali mereka kalah selama satu musim.
Sejauh ini PSM Makassar sukses mencatatkan rekor menjadi tim paling sedikit yang mengalami kekalahan selama satu musim. Sebelumnya rekor tersebut dipegang oleh Bali United pada musim 2021/2022 dengan mengalami lima kekalahan.
Sedangkan PSM Makassar baru kalah dua kali dan menyisakan dua pertandingan lagi. Untuk itu rekor sebagai tim yang paling sedikit mengalami kekalahan sudah pasti direbut oleh PSM Makassar.
Begitu juga dengan poin terbanyak, Bali United meraihnya pada musim 2021/2022. Dengan sisa dua pertandingan lagi dan mengumpulkan 72 poin, besar kesempatan PSM Makassar mengambil alih rekor yang dipegang Bali United tersebut.
Hanya butuh satu kali kemenangan dan satu hasil imbang, cukup untuk PSM Makassar meraih predikat tim terkuat selama Liga 1 digelar.
Tentu saja akan lebih baik lagi jika PSM Makassar menyapu bersih sisa laga dengan kemenangan, berarti mereka mengumpulkan 78 poin, tiga poin lebih banyak dari Bali United di musim 2021/2022.
TIDAK ADA YANG PERCAYA KEPADA PSM MAKASSAR
Pada awal musim Liga 1 2022/2023, banyak yang memprediksi bahwa yang akan keluar sebagai juara antara Persib Bandung, Persija Jakarta atau Bali United. Tidak ada yang sebelumnya menyangka bahwa PSM Makassar akan ikut dalam perburuan juara.
Alasannya karena ketiga tim tersebut memiliki komposisi pemain yang luar biasa. Berbeda dengan PSM Makassar yang justru banyak diisi oleh pemain muda.
Namun siapa sangka justru di akhir musim PSM Makassar-lah yang keluar sebagai juara. Untuk itu Bernardo Tavares menegaskan bahwa selama ini tidak ada yang percaya kepada PSM Makassar bisa menjadi juara.
“Di awal ketika kami memulai tidak ada yang percaya kepada kami. Apa yang terjadi musim lalu memang sulit, semua situasi dan fasilitas kami bermain di Parepare,” ujar Bernardo Tavares, sang pelatih asal Portugal.
“Kita menunggu 23 tahun lamanya dan saya perlu tekankan tidak ada yang percaya kita mencapai ini semua.”
“Masa-masa sulit yang kami lalui membuat kami kuat. Menciptakan kami kuat dari staf pelatih, pemain, dan suporter kami,” sambungnya.
MENJADI TIM MUSAFIR
Selama Liga 1 2022/2023 PSM Makassar menjadi tim musafir. Mereka harus bermain jauh dari rumahnya untuk menggelar pertandingan kandang.
Bahkan fasilitas yang didapat pun jauh dari kata baik. Atas dasar itu Bernardo Tavares sangat bersyukur atas apa yang diraihnya saat ini.
Ia meyakini jika mendapatkan fasilitas yang lebih baik sejak awal maka timnya akan jauh lebih kuat.
“Lihat apa yang kami punya. Pemain, fasilitas tidak punya, dan harus pergi ke Parepare,“ ungkapnya.
WASIT
Perjalanan PSM Makassar merengkuh gelar juara tentunya tidak mudah. Banyak lika-liku yang harus dilewati.
Satu yang paling digaris bawahi oleh Bernardo Tavares adalah performa wasit sejauh 32 pertandingan yang telah dijalani. Pelatih asal Portugal itu merasa banyak dirugikan oleh wasit.
Bahkan selama ia menjadi pelatih, Liga 1 menjadi yang pertama kali untuknya diberikan banyak kartu oleh wasit. Tak tanggung-tanggung, dirinya sudah mendapatkan empat kartu kuning sekaligus yang terbanyak di Liga 1.
“Saya begitu terganggu melihat kesalahan-kesalahan yang wasit buat. Maaf, saya harus bilang wasit hari ini tidak bagus,” tegas Tavares dalam konferensi pers seusai laga di Stadion Gelora Madura Ratu Pamelingan.
“Bagi saya sebagai pelatih, ini sulit dipercaya. Dalam 32 pertandingan, saya mendapatkan empat kartu kuning. Dalam karier saya selama menjadi pelatih, baru di Indonesia saya mendapatkan kartu kuning,” sambungnya.
Menurut Bernardo Tavares banyak keputusan yang keliru yang dikeluarkan oleh wasit. Padahal pada saat dirinya diganjar kartu kuning, protes yang dilayangkan cukup normal.
Hanya protes yang dilakukannya tidak diindahkan oleh wasit yang justru memberikannya kartu kuning.
“Apa yang saya bilang (kepada wasit) adalah hal-hal yang memang terjadi di lapangan. Saya hanya bilang ‘wasit, lihat, nomor enam selalu menarik jersey pemain saya.’ Aturannya, pada saat Anda menarik, apa yang seharusnya dilakukan? Kartu kuning,” tambahnya.
“Akan tetapi, kenyataannya tidak, justru lebih mudah memberikan kartu kuning kepada seorang pelatih,” lanjutnya.
Dia pun cukup menyayangkan atas keputusan wasit yang kurang tepat. Tentu akan kurang baik untuk sepak bola Indonesia dengan banyaknya keputusan yang keliru.
Untuk itu ia berharap agar federasi bisa memperbaiki kualitas wasit yang ada. Dengan kualitas wasit yang jauh lebih baik maka akan baik pula untuk sepak bola Indonesia.
“Kalau memang sepak bola Indonesia mau meningkat, berkembang, mulai dengan wasit. Karena kalau pelatih tidak memberikan performa dalam klub, ada konsekuensi, out.
“Pemain tidak memberikan performa dalam klub, ada konsekuensi, out. Jadi saya bisa bilang mereka bisa mulai bekerja untuk meningkatkan liga dari segi itu,” tegasnya.