Oleh
Hanif Marjuni
Pandit Depdagri
Banyak yang menyebut keberhasilan PSM Makassar menjuarai BRI Liga 1 2022/2023 karena kehebatan Bernardo Tavares sebagai pelatih kepala. Pelatih asal Portugal itu dinilai berhasil memoles Wiljan Pluim dkk yang awalnya sempat diragukan bisa bersaing di papan atas.
Patut dicatat, dari kualitas materi pemainnya, Juku Eja sejatinya tidak semahal musim lalu yang nyaris saja terdegradasi. Tak cuma itu, musim ini, mereka juga membagi konsentrasi harus berlaga di AFC Cup.
Apa lacur, dengan segala kondisi yang ada, Juku Eja pantang terpuruk. Malah, mereka sukses mementahkan prediksi banyak orang. Pelan-pelan, performa apik ditunjukkan.
Fakta materi pemain yang banyak dihuni pemain muda dan konon nilai kontraknya tak semewah musim lalu, bukan menjadi batu sandungan.
Kendala serius seperti harus berkandang di stadion yang jaraknya sekitar 200 km dari kota Makassar (Stadion BJ Habibie, Pare-Pare), nyatanya juga bukan masalah besar.
Terbukti, laga kandang PSM pada musim ini terbilang meyakinkan. Dari 16 laga kandang, mereka sanggup mengumpulkan 14 kemenangan, sekali imbang dan sekali kalah.
Fakta apik itu juga dibareng hasil laga tandang. Dari 17 laga tandang, mereka sanggup mengoleksi 7 kemenangan, 8 kali imbang dan 2 kali menelan kekalahan.
Benarkah bahwa Tavares andil besar dibalik catatan meyakinkan tersebut?
Betul, saya setuju. 100 persen sepakat.
Beberapa kali saya melihat secara langsung bagaimana Tavares melatih dan menangani PSM musim ini. Pada saat latihan atau ketika memimpin tim dari pinggir lapangan di pertandingan resmi BRI Liga 1 2022/2023, mantan talent scout FC Porto itu menunjukkan kejelian dan kelasnya.
Soal tactical play, itu pasti menjadi sentuhan utama pelatih yang sudah mengantongi UEFA Pro Licence itu. Dari beberapa obrolan santai dengan manajemen PSM, mereka mengakui ada yang berbeda dengan cara melatih Tavarez.
“Dia tak mau pemain terlalu lama membawa bola. Pemain harus bekerja keras. Berani duel dan pantang menyerah. Ia juga suka pemain-pemain muda kemudian memolesnya,” sebut sumber yang tak mau disebutkan namanya itu. “Saat bertanding, jarak antar lini juga tak terlalu jauh. Selalu rapat. Transisi bertahan ke menyerang atau sebaliknya, selalu rapi,” tambah sumber internal lainnya.
Selain memunculkan taktik yang berbeda, Tavares juga tipikal pelatih yang benar-benar menjaga keutuhan tim. Di luar dan di dalam lapangan, harus kompak. Tidak ada friksi.
Salah satu contoh cara Tavares menjaga kekompakan tim, terlihat ketika ia menerima trofi piala coach of the month. Kebetulan, beberapa kali mantan juru racik Helsinki IFK, Benfica Macau, Ch Brothers, New Radian dan Al Nahda itu mendapatkan trofi yang sama.
Terakhir trofi piala pelatih terbaik edisi bulan Februari 2023 yang diserahkan di Pamekasan pada laga pekan ke-32 yang sekaligus memastikan PSM juara musim ini.
Sekitar satu jam sebelum kick off, trofi itu diserahkan direksi PT LIB ke Tabarez. Tidak seperti pelatih-pelatih lain yang menerima trofi pada saat tim melakukan pemanasan, Tabarez memilih situasi yang berbeda. Ia meminta penyerahan itu dilakukan di depan semua pemainnya. Ia ingin pemain juga ikut merasakannya.
“Keberhasilan ini bagian dari kerja keras pemain. Bukan saya saja. Kalah atau menang, kami bersama. Ewako!,” sambutan lantang yang langsung disahut teriakan Ewako oleh semua pemain.
Jelas, itu momentum yang sederhana tapi sarat makna. Pesan pentingnya, ia ingin menyampaikan ke tim bahwa meski ia mendapatkan prestasi pribadi, tanpa kerja keras tim, semua akan mustahil. Sesederhana itu.
Di luar itu, ada lagi kelebihan lain seorang Tavares; seorang motivator. Khusus yang satu ini, buktinya dari pengakuan Muhammad Reza Arya Pratama. Saat ngobrol dengan kiper berumur 22 tahun itu, Reza mengakui Tabares telah membuatnya berbeda.
“Tabares pernah bilang pada awal musim lalu, ‘Saya akan membuat kamu menjadi kiper yang lebih baik. Kiper yang bisa membangun serangan dari belakang,” terang Reza, medio Maret lalu di Makassar. “Saya ingat betul kata kata itu.”
Omongan itu terbukti. Reza yang selama dua musim sebelumnya selalu berkutat di bangku cadangan, musim ini, menjadi kiper pilihan utama. Hebatnya, ia menjadi salah satu kiper dengan catatan kebobolan sedikit. Sampai dengan pekan ke-33, Reza cuma kebobolan 28 gol. Selisih satu gol dengan Andritany Ardhiyasa yang kebobolan paling sedikit, 27 gol.
Jelas sudah, Tavares sosok pelatih yang lengkap. Ia bukan cuma juru racik. Ia seorang leader dan juga motivator ulung.

Pertanyaannya, dengan segala kelebihannya, apakah ia akan bertahan lama di PSM Makassar?
Bukannya apa-apa, ketika pelatih terbukti berhasil menangani satu tim, ia akan menjadi incaran klub-klub papan atas negeri ini. Dan, meski baru satu tahun merasakan ketatnya kasta tertinggi sepak bola negeri ini, Tavares sudah masuk di kategori itu.