RANS Nusantara menjadi satu-satunya tim yang gagal menembus 20 poin di Liga 1 2022/2023. Dari 34 pertandingan, mereka hanya meraih tiga kali kemenangan, 10 imbang dan 21 kali kalah.
Catatan tersebut juga menjadi salah satu yang terburuk sejak Liga 1 bergulir. Mereka menempati peringkat ketiga, untuk peringkat pertamanya dipegang oleh Gresik United dengan 10 poin (Liga 1 2017), dan yang kedua Persiraja dengan 13 poin (Liga 1 2021/2022).
Jika melihat materi pemain, sebetulnya RANS Nusantara memiliki pemain yang cukup mumpuni. Mereka diperkuat pemain bintang semacam Makan Konate, Arif Satria, Ady Setyawan hingga Wawan Hendrawan.
Namun entah apa yang terjadi, mereka justru seperti pemain yang kehilangan dahaga bertanding di atas lapangan. Jangankan memenangkan pertandingan mereka justru terkadang kesulitan mencetak gol.
Sebaliknya, mereka banyak mengalami kebobolan di musim ini. Bahkan bisa disebut sebagai tim lumbung gol di Liga 1 2022/2023.
Dari 34 pertandingan, RANS Nusantara mencetak 40 gol. Namun, untuk kebobolan, mereka menjadi nomor satu dengan 80 gol.
Catatan tersebut jauh meninggalkan Barito Putera di tempat kedua sebagai tim yang banyak kebobolan. Mereka mencatatkan 55 kebobolan selama Liga 1 2022/2023.
DEGRADASI SEJAK PEKAN KE-30
RANS Nusantara menjadi tim pertama yang mengalami degradasi. Hal tersebut terjadi sejak pekan ke-30 Liga 1 2022/2023.
Pada pekan tersebut mereka hanya mengoleksi 18 poin. Menyisakan empat pertandingan, poin maksimal mereka pun hanya ada di angka 30 poin.
Capaian itu tidak cukup untuk melewati Persik Kediri yang ada di peringkat ke-15 atau zona aman dari degradasi dengan 32 poin
Untuk itu mereka keluar sebagai tim pertama yang degradasi, tetapi tentu saja itu pun jika ada degradasi. Pasalnya untuk Liga 1 2022/2023 tidak menerapkan degradasi.
Dengan demikian beruntunglah RANS Nusantara karena mereka masih akan berlaga di Liga 1 musim depan, meskipun raihan di musim ini cukup jeblok.
SIAP HADAPI KEPUTUSAN MANAJEMEN
Buruknya performa RANS Nusantara di Liga 1 2022/2023 membuat pelatih mereka, Rodrigo Santasa pasrah. Dirinya akan menerima konsekuensi yang diberikan oleh manajemen, sekali pun itu pemecatan.
Pasalnya sejauh ini Rodrigo Santana belum pernah mempersembahkan kemenangan sejak ditunjuk menggantikan Rahmad Darmawan, februari lalu.
“Saya siap dengan konsekuensinya, dan saya belum tahu apakah kontrak saya diperpanjang atau tidak.”
“Seperti yang saya bilang tadi, kalau saya datang dari awal mungkin saya akan memilih pemain yang saya mau, agar Rans Nusantara FC bisa meraih hasil yang baik,” ucap Rodrigo Santana
PERSAINGAN DEGRADASI
Pada Liga 1 musim ini, termasuk ke musim yang cukup kompetitif, terlebih di zona degradasi. Penentuan tim yang seharusnya degradasi ditentukan sampai mendekati pekan terakhir. Namun sekali lagi, sayangnya Liga 1 2022/2023 tidak menerapkan degradasi.
Padahal bisa dibayangkan bagaimana serunya tim yang dekat dengan zona degradasi akan berjuang mati-matian agar tetap bisa tampil di sepak bola tertinggi Indonesia.
Yang paling teringat adalah Persik Kediri yang berubah menjadi tim kuat sejak mereka berada di zona degradasi. Sebelumnya mereka sempat menempati peringkat ke-17.
Namun setelah kalah dari PSM Makassar di pekan ke-24, mereka berhasil bangkit. Dari 10 pertandingan mereka meraih sembilan kemenangan dan satu kekalahan.
Kekalahan mereka diraih di pekan terakhir Liga 1 2022/2023 saat bertandang ke Persis Solo. Tim asuhan dari Divaldo Alves itu kalah dengan skor 1-0. Berkat kemenangan tersebut, mereka mendekati peringkat 10 besar.
Lalu ada Barito Putera yang kembali berada di perbatasan zona degradasi. Mereka hanya terpaut empat poin saja dari PSS Sleman yang berada di peringkat 16. Hanya, poin yang dikumpulkan oleh Barito Putera masih lebih banyak dari PSS Sleman meski mereka menyisakan satu laga lagi.
Pasalnya sekali pun PSS Sleman memenangkan laga di pekan terakhir mereka masih terpaut satu poin dengan Barito Putera. Sedangkan untuk Dewa United, mereka terpaut satu poin dengan PSS Sleman dan lima poin dengan Barito Putera.
Sama seperti PSS Sleman, Dewa United masih menyisakan satu laga. Jika mereka memenangkan laga terakhirnya, maka akan terpaut dua poin dengan Barito Putera yang sudah dipastikan keluar dari zona degradasi.
Hingga akhir musim, akhirnya keluarlah tiga tim yang seharusnya degradasi. Mereka adalah RANS Nusantara, Dewa United dan PSS Sleman.
MENTAL TIM SETELAH DEGRADASI TIDAK ADA
Dengan tanpa diterapkannya degradasi di Liga 1 2022/23 tampaknya mempengaruhi beberapa mental para pemain di tim. Bahkan salah satunya mempengaruhi tim besar di Indonesia, Arema FC.
Menurut pelatih Arema FC pada saat itu, I Putu Gede, mental para pemain Arema FC justru menurun. Bahkan para pemain menjadi menyepelekan latihan tim.
“Kalau kompetisi tidak ada degradasi itu tidak enak. Ketika kami lakukan latihan fisik di Pantai Ancol beberapa waktu lalu, ada candaan dari pemain. Mereka bilang, tidak ada degradasi tapi pakai latihan di pantai,” kata I Putu Gede beberapa waktu lalu.
Selain Arema FC, para pemain PSS Sleman turut terkena dampak dari tidak adanya degradasi. Menurut Seto Nurdiyantoro, semangat juang para pemainnya menurun.
“Dengan tidak ada degradasi, ada sedikit pengaruh pastinya, tapi saya sudah bicara ke pemain sebelum laga melawan Bhayangkara FC kemarin, bahwa itu jangan jadikan alasan apapun tampil seenaknya,” kata Seto Nurdiyantoro, Selasa
BARITO PUTERA LANGGANAN DI PERBATASAN ZONA DEGRADASI
Selama Liga 1 bergulir, Barito Putera menjadi tim yang paling banyak berada di perbatasan zona degradasi. Maksudnya, mereka selalu berjuang untuk tidak degradasi pada musim mereka berpartisipasi.
Musim ini saja, Barito Putera hanya terpaut beberapa poin saja dengan tim yang berada di zona degradasi. Di musim sekarang, mereka terpaut empat poin dengan PSS Sleman yang berada di posisi 16.
Bahkan di musim lalu, Barito Putera hampir terdegradasi. Saat itu mereka mempunyai poin yang sama dengan Persipura Jayapura yang menempati peringkat 16.
Mereka dinyatakan selamat dari degradasi usai unggul head-to-head atas Persipura Jayapura dengan dua kemenangan.