Polemik soal hadiah uang tunai untuk sang juara Liga 1 2022/2023 nampaknya sudah berakhir. ketua Umum PSSI, Erick Thohir langsung turun tangan dalam penyelesaian polemik tersebut.
Pria yang baru menjabat menjadi Ketua Umum PSSI pada bulan Ferbuari lalu itu rela merogoh koceknya sendiri agar polemik yang ada bisa berakhir. Jumlahnya pun tidak sedikit, Erick Thohir mengeluarkan uang sebesar Rp 2 Miliar untuk PSM Makassar yang keluar sebagai juara Liga 1 2022/2023.
Seperti diketahui, uang tersebut diberikan Erick Thohir kepada PSM Makassar karena ternyata sejak 2018 lalu para juara Liga 1 tidak mendapatkan hadiah uang tunai. Para juara Liga 1 pada saat itu hanya diberikan trofi saja dan tidak hadiah lainnya.
Ada pun hadiah uang tunai diberikan kepada pemain dan tim yang mendapatkan penghargaan di musim tersebut. Seperti musim ini, para pemain terbaik, top skorer dan pelatih terbaik mendapatkan uang sebesar Rp 150 juta.
Lalu ada juga untuk pemain muda terbaik, tim paling fair play dan wasit terbaik diberikan uang tunai sebesar Rp 100 juta.
Akibat dari tidak adanya hadiah uang tunai, banyak masyarakat Indonesia yang terheran-heran.
Masyarakat menilai jika tidak adanya hadiah uang tunai merupakan sesuatu yang tidak lumrah.
Namun usut punya usut, tidak adanya hadiah uang tunai untuk sang juara liga ternyata sudah terjadi sejak tahun 2018 lalu. Keputusan tersebut dibuat atas persetujuan para klub yang terlibat di kompetisi.
Meski demikian, di beberapa musim terakhir PT Liga Indonesia Baru (PT LIB) juga sempat memberikan hadiah uang tunai kepada klub yang menjuarai kompetisi, tetapi tidak setiap musim.
Atas dasar itu, Erick Thohir menilai jika PT LIB sudah inkonsistensi dalam membuat keputusan. Pasalnya hadiah uang tunai tidak diberikan setiap musimnya, melainkan loncat-loncat, terkadang di tahun ini ada hadiah uang tunai, lalu tahun berikutnya tidak ada.
“Kalau dilihat data-datanya, pada 2015 tidak ada hadiah juara. Pada 2016 dan 2017, ada. Pada 2018 sampai sekarang, tidak ada. Artinya apa? Konsitensi ini tidak terjadi,” ujar Erick Thohir saat sesi jumpa pers di GBK Arena, Jakarta Pusat, Rabu (19/4).
“Saya tidak bicara hanya PT LIB saja. PSSI pun seperti itu, karena saya bicara dengan PT LIB, kenapa ini tidak ada bonus? Ya, memang tadi, tidak konsisten.”
“Lalu, kalau ditanya kepemilikan PT LIB dan PSSI, PT LIB merasa sudah mentransfer uang ke PSSI. Uangnya dipakai apa, itu yang tidak konsisten. Kan tidak boleh digabung. Uang AFC, FIFA Forward, hingga uang PT LIB tidak boleh kecampur,” tambahnya.
ROGOH KOCEK SENDIRI
Dikeluarkannya uang Rp 2 Miliar dari saku sendiri, tak serta merta Erick Thohir berikan secara cuma-cuma. Justru ia meminta kepada operator liga, PT LIB untuk melakukan evaluasi agar bisa mengeluarkan keputusan yang tidak berubah-ubah.
Erick Thohir juga berharap ke depannya akan ada transparansi dari PT LIB, begitu juga PSSI. Dengan begitu maka akan ada keterbukaan dari kedua belah pihak.
“Biar saya ambil. Saya kasih Rp 2 miliar untuk klub juara, tapi tahun depan harus menjadi konsistensi di PT LIB. Keuangan PT LIB dan PSSI harus terbuka serta transparan,” tutur Erick Thohir.
“Untuk sekarang, saya bisa berikan Rp2 miliar, tapi tahun depan harus jadi sistem yang disepakati bersama antar PT LIB, PSSI, dan klub. Supaya ini semua terbuka tidak ada saling salah menyalahkan atau saling menjatuhkan,” imbuh pria berusia 52 tahun ini.
MINTA PT LIB LAKUKAN AUDIT
Selain itu, Erick Thohir juga meminta PT LIB untuk melakukan audit sebelum kompetisi baru dimulai. Ia ingin agar PT LIB bisa menyampaikan secara terbuka mengenai pembagian kompensasi dari hak siar serta sponsor.
“Audit ini diperlukan agar terjadi kejelasan dan perbaikan pada pengelolaan keuangan pada seluruh pemangku kepentingan persepakbolaan Indonesia.Saya akan lakukan bersih – bersih (baik di Liga maupun PSSI). Harus bisa dipertanggungjawabkan. Apa yang di Liga dan apa di PSSI. Semua harus terbuka agar tidak saling menyalahkan atau menjatuhkan. Baik Liga, PSSI, maupun Klub,” jelasnya.
Dengan adanya keterbukaan dan transparansi soal aliran dana PT LIB, maka semua pihak akan mengerti mengapa tidak ada hadiah uang tunai selama ini. Oleh karena itu, audit diperlukan guna menjawab semua hal yang simpang siur di tubuh PT LIB.
“Saya dengar, dalam kerja sama antara LIB dengan PSSI yang sudah berjalan sebelumnya, ada pembayaran LIB ke PSSI melalui transfer. Nah, hal ini juga akan saya audit nanti, uangnya kemana. Tanpa menyalahkan siapa – siapa. Kan mau terbuka. Apalagi sepakbola ini milik rakyat. Kami ini hanya ditugaskan untuk membersihkan,” kata Erick.
Dia juga menyebutkan bahwa di Indonesia, komposisi kepemilikan Liga menetapkan PSSI memiliki saham yang jumlahnya 1 persen sehingga PSSI mendapatkan porsi pendapatan berdasarkan saham tersebut.
“Hal ini juga akan diaudit, termasuk digunakan untuk kepentingan apa dan dihitung sebagai penerimaan apa di PSSI pemasukan dari saham itu. Di Malaysia, federasi sepakbola memiliki saham 60% di liganya. Tapi di Indonesia sangat demokrasi, hanya 1%.
“Luar biasa. Namun, saya akan tetap hormati keputusan para pendahulu kita. Saya hormati kesepakatan sebelumnya,” ujarnya.