Pelatih timnas U-22 Myanmar, Michael Feichtenbeiner mengaku tahu betul bagaimana kekuatan sepak bola Indonesia. Pria asal Jerman itu ternyata pernah melatih salah satu tim tua di Indonesia, PSM Makassar.
Tidak hanya PSM Makassar, ia juga pernah melatih Bintang Medan FC yang di waktu itu berkompetisi di Liga Primer Indonesia (LPI). Hanya ia tak lama menukangi kedua tim tersebut.
Ia bercerita bahwa awal mula kedatangannya ke Indonesia adalah untuk melatih PSM Makassar. Namun, beberapa bulan kemudian ia diminta langsung oleh Chairman LPI, Arifin Panigoro untuk melatih Bintang Medan FC.
“Pengalaman saya di Indonesia pertama saya di Makassar selama dua bulan. Lalu Arifin Panigoro meminta saya untuk menangani tim Medan,” ucap Michael Feichtenbeiner kepada awak media di Kamboja, Selasa (2/5/2023)
PUJI INDONESIA
Michael Feichtenbeiner sendiri hanya menghabiskan waktunya beberapa bulan saja di Indonesia buntut dari dari berhentinya LPI yang tidak sampai satu musim. Selepas dari Indonesia, ia pindah ke Malaysia untuk menukangi Selangor FC.
Meskipun tidak lama di Indonesia, Michael Feichtenbeiner tahu betul bagaimana sepak bola Indonesia. Hal tersebut dilihatnya saat melatih dua tim Indonesia.
Ia mengaku telah melihat potensi besar sepak bola di Indonesia. Untuk itu ia tak segan memuji sepak bola tanah air.
“Kemudian setelah saya merasa mendapatkan pengalaman lebih di Malaysia, dan tiga tahun terakhir di Selangor, Indonesia merupakan kekuatan besar di ASEAN, punya banyak fans, mereka punya banyak pemain potensial,” kata Michael Feichtenbeiner.
KEKUATAN DI ASIA
Dengan pengalamannya di Indonesia, Michael Feichtenbeiner menilai sebetulnya Indonesia mempunyai potensi yang sangat besar untuk bisa berbicara banyak di Asia. Bahkan dibandingkan dengan negara lain, Indonesia sudah unggul dalam di beberapa sektor.
Menurunya saat ini tinggal bagaimana sepak bola Indonesia dikembangkan dengan baik. Dengan begitu maka ia yakin Indonesia akan menjadi negara yang sepak bolanya disegani di kawasan Indonesia.
“Mereka hanya membutuhkan struktur dan akademi yang bagus. Jika melakukannya dengan baik, menurut saya Indonesia hanya menunggu waktu yang melangkah lebih jauh di kawasan Asia,” tutur Feichtenbeiner.
“Mereka punya banyak pemain dibandingkan dengan negara lain, populasi penduduk lebih besar dan mencintai sepak bola,” pungkasnya.
BERBEDA LEVEL
Sebagai pelatih Myanmar, calon lawan Indonesia di pertandingan kedua, Michael Feichtenbeiner meyakini pertandingan akan berjalan sulit. Apalagi para pemain Indonesia sudah kaya akan pengalaman bermain.
Belum lagi banyak pemain yang sudah bermain reguler yang berasal dari klub besar di Indonesia. Untuk itu ia mengakui jika timnya dan lawannya itu berbeda level.
“Kalau saya lihat daftar susunan pemain Timnas Indonesia U-22, mereka bermain untuk Persija, PSM, semua ada di tim bagus. Mereka juga bermain sebanyak 20-30 pertandingan, jadi levelnya berbeda,” kata Feichtenbeiner.
PERSIAPAN HADAPI INDONESIA
Saat ini timnas U-22 Myanmar sendiri sudah melakukan persiapan guna menghadapi Tim Garuda Nusantara. Michael Feichtenbeiner sudah mempersiapkan beberapa taktik untuk meredam permainan cepat Ramadhan Sananta dan kawan-kawan.
Sebelumnya ia juga sudah melihat bagaimana timnas U-22 Indonesia bermain, kala menghadapi Filipina. Atas pengamatannya, para pemain Myanmar diminta tidak boleh lengah.
“Sekarang, kami akan bertemu Indonesia. Malam ini pemain akan beristirahat. Melihat bagaimana Timnas Indonesia U-22 bertanding pada laga pertama, kami harus bermain cerdas melawan mereka,” ujarnya lagi.