Real Madrid berhasil meraih trofi Copa del Rey dengan mengalahkan Osasuna di final setelah sembilan tahun absen. Rodrygo menjadi penentu gelar ke-20 Madrid tersebut dengan pesan mengesankan.
Keberhasilan Madrid menang di final pada Sabtu (6/5) diikuti gestur khusus Rodrygo. Berikut ini adalah kisahnya dan 4 hal lain dari final Copa del Rey.
Buat Penakluk Kanker
Rodrygo menjadi bintang gelar Los Blancos kali ini dengan dua gol. Penyerang asal Brasil itu meembuka skor saat laga baru memasuki menit kedua. Kompatriotnya, Vinicius Junior, menjadi pemberi assist setelah melakukan aksi apik di sayap melewati Sergio Herrera.
Setelah Osasuna menyamakan skor, Rodrygo mengukir gol keduanya pada menit ke-70. Rodrygo melakukan selebrasi dengan gerakan tangan membentuk huruf I. Ternyata ada alasan khusus yang mengharukan di balik gestur tersebut.
Rodrygo mendedikasikan perayaan gol itu untuk seorang anak berusia delapan tahun yang baru-baru ini mengalahkan penyakit kanker yang ia derita. Setelah beberapa kali bertemu di sebuah fasilitas, sang penyerang berusia 22 tahun terkesan dengan kisah kesembuhan sang bocah.
“Saya mendedikasikannya untuk Nacho, seorang anak yang saya kunjungi di Juegaterapia, sebuah tempat perawatan anak-anak yang menderita kanker. Saya pergi ke sana untuk mengunjungi mereka dan memberikan kado. Ia meminta saya untuk membuat huruf ‘I’ untuk ‘Ignacio’ kalau saya mencetak gol. Jadi, gol kedua itu adalah untuknya,” tutur Rodrygo dikutip Goal.
Enggak cuma sampai dedikasi gol. Ignacio disebut akan menyaksikan Rodrygo dan Madrid secara lansgsung di Santiago Bernabeu pada Selasa (8/5). Saat itu, El Real akan melakoni duel leg 1 semifinal Liga Champion melawan Manchester City.
Determinasi Osasuna
Duel yang dihelat di Estadio de la Cartuja ini adalah final pertama Osasuna dalam 18 tahun. Tidak mengherankan bila klub beralias Los Rojillos ini tampil ngotot.
Di awal laga, Ante Budimir memaksa Thibaut Courtois membuat beberapa penyelamatan. Peluang Abde Ezzalzouli disapu bek Madrid, Dani Carvajal, di depan gawang.
Pada menit ke-58, Osasuna dapat menyamakan kedudukan melalui tembakan Lucas Torro. Gol itu menjadikan Torro pemain pertama yang menjebol gawang Madrid dari luar kotak penalti setelah Gaku Shibasaki di FIFA Club World Cup 2016 untuk Kashima Antlers.
Sayang, gol itu tidak diikuti yang lain meski skuad besutan Jagoba Arrasate ini membuat sejumlah peluang bagus. Pada akhirnya Osasuna mesti menerima kenyataan pahit hanya menjadi runner-up kembali. Di final 2004/05, Rojillos dikalahkan Real Betis.
Catatan Rodrygo dan Vini
Rodrygo tampil sebagai pemain termuda Madrid pada abad ke-21 yang mencetak gol di final Copa del Rey. Gol pertama yang tercipta saat 1 menit 47 detik merupakan gol tercepat di Copa sejak gol Raul Tamudo (1:32) untuk Espanyol saat melawan Real Zaragoza pada 2006.
Pemain berusia 22 tahun itu juga merupakan pemain Si Putih pertama yang membukukan dua gol di final sejak 1980. Di final 1980 itu, Juan “Juanito” Gomez Gonzalez mencetak dwigol yang membantu Madrid mengalahkan tim B mereka, Castilla, dengan skor 6-1.
Peran Vini Jr. juga tak kalah krusial di final itu. Opta menyebutkan bahwa penyerang Brasil itu mencatat 18 dribel, terbanyak di final Copa setidaknya sejak 2010. Ia melewati kompatriotnya, Neymar Jr. saat Barcelona melawan Alaves pada 2017, yakni 14 dribel.
Faktor Ancelotti
Buat Madrid, trofi ini merupakan yang pertama setelah sembilan tahun. Yang menarik, pelatih terakhir yang mempersembahkan gelar buat Madrid, yakni pada 2014, adalah Carlo Ancelotti.
“Final dengan atmosfer yang indah menghadapi lawan kuat. Pada akhirnya, kami pantas menang, tak hanya karena permainan kami hari ini dan selalu sulit menang di final, tapi juga karena apa yang telah kami lakukan di sepanjang kompetisi ini,” ucap Ancelotti dikutip Eurosport.
Di tangan Carletto, Madrid hanya kalah sekali dari 14 pertandingan di tempat netral. El Real mencetak 35 gol di 14 laga itu.
Dekati Catalan dan Basque
Kendati merupakan klub terbaik Spanyol di liga, dan kerap dianggap sebagai representasi kerajaan Spanyol, Madrid bukan pengoleksi Piala Raja terbanyak. El Real bahkan bukan nomor dua terbanyak.
Barcelona masih memegang rekor peraih Copa del Rey tersering dengan 31 kali. Di tempat kedua setelah klub Catalan itu adalah klub Basque, Athletic Bilbao, dengan 23 kali kampiun. Madrid meraih gelar ke-20 mereka, diikuti klub sekotanya, Atletico, dengan 10 trofi.