Manchester City melaju ke final Liga Champion dengan langkah perkasa. Di leg 2 yang digelar di Etihad Stadium, pada Rabu (17/5), The Cityzens menggebuk juara bertahan Real Madrid dengan empat gol tanpa balas!
Tidak setiap petang melihat Madrid terkulai dengan empat gol bersarang di gawangnya. City melakukannya sekaligus membalas kegagalan di empat besar musim lalu. Apa saja hal menarik dari laga ini?
Start Cepat di Rumah
Tampil dengan keuntungan melakoni laga kedua di rumah plus hasil imbang di Santiago Bernabeu, The Cityzens mengambil kendali sejak sepak mula. Beberapa serangan City langsung mengancam gawang Madrid.
Pada menit ketujuh, tembakan Rodri masih melebar, begitu pula John Stones lima menit berselang. Madrid masih mencari celah untuk bisa mengimbangi sang tuan rumah. Namun, City tampak dominan di bagian awal ini.
Kerja Keras Courtois
Musim silam, Madrid mereguk kesuksesan berkat penampilan gemilang kiper Thibaut Courtois teristimewa di final. Kiper asal Belgia itu memperlihatkan ketangguhannya lagi di awal babak pertama.
Tanda-tanda awal kekokohan eks kiper Chelsea itu terlihat saat mementahkan dua peluang bagus Cityzens dalam tiga menit. Dua kans City yang ditangkal Courtois datang melalui sundulan bomber Erling Haaland, masing-masing dari umpan Jack Grealish di dalam kotak penalti dan operan sundulan Manuel Akanji.
Haaland Mandul
Haaland, pemecah rekor gol Premier League, tidak hanya memiliki dua peluang yang bisa ditahan Courtois tersebut. Striker asal Norwegia ini mendapat sebuah lagi pada menit ke-27. Namun, tembakannya masih melebar. Sebuah kesempatan emas lagi datang buat Haaland pada menit ke-73. Setelah menerima operan apik dengan tumit dari Gundogan, sepakan Haaland kembali ditepis Courtois.
Meski pengawal setia di laga pertama di Bernabeu, Antonio Rudiger, dicadangkan, Haaland tidak bisa menambah koleksi golnya. Membuat Haaland mandul di dua laga menjadi kesuksesan khusus buat Madrid. Hanya, keberhasilan itu pada akhirnya kecil saja.
Bernardo Tepati Janji
Segera setelah memastikan kelolosan ke semifinal, City dihadapkan pada momok bernama Madrid. Setelah musim silam kelolosan di depan mata digagalkan dua gol Rodrygo, Cityzens pantas mengusung misi pembalasan. Saat Pep Guardiola sekalipun tidak berani sesumbar, Bernardo Silva mengamini niat tersebut. Ia memberikan buktinya di Etihad Stadium.
Gelandang serang asal Portugal ini akhirnya meruntuhkan kekukuhan Courtois dengan gol pada menit ke-23 meneruskan sodoran daerah Kevin de Bruyne. Eks pemain Monaco ini menggandakan keunggulan City pada menit ke-37 dengan sundulan rebound setelah tembakan Ilkay Gundogan ditahan Eder Militao.
Setelah menepati janjinya di empat besar, simak niat Bernardo untuk final di Istanbul nanti. “Final Liga Champion akan selalu menjadi peristiwa luar biasa. Saya baru sekali tampil di final, dan hasilnya tidak menggembirakan. Kami akan mencoba mengubahnya!” ucap Silva dikutip BT Sport. Hati-hati, Inter!
Mistar dan Ederson
Madrid kurang hoki juga di laga ini. Setelah gol pembuka City, tembakan deras Toni Kroos dari luar kotak penalti setelah gol pembuka City hanya menerpa mistar. Peluang bagus berikutnya buat sang juara bertahan hadir pada menit ke-51. Tendangan bebas David Alaba masih bisa ditepis Ederson.
Kiper asal Brasil milik City itu menjadi momok tersendiri buat Madrid di laga kedua ini. Ederson menghasilkan dua penyelamatan beruntun di menit ke-82 menangkal upaya Karim Benzema dan Lucas Vazquez.
Madrid bukan tanpa peluang di laga ini. Namun, rapatnya barisan pertahanan Manchester Biru membuat Los Blancos mesti pulang dengan hasil jeblok.
Soal Kedalaman
Real Madrid memiliki kedalaman skuad yang membawa mereka menguasai ajang ini. Namun, kali ini City yang menunjukkan kelebihan dalam materi tim.
Manuel Akanji tampil menawan dalam bertahan. Salah satu bek dalam pakem 3-2-4-1 yang ditampilkan Guardiola ini juga apik dalam membantu serangan. Akanji yang kerap dirotasi ini menghasilkan dua tembakan ke gawang Madrid, salah satunya berbuah gol. Pada menit ke-76, bek Swiss ini dapat menyundul umpan tendangan bebas De Bruyne. Courtois terkecoh karena bola mengenai kaki Militao sebelum masuk.
Kedalaman City juga diperlihatkan pemain-pemain pengganti, dengan muara pada gol penutup saat menit pertama injury time. Phil Foden, masuk pada menit ke-86, mengirimkan sodoran daerah keren membelah pertahanan. Julian Alvarez, penyerang Argentina yang baru masuk dua menit sebelumnya, bisa menceploskan bola ke pojok kanan gawang Madrid.
Guardiola 100
Dengan agregat 5-1, City tampil di final kedua mereka dalam tiga tahun terakhir. Laga puncak nanti akan menjadi pembuktian kapasitas Cityzens, terutama Guardiola. Pelatih asal Catalan ini masih mencari trofi di luar Barcelona.
Sebelum ke final, Guardiola membuat catatan mengesankan. Ia menjadi pelatih ketiga di era Liga Champion yang menorehkan 100 kemenangan di kompetisi megah ini. Bersama City, ia menghasilkan 47 kemenangan dari 73 laga. Pep berjarak tujuh kemenangan lagi dari Carlo Ancelotti dan dua dari Sir Alex Ferguson.
“Kami tampil nyaman di rumah. Sejak menit pertama, kami tampak siap dan tenang secara mental. Saya tidak merasa gugup atau tertekan. Menyakitkan musim lalu saat kami disebut kekurangan karakter. Kini para pemain menunjukkan betapa istimewanya mereka,” ucap Guardiola dikutip BT Sport.
City berpeluang besar meraih tiga gelar musim ini. “Saat mencapai final, tim mesti merayakannya. Sayangnya kami tidak punya waktu karena kami berpeluang menjadi juara Premier League pada Minggu,” lanjut Pep.
View this post on Instagram