Kongres Biasa PSSI yang dihelat di Hotel Intercontinental, Pondok Indah, Jakarta selatan, Minggu (28/6) telah usai. Kongres Biasa PSSI ini dihadiri oleh 87 delegasi yang mempunyai hak suara.
Turut hadir pula dalam acara tersebut, Ketua Umum PSSI beserta dua Wakil Ketua Umum PSSI, Sekjen PSSI beserta anggota Exco PSSI.
Sebetulnya Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Dito Ariotedjo turut diundang dalam acara tersebut. Hanya ia berhalangan untuk hadir pada aca Kongres Biasa PSSI itu.
Menpora diwakili oleh Deputi IV Kemenpora, Surono. Selain Surono, hadir juga Junior Manager of ASEAN MA Division, Siti Zuraina Abdullah, Asisten Kapolri bidang Operasi (Asops), Irjen Agung Setya Imam Effendi, Wakil I Ketua Umum Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Pusat, Suwarno, dan anggota Komite Eksekutif (Exco) Komite Olimpiade Indonesia (KOI), Arlan Perkasa.
Dalam Kongres Biasa PSSI, terdapat sejumlah keputusan yang dihasilkan. Setidaknya ada tiga keputusan yang didapat dari Kongres pertama pada masa jabatan Erick Thohir itu.
Untuk poin pertama, terkait cetak biru transformasi sepak bola Indonesia atau Blueprint PSSI 2045. Hanya PSSI tidak menjabarkannya secara terperinci dan hanya diketahui oleh para delegasi di Kongres tersebut.
Yang jelas, demi terciptanya penerapan yang baik, PSSI akan melibatkan Aspov dalam pelaksanaan seluruh kegiatan yang ada pada Blueprint PSSI 2045.
“Alhamdulillah. Kongres PSSI berjalan dengan baik. Mungkin ada tiga poin besar hasil dalam kongres ini. Kami sudah sampaikan kepada peserta kongres bahwa buku biru Garuda terbang lebih tinggi sudah kami paparkan. Ini menjadi target yang akan kami lakukan menyeluruh dari pusat dan daerah,” ungkap Ketua Umum PSSI, Erick Thohir.
“Ini semua tentu menjadi target yang akan kita lakukan menyeluruh dari pusat dan daerah, dan insya Allah kita akan bikin event-event di daerah untuk memastikan teman-teman Asprov menjadi bagian daripada perubahan transformasi ini, jadi bukan hanya kami di pusat,” sebut Erick.
MENUJU PSSI YANG MANDIRI
Selain itu, PSSI berencana akan menjadi organisasi yang mandiri. Artinya, PSSI akan mencoba mendapatkan dana dengan caranya sendiri.
Langkah awalnya, PSSI akan membentuk perseroan terbatas (PT) sebagai cara PSSI mendapatkan dana dengan mandiri. Pembentukan tersebut dimaksudkan agar dana yang didapat PSSI dapat berjalan secara efektif.
“Tentu di PSSI sendiri sekarang sudah mulai berpikir untuk membentuk sebuah PT. PT ini akan mengomersialkan daripada aset-aset yang ada di PSSI ini untuk tim nasionalnya,” dia menjelaskan.
“Nah, inilah yang mau kita contoh bagaimana kita punya institusi yang bisa mendorong pemasukan lebih besar di PSSI, sehingga pembinaan secara menyeluruh di pusat dan daerah, dan kita juga akan membentuk sebuah yayasan.
SIAP KEJAR TARGET
Terakhir, PSSI siap kejar target untuk timnas Indonesia di semua kelompok umur. Sebagai negara yang dipilih menjadi tuan rumah di beberapa turnamen, PSSI ingin timnas Indonesia dapat berbicara banyak.
Apalagi PSSI saat ini sedang membangun fondasi untuk timnas Indonesia yanng akan datang. Caranya tentu saja dengan memperkuat timnas Indonesia kelompok umur.
“Kita tahu tahun ini ada pertandingan FIFA Matchday, tetapi kita juga tuan rumah untuk U-23 AFC, dan juga AFC U-19 perempuan, dan juga beberapa pertandingan kualifikasi piala dunia yang kita harus siapkan dengan serius, tentu dengan target yang kita inginkan,” dia mempertegas.
“Khusus untuk Asian Games, tadi kita sudah sampaikan akan yang bermain itu tim SEA Games supaya mereka menambah pengalaman tanding yang lebih tinggi lagi, supaya mereka menjadi core daripada pembangunan Timnas kita ke depan,” kata Erick