Ketua Umum PSSI, Erick Thohir ternyata memiliki permintaan khusus kepada federasi sepak bola Jepang (JFA). Permintaan khurus Erick Thohir terkait dengan wasit asal Jepang.
Seperti diingat, sebelumnya PSSI dan JFA telah menjalin kerja sama dalam pengembangan sepak bola Indonesia. Dalam kerja sama tersebut baik PSSI dan JFA menyetujui tiga poin kerja sama.
Poin pertama, PSSI dan JFA akan bekerja sama dalam pengembangan tim sepakbola Putri. Seperti diketahui, sepak bola Putri Jepang merupakan salah satu yang terbaik di dunia. Bahkan mereka pernah menjadi juara di Piala Dunia pada 2011 lalu. Nantinya akan ada pengembangan guna meningkatkan sepak bola putri di Indonesia.
Poin kedua, baik PSSI dan JFA akan mendorong untuk dilakukannya benchmarking dalam hal manajemen timnas. Tujuannya adalah mendapatkan masukan tentang bagaimana tim nasional sepakbola Indonesia dapat dikembangkan.
Tidak hanya itu, benchmarking juga akan dilakukan di antar liga masing-masing negara termasuk level tertinggi mereka, Liga 1 dan J-League.
Dan yang ketiga, terkait dengan masalah perwasitan. Nantinya PSSI akan menggandeng JFA untuk memberikan dukungan perwasitan, termasuk mengirimkan wasit-wasit terbaik mereka ke Indonesia.
Untuk itu, PSSI meminta kepada JFA setidaknya mengirimkan dua wasit yang dapat bertugas penuh di Indonesia. Erick Thohir berharap dengan adanya dua wasit dari Jepang dapat mengawasi sistem yang telah dipersiapkan pihaknya.
“Kita punya rencana 4 tahun ke depan, tapi saya butuh proses yang cepat. Pertama, yang harus kita lakukan adalah membuat struktur. Tentu saya butuh bantuan, jika memungkinkan mengirim dua orang (dari JFA) full time,” kata Erick Thohir dilansir dari Instragam pribadinya, Jumat (2/6).
Selain itu, PSSI sendiri sudah melakukan upaya-upaya dalam meningkatkan kualitas wasit di Indonesia. Salah satunya dengan memberikan kesejahteraan untuk para wasit yang bertugas.
Dengan begitu harapannya para wasit dapat bekerja lebih baik lagi. “Untuk mengubah mental wasit, saya memastikan mereka cukup dalam ekonomi. Jadi saya melakukan dengan memberi jaminan kepada mereka untuk mendapatkan asuransi. Asuransi penuh untuk mereka,” ungkapnya.
SIAPKAN VAR
Selain wasit dari Jepang, PSSI juga berencana untuk menggunakan VAR di Liga 1 2023/24. Penerapan adanya VAR dimaksudkan agar tidak ada lagi kontroversi yang dibuat oleh wasit di LIga 1.
Demi melancarkan penerapan VAR, PSSI telah mendelegasikan PT LIB sebagai penanggungjawab dalam proses pemenuhan implementasi VAR, termasuk dalam persiapan teknologi yang akan digunakan.
Sesuai dengan panduan dari FIFA, setiap pihak yang akan menggunakan VAR harus melengkapi seluruh proses yang dinamakan Implementation Assistance and Approval Programme (IAAP). Ada 5 tahapan dalam IAAP, yakni Innitial Consideration, VAR Declaration, Preparation & Training, Approval Process, dan Monitoring.
“Benar kami telah ditunjuk PSSI untuk menjalankan misi yang tentunya diidamkan oleh pecinta sepak bola Indonesia ini. Tapi perlu saya tegaskan, ini bukan pekerjaan baru atau kemarin sore.
“Kami telah melakukan kajian dan riset cukup panjang, kolaborasi dengan negara tetangga yang telah lebih dahulu menerapkan VAR, seperti Thailand dan Singapura, hingga menetapkan Selected Technology Provider (STP) dari beberapa kandidat yang ada,” kata Ferry Paulus.
Dari kelima tahapan yang ada, salah satu alasan VAR tidak dapat diterapkan dalam waktu dekat adalah preparation & training. Nantinya akan ada pelatihan untuk para wasit sebelum menjadi petugas VAR.
Mereka akan diberikan waktu pelatihan sampai berbulan-bulan. Maka dari itu, VAR kemungkinan baru bisa digunakan untuk Liga 1 2023/24 pada pertengahan musim.
“Proses pelatihan wasit untuk lisensi VAR, paling cepat bisa dilakukan dalam 6-7 bulan, dan semoga bisa tercapai dengan baik, tentunya kita mengedepankan aspek kualitas, sehingga untuk tahap awal ini Komite Wasit bisa menyiapkan 30 wasit VAR, 30 Asisten VAR dan 27 Replay Operator,” tambah Ferry.
“Tentu kami juga harus menyipakan strategi pendanaannya, dan harapannya kita bisa jalankan dengan lancar, dan ada akselerasi hingga rencana VAR mulai diterapkan pada awal tahun 2024, yang sudah masuk putaran kedua Liga 1 2023/24,” tambahnya.
Sebagai langkah awal, Ferry Paulus menunjuk Deputy Director of Competition LIB, Asep Saputra, sebagai Project Leader dalam VAR Project Team ini untuk mengurusi semua hal komunikasi dan pemenuhan syarat dari FIFA serta instalasi teknologi VAR.
Selain itu, MoU antara PSSI dan JFA (federasi sepak bola Jepang) juga menjadi sangat produktif dengan menyertakan instruktur wasit VAR dari JFA dalam proses training dan lisensi VAR bagi wasit Indonesia.
“Tetap menjadi sinergi yang positif dan harmonis antara LIB dan PSSI. Terobosan inovatif dari PSSI di bawah bapak Erick Thohir dalam Referee Development harus kita imbangi dengan akselerasi program sesuai proporsi kita,” jelas Ferry Paulus.
Terkait sistem sentralisasi atau desentalisasi VAR yang akan digunakan, PT LIB memutuskan untuk melakukan desentralisasi. Itu artinya, VAR Room akan dipasang di setiap stadion pertandingan Liga 1 2023/24.