PSSI dan PT Liga Indonesia Baru (LIB) melakukan standardisasi stadion yang akan dipakai para kontestan Liga 1 2023/24. Sampai saat ini, Kamis (8/6) sudah ada 17 stadion yang telah dikunjungi oleh perwakilan dari PSSI dan LIB.
Beberapa stadion itu di antaranya Stadion Patriot Candrabhaga, Stadion Wibawa Mukti, Stadion Indomilk Arena, Stadion Gelora BJ Habibie, Stadion Segiri, Stadion Demang Lehman, Stadion Utama Gelora Bung Karno.
Selian itu ada Stadion Jatidiri, Stadion Sriwedari, Stadion Manahan, Stadion Gelora Bung Tomo, Stadion Gelora Joko Samudro, Stadion Kapten I Wayan Dipta, Stadion I Gusti Ngurah Rai, Stadion Gelora Madura Ratu Pamelingan, Stadion Gelora Bangkalan dan Stadion Maguwoharjo.
Ada juga beberapa stadion lain yang masih menunggu giliran untuk dilakukan pengecekkan seperti Stadion Sultan Agung, Stadion Brawijaya, Stadion Si Jalak Harupat dan Stadion Gelora Bandung Lautan Api.
Dalam standardisasi tersebut, terdapat beberapa aspek rangkaian pengecekkan yang melibatkan personel dari tim PSSI dan LIB itu, yakni aspek infrastruktur, keamanan dan keselamatan, kemudian aspek bidang pertandingan (match operation), serta aspek host broadcaster (HB).
“Proses standardisasi ini memang perlu kami lakukan agar seluruh stadion yang akan dipakai oleh klub-klub Liga 1 memiliki standar yang sama sesuai aspek-aspek yang berlaku saat ini.
“Terlebih adanya rencana kami menerapkan VAR (Video Assistant Referee), maka kualitas lampu penerangan stadion pun juga harus ada peningkatan,” ujar Direktur Utama LIB, Ferry Paulus, seperti dilansir Jebreeetmedia.com dari laman resmi PT LIB Kamis (8/6).
Ferry menambahkan, selain proses standardisasi stadion yang dilakukan PSSI dan LIB, pada waktu yang hampir bersamaan juga diadakan re-risk assesment oleh Mabes Polri terhadap stadion-stadion yang dipakai di Liga 1 tersebut.
Seperti diketahui, risk assesment dari Mabes Polri memberikan penilaian dalam tiga kategori, yakni layak menggelar laga dengan penonton, layak menggelar laga tanpa penonton, dan tidak layak menggelar pertandingan.
Parameter yang digunakan untuk risk assesment temasuk kelengkapan infrastruktur, mitigasi bencana, jalur evakuasi, dan standar prosedur pelaksanaan pertandingan.
“Jadi apa yang dilakukan PSSI dan LIB berbeda dengan pihak Mabes Polri. Kami tidak menentukan kelayakan suatu stadion, dan kaitannya dengan kapasitas jumlah penonton itu ranahnya juga ada di Mabes Polri,” ucap Ferry Paulus.
LIGA 1 TANPA SUPORTER TAMU
Selain itu, PT LIB juga memastikan jika Liga 1 2023/24 akan tanpa suporter tamu di stadion. Hal tersebut diterapkan karena sepak bola Indonesia sedang dalam masa transisi.
Demi terjaganya situasi yang kondusif, PT LIB menerapkan peraturan tersebut. Hal itu pun disampaikan oleh Ferry Paulus.
“Kebijakan tersebut kami sepakati untuk memuluskan perizinan dari pihak yang berwenang. Kami mempertimbangkan pelaksanaan Liga 1 2023/2024 bersamaan dengan tahun politik,” ungkap Ferry Paulus.
Lebih lanjut Ferry menerangkan bahwa pada tahun politik, biasanya akan bersamaan dengan adanya kegiatan kampanye yang dilaksanakan secara menyeluruh di Indonesia
“Berdasarkan kebiasaan tersebut maka klub-klub Liga 1 bersepakat untuk melarang suporter tamu hadir,” tambahnya.
Ferry Paulus lebih lanjut menjelaskan bahwa kebijakan tersebut dipuruskan agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, mengingat kemungkinan itu bisa muncul karena waktunya yang berdekatan atau berpapasan dengan kegiatan kampanye.
Ferry juga berharap kebijakan atau persyaratan tersebut bisa dipatuhi oleh semua pihak.
“Kami akan selalu melakukan yang terbaik agar Kompetisi BRI Liga 1 2023/24 bisa bergulir seperti yang kita inginkan bersama. Karena itu, kami memohon dukungan dan komitmen semua pihak,” pungkasnya.