Persija Jakarta masih menahan dua pemainnya untuk bergabung ke timnas Indonesia. Kedua pemain tersebut, Witan Sulaeman dan Rizky Ridho hingga saat ini, Jumat (9/6) masih belum dilepas oleh Persija Jakarta.
Padahal Persija Jakarta sendiri saat ini tidak sedang berlaga di sebuah kompetisi. Polemik pun sempat terjadi akibat dari penahanan dua pemain yang belum dilepas oleh Persija Jakarta.
Bahkan Ketua Umum PSSI, Erick Thohir sempat akan memberikan hukuman kepada klub yang menahan pemainnya untuk bergabung ke timnas Indonesia. Pasalnya klub wajib melepaskan pemainnya ke timnas saat agenda FIFA Matchday.
“PSSI akan menegur klub yang masih belum melepas pemain mereka, sebab ini menyangkut agenda prioritas Timnas Indonesia dalam meningkatkan ranking FIFA. Dan saya, Exco, Waketum bisa menghukum mereka [klub],” tegasnya seperti dikutip dari Instagram resmi Erick Thohir.
Diketahui timnas Indonesia tengah melakukan pemusatan latihan (TC) di Surabaya guna mempersiapkan tim menghadapi FIFA Matchday melawan Palestina (14/6) dan Argentina (19/6).
Pelatih Persija Jakarta, Thomas Doll sebetulnya merestui kedua pemainnya untuk bergabung ke timnas Indonesia. Namun tidak dalam waktu dekat karena sang pemain dikatakannya harus bersatu dengan tim demi mendapatkan chemistry yang baik.
“Untuk Witan dan Ridho hanya punya waktu seminggu bersama kami karena mereka mempunyai jadwal FIFA Matchday. Mungkin mereka baru akan kembali lagi setelah melawan Argentina,” kata Thomas Doll.
“Saya pikir untuk sekarang ada baiknya mereka berlatih bersama yang lain dulu di Sawangan untuk mengikuti sesi latihan taktikal dan latihan fisik. Khususnya Ridho yang harus mengenal lingkungan barunya,” ujarnya menambahkan.
BARU ADA 16 PEMAIN
Hingga kini, baru ada 16 pemain yang telah bergabung ke timnas Indoensia. Terbaru pemain Ipswich Town, Elkan Baggot yang sudah tiba di Surabaya.
Adapun pemain-pemain yang sudah lebih dulu datang mengikuti pemusatan latihan adalah Sandy Walsh, Andy Setyo, Rafael Struick, Ivar Jenner, Syahrul Trisna.
Selain itu, ada juga Dendy Sulistyawan, Fachruddin Aryanto, Dimas Drajad, Stefano Lilipaly, Ernando Ari, Marselino Ferdinan, Ricky Kambuaya, Rachmat Irianto, Marc Klok, dan Edo Febriansyah.
Dengan jumlah yang ada, berarti tinggal 10 pemain lagi yang belum bergabung, termasuk duo Persija Jakarta, Witan Sulaeman dan Rizky Ridho. Pasalnya dalam FIFA Matchday kali ini Shin Tae-yong memanggil 26 pemain ke timnas Indonesia.
SHIN TAE-YONG GERAM
Pelatih timnas Indonesia, Shin Tae-yong turut mengomentari Persia Jakarta yang masih belum melepas pemainnya. Pria asal Korea Selatan itu mengaku sangat geram dengan apa yang dilakukan oleh Persija Jakarta.
Sebelumnya PSSI sudah melakukan pembicaraan dengan beberapa klub, namun Persija Jakarta seakan tidak mengindahkannya. Alhasil ia pun geram kepada tim ibu kota tersebut.
“Memang sebenarnya sudah dibicarakan dengan pak ketum (PSSI) bahwa TC akan dipercepat dan pasti klub-klub juga harusnya lepas, tapi tidak dilepas, jadi saya merasa tidak nyaman, terganggu juga sebenarnya,” kata Shin Tae-yong usai memimpin latihan tim.
“Pemain pada banyak liburan dan baru ikut jadi pasti kurang dalam fisik. Jadi saya merasa tidak nyaman,” tambahnya.
Meski demikian, Shin Tae-yong memberikan pengecualian kepada tim yang tengah berlaga di sebuah kompetisi. Seperti halnya tiga pemain PSM Makassar yang saat ini masih berlaga di play-off Liga Champions Asia.
Tiga pemain tersebut adalah Reza Arya Pratama, Yance Sayuri dan Yakob Sayuri.
“Untuk pemain yang main di liga tidak masalah sebenarnya tidak lepas dan main di timnya,” ungkap Shin Tae-yong.
SUMARDJI GERAM
Manajer timnas Indonesia, Sumardji juga turut bersuara terkait dua pemain Persija Jakarta. Ia menegaskan jika seharusnya seluruh tim mementingkan kebutuhan timnas Indonesia.
Terlebih saat ini belum ada kompetisi yang digulirkan. Untuk itu ia meminta Persija Jakarta segera melepaskan pemainnya ke timnas Indonesia.
“Kalo kepentingan timnas mohon lah kiranya temen temen klub itu mau mengerti karena kami juga ingin adanya chemistry. Tidak boleh seperti ini, karena ini untuk kepentingan nasional, untuk kepentingan bangsa dan negara,” ucap Sumardji.