PT Liga Indonesia Baru (LIB) mengadakan Owner Club Meeting bersama para kontestan di Liga 2 2023/24. Owner Meeting Liga 2 2023/24 sendiri digelar di Hotel Sultan, Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (27/6).
Sebanyak 28 pemilik klub di Liga 2 2023/24 hadir dalam acara tersebut. Banyak pembahasan yang menjadi topik pada pertemuan Owner Club Meeting Liga 2 2023/24 tersebut.
Salah satu yang menjadi pembahasan adalah beberapa perubahan regulasi yang ada di Liga 2 2023/24. Menurut Direktur Utama PT LIB, Ferry Paulus, pihaknya sudah menentukan regulasi apa saja yang akan diterapkan.
Jika musim lalu Liga 2 dibagi menjadi tiga grup, saat ini akan dibagi menjadi empat wilayah. “Kepada owner klub Liga 2, beberapa regulasi yang kami sampaikan termasuk sistem kompetisi yang akan kita lakukan di musim 2023-2024,” kata Ferry Paulus seusai Owner’s Club Meeting Liga 2 2023-2024 pada Selasa (27/6/2023).
Untuk jadwal kick-off Liga 2 2023/24 juga sudah ditentukan oleh PT LIB. “Kemudian, ada beberapa hal yang sudah disepakati, salah satunya adalah mengenai kickoff di bulan September dan berakhir sebelum lebaran,” ujarnya.
Meski sudah ditentukan bulan dilakukannya kick-off, namun belum ada tanggal pastinya. Yang pasti sebelum kick-off akan ada jadwal pramusim.
“Masih belum. Sebab, akan diawali dengan pra-musim. Kompetisinya akan digelar mulai September hingga sebelum Bulan Puasa (2024). Sebelum itu rencananya, akhir Juli-Agustus. Satu bulan penuh baru kita masuk untuk persiapan ke liga sesungguhnya,” jelasnya.
PEMAIN U-21
Seperti halnya Liga 1 2023/24 yang harus memainkan pemain U-23 minimal 45 menit, Liga 2 2023/24 juga akan menerapkan sistem yang sama. Namun bukan untuk pemain U-23, melainkan U-21.
Regulasi tersebut diterapkan guna membangun pondasi untuk timnas Indonesia. Dengan regulasi tersebut diharapkan akan banyak lahir pesepakbola baru yang potensial.
“Kalau di Liga 1 kemarin ada kewajiban U-23, di Liga 2 minimal satu pemain U-21 dengan durasi bermain yang sama dengan Liga 1,” tuturnya.
PEMAIN ASING
Selain berubahnya sistem kompetisi, klub Liga 2 2023/24 juga direncanakan bisa menggunakan pemain asing. Meski begitu, untuk regulasi pemain asing sendiri belum mutlak.
“Kemudian, mengenakan pemain asing sudah kita sampaikan. Jadi, satu Asia dan satu non-Asia. Memang kami belum menerbitkan regulasi pemain asing, karena harus mendapat persetujuan dari PSSI,” ucapnya.
“Itu yang akan kami rekomendasikan ke PSSI untuk paling tidak, satu tingkat di bawah Liga 1,” katanya menjelaskan.
AGAR TERBIASA
Ferry Paulus menjelaskan kenapa Liga 2 saat ini bisa menggunakan pemain asing. Menurutnya, dengan adanya pemain asing maka kualitas Liga 2 dapat meningkat.
Selain itu, penerapan penggunaan pemain asing juga sebagai ajang pembelajaran untuk klub Liga 2. Ferry Paulus ingin agar saat nanti klub promosi ke Liga 1 tidak kaget dalam menangani pemain asing.
“Ini supaya klub Liga 2 naik kelas, supaya mereka sudah terbiasa bagaimana caranya menangani pemain asing. Jadi saat promosi ke Liga 1, klub sudah terbiasa,” ungkap Ferry Paulus.
Mantan Direktur Olahraga Persija jakarta itu menyebutkan jika penggunaan pemain asing ini masih harus dilakukan pembahasan yang lebih mendalam. Ia juga harus mengadakan pertemuan dengan PSSI terkait hal tersebut.
“Ada yang bilang oke, dan ada yang bilang tidak. Memang, kalau stratanya mengikuti Liga 1, pasti ada tolakan. Memang kita belum menerbitkan regulasi pemain asing, karena harus mendapat persetujuan dari PSSI,” ucap pria asal Manado ini.
SUBSIDI Rp 2 MILIAR
Sementara itu, manajer Perserang Serang, Babay Karnawi menanggapi regulasi pemain asing. Menurutnya tidak masalah jika Liga 2 2023/24 menggunakan pemain asing..
Namun demikian, ada syarat yang harus PT LIB penuhi kepada para klub di Liga 2 2023/24. Syaratnya adalah menaikkan angka subsidi yang diberikan PT LIB kepada para klub. Alasannya karena biaya atau harga pemain asing itu berada di atas dari pemain lokal.
“Kami setuju saja asal subsidi dinaikkan. Musim lalu itu Rp 800, sekarang kami minta Rp 2 Miliar. Kalau itu selesai maka kami selesai (setuju). Perhitungan kami dengan kompetisi hampir 10 bulan, ya hitungannya seperti itu, 25% dari biaya pengeluaran satu musim jadi wajar kalau minta segitu (Rp 2 Miliar),” ungkapnya.