Anggota exco PSSI, Arya Sinulingga mengungkapkan ada warisan utang dari kepengurusan sebelumnya. Angka dari utang tersebut pun cukup fantastis, hampir Rp 100 Miliar jumlahnya.
Akibat dari utang tersebut, PSSI menerima ancaman sampai somasi yang dilayangkan oleh pihak bersangkutan. Arya Sinulingga mengatakan jika PSSI siap untuk menghadapi semua yang dilayangkan.
Menurutnya utang yang ditagihkan oleh pihak bersangkutan kepada PSSI merupakan utang sejak beberapa tahun ke belakang. Untuk itu, PSSI kepengurusan saat ini cukup kaget karena tidak tahu menahu dengan utang yang ditagihkan kepada mereka.
“Kami saat ini ditagih puluhan miliar utang PSSI. Kami kan nggak punya utang, sebelumnya kami hanya menerima (jabatan), ketika dikasih, uang nggak ada, nol,” ujar Arya Sinulingga, Kamis, (6/7).
“Waduh, utangnya puluhan miliar. Kisarannya tipis-tipis hampir Rp 100 miliar, tapi nggak nyampe lah. Di bawah sedikit. Sudah ada juga mengancam kami, mensomasi kami juga udah ada. Utang ini banyak banget datang, tapi uang tidak ada,” sambungnya.
BANYAK PIHAK
Menurut Arya Sinulingga, utang yang ditagihkan kepada PSSI merupakan utang dari beberapa pihak. Yang paling membuat miris adalah adanya utang kepada salah satu agen pemain naturalisasi.
Sang pemain juga mengancam enggan bermain jika tidak segera dibayar. Pasalnya kepengurusan sebelumnya menjanjikan akan mengganti uang yang telah digunakan oleh sang pemain selama datang ke Indonesia.
“Mau tiket akomodasi, semua nggak dibayar, dan ada sesuatu yang dijanjikan untuk agen pemain juga, itu tak dibayar. Harus dibayar ini, kalau nggak dibayar kan dia nggak mau main karena itu dijanjikan sama (pengurus) yang lama,” ucapnya.
BAYAR BERTAHAP
Arya Sinulingga juga menuturkan jika PSSI akan segera membayar utang kepada pihak yang bersangkutan. Hanya, pembayaran yang dilakukan tidak bisa semuanya.
PSSI akan membayar utangnya secara bertahap. Alasannya karena jumlah utang yang ada cukup besar, sedangkan PSSI tidak memiliki uang sebanyak itu.
“Empat tahun belakangan, tapi yang sebelum-sebelumnya sudah masuk juga. Tiba-tiba tagihan yang kami nggak tahu datang mungkin karena dikira PSSi sekarang oke,” tutur Arya.
“Jadi mohon dimaklumi kenapa kami terpaksa bertahap bayarnya. Karena utangnya puluhan miliar, utang tidak ada. PSSI kan tidak bisa menodong ketua umum, tidak bisa begitu. Uangnya harus dicari dengan berbagai cara,” ucap Arya.
HIDUP ORANG
Sebelumnya Erick Thohir telah memerintahkan untuk mendahulukan membayar kepada individu. Itu artinya untuk perusahaan akan dibayar belakangan.
Hal tersebut dilakukan karena individu menyangkut dengan kehidupan seseorang. Sedangkan untuk perusahaan harus sabar menunggu giliran.
“Pak Erick sudah arahkan supaya kami mulai membayar utang tapi yang memang menyangkut hidup orang. Wasit yang belum dibayar dan perangkat pertandingan, tapi untuk vendor-vendor kami terpaksa menunggu audit,” kata Arya.