Pelatih timnas U-17 Indonesia, Bima Sakti membeberkan pembagian tugas dengan konsultan pelatih asal Jerman, Frank Wormuth. Dalam pembagian tugas tersebut Bima Sakti menyebutkan jika semua keputusan tetep ada pada dirinya.
Hal tersebut tak lepas dari tugas Bima Sakti yang memang menjadi pelatih kepala di timnas U-17 Indonesia. Sedangkan untuk Frank Wormuth nantinya ia hanya akan memberikan masukkan untuk Bima Sakti saat bertugas.
Frank Wormuth sendiri akan mendampingi Bima sakti di Piala Dunia U-17 2023 di Indonesia. Ia juga akan mendampingi timnas U-17 Indonesia saat melangsungkan pemusatan latihan (TC) di Jerman nantinya.
“Pembagian tugasnya dengan (Frank Wormuth) ya mereka hanya memberikan masukkan. Ya, di lapangan tetap saya semuanya (yang mengendalikan). Karena itu memang tanggung jawab saya,” ujar Bima Sakti kepada awak media di Lapangan ABC, Senayan, Jakarta, Kamis (27/7/2023).
KOMUNIKASI
Menurut Bima Sakti, sejauh ini ia belum pernah berkomunikasi dengan Frank Wormuth. Meski demikian, ia siap kapan pun bekerja bersama dengan pria asal Jerman tersebut.
Bima Sakti mengatakan jika dirinya akan menyerap semua ilmu yang dimiliki oleh Frank Wormuth. Bahkan, sebelum berkomunikasi dengan mantan pelatih timnas U-20 Jerman itu, ia sudah berkomunikasi dengan beberapa pelatih kelas dunia yang ada di Indonesia.
“Belum, belum. Tapi, ya saya berterima kasih. Kita bisa belajar lagi. Kemudian saya diberi kesempatan luas untuk memilih siapa saja. Oleh sebab itu saya ambil semua ilmu dari mereka. Mana yang cocok,” ucapnya.
“Termasuk dari coach Shin Tae-yong, dari coach Indra, kemudian kemarin, ya mohon maaf saya juga sempat ketemu Luis Milla. Cuma memang nggak saya posting-posting di media sosial. Saya sempat ketemu banyak masukan juga ke saya.
“Nanti ketemu dengan dirtek yang baru. Rencananya saya akan bicara banyak lagi. Masukan ini nantinya kalau memang pas saya akan menerapkan di timnas U-17 Indonesia,” jelasnya.
PEMAIN DIASPORA
Bima Sakti sendiri saat ini tengah melakukan seleksi timnas U-17 Indonesia di Jakarta. Rencananya ia akan melanjutkan seleksi pemain di Bali pada bulan Agustus mendatang.
Dalam seleksi tersebut sebelumnya ada beberapa pemain diaspora yang ambil andil. Akan tetapi, tinggal satu saja yang bertahan. Pemain tersebut adalah Aaron Suitela, pemain keturunan Australia.
Sebetulnya ada satu pemain lagi keturunan Indonesia-Brasil, Welber Jardim. Hanya, Welber Jardim masih di Brasil untuk mengikuti turnamen bersama timnya, Sao Paulo.
“Diaspora sebenarnya ada dua ya, (Aaron) Suitela sama Welber. Cuman Welber terkendala karena masih ada turnamen lagi bersama Sao Paolo, tapi sudah menyatakan siap,” ungkapnya.
“Kemarin orang tuanya izin akan mengikuti turnamen di Rio (Brasil). Jadi dia kami beri izin karena dapat kesempatan berkompetisi dan kesempatan main,” lanjutnya.
Bima Sakti menuturkan bahwa Welber mungkin baru akan tiba di Indonesia pada awal Agustus. Sang pemain berusia 16 tahun juga akan didampingi orang tuanya di sini.
“Mungkin di awal Agustus minggu pertama atau minggu kedua, kita tinggal menunggu kesiapan dia untuk hadir. Kita juga mendatangkan orang tuanya karena butuh pendamping,” imbuh Bima Sakti.
AARON LIAM SUITELA
Sebelumnya, Bima sakti memanggil beberapa pemain diaspora dalam seleksi timnas U-17 Indonesia. Sebut saja Aaron Nathan Ang, Staffan Qabiel, Madrid Augusta, serta Mahesa Ekayanto. Namun, pemain tersebut dipulangkan oleh Bima Sakti.
Saat ini tersisa Aaron Suitela saja. Adapun alasan Bima Sakti mempertahankan Aaron Suitela adalah karena sang pemain memiliki semangat yang tinggi.
“Dia (Aaron Liam Suitela) punya kemauan, skill-nya bisa diperbaiki. Kita lihat nanti di akhir dan ini masih belum ada yang pasti semua, termasuk (Arkhan) Kaka.
“Ya, dia bersaing sama semuanya dan di Bali ada beberapa pemain Diaspora yang dirilis PSSI dan akan kita panggil,” ungkapnya.
GABRIEL HAN WILLHOFT-KING
Dalam daftar pemain diaspora yang direncanakan untuk mengikuti seleksi, ada satu pemain yang mencuri perhatian karena bermain di tim besar. Pemain tersebut adalah Gabriel Han Willhoft-King.
Pemain yang dikatakan memiliki darah Indonesia dari nenek/kakeknya itu bermain untuk Tottenham Hotspur. Namun, Bima Sakti mengatakan jika sang pemain tidak bisa bermian untuk timnas U-17 Indonesia.
“Tottenham (Hotspur) itu mohon maaf, kita kemarin sudah pelajari, kami juga sudah komunikasi dengan orang tuanya. Paspornya nggak ada Indonesia-nya,” kata Bima Sakti.
“Jadi kami harus naturalisasi, karena naturalisasi butuh waktu ya. Sebenernya (Gabriel) mau main gitu. Mau, tapi kayaknya nenek ya, ada neneknya orang Indonesia atau kakek gitu,” terangnya.
DIPULANGKAN SEMENTARA
Selain pemain diaspora, ada juga pemain yang bermain di liga lokal yang turut dipulangkan. Meski demikian, ternyata ada dua pemain yang dipulangkan namun untuk sementara.
Pemain yang dipulangkan sementara adalah Arkhan Kaka. Pemain termuda di Persis Solo itu dipulangkan untuk mengikuti kegiatan kembali dengan tim.
Bima Sakti menyatakan jika kepulangan Arkhan Kaka ke Persis Solo merupakan komitmen awal antara PSSI dengan timnya.
“Iya, Kaka kami kemarin sudah komitmen dengan Persis bahwa Kaka akan kami panggil 2 minggu TC, dan itu sangat penting buat Kaka juga, dan buat pemain yang lain karena di awal TC kan kami melakukan beberapa tes,” ujarnya.
“Jadi, dia harus melewati itu dulu. Hasilnya sudah ada, dan setelah 2 minggu, kami kembalikan ke klub,” katanya menambahkan.
Selain Arkhan Kaka, Bima Sakti juga akan memulangkan Sulthan Zaky ke klubnya. Diketahui jika Sulthan Zaky merupakan bek berusia 17 tahun yang berasal dari PSM Makassar.
“Sulthan Zaky juga ini dipulangkan, tapi sementara ini masih di sini,” imbuh Bima Sakti.
UJI COBA
Timnas U-17 Indonesia ternyata akan menghadapi tim asal Eropa dan Asia saat melangsungkan seleksi sekaligus TC di Bali. Dua tim yang akan dihadapi timnas U-17 Indonesia adalah Barcelona U-19 dan Kashima Antlers U-18
Barcelona U-19 dan Kashima Antlers U-18 diketahui akan berada di Bali pada bulan Agustus mendatang. Keberadaan mereka di Bali untuk mengikuti International Youth Competition 2023.
Selain Barcelona U-19 dan Kashima Antlers U-18, akan ada Bhayangkara Presisi U-18 dan Real Madrid U-18. Ajang IYC 2023 akan dihelat di Stadion Ngurah Rai, Denpasar, Bali, pada 7 sampai 14 Agustus 2023.
“Nanti kami lawan tim Eropa, walaupun klub paling tidak buat pemain lebih baik karena ketemu pemain-pemain Eropa dan yang pasti nanti di Piala Dunia juga ketemu pemain yang sama,” jelasnya.
“Jadi daripada jauh-jauh ke Spanyol, Alhamdulilah mereka lagi di Bali ya. Kami bersyukur PSSI sudah mengatur dan panitia di Bali juga kasih kesempatan untuk bertanding lawan tim Eropa dan tim Asia,” tutupnya.
View this post on Instagram