“Saat laga memasuki menit 70’ dan Anda belum mencetak gol, maka situasinya jadi bertambah sulit,”
Kemenangan 2-0 Barcelona atas Cadiz di pekan kedua La Liga 2023/24, ternyata meninggalkan kekhawatiran di kalangan pemain.
Pada laga tersebut, Blaugrana memang sangat mendominasi permainan. Hal itu setidaknya tampak dari data statistik. Situs Flashscore misalnya, merilis bahwa persentase penguasaan bola Robert Lewandowski dkk. di laga tersebut mencapai 75% berbanding 25% milik Cadiz.
Hanya saja, Barca baru bisa membobol gawang sang lawan di menit 82’ lewat gol Pedri. Klub Catalan itu bahkan harus menunggu sampai detik-detik akhir (menit 90+4’) sebelum akhirnya mencetak gol kedua guna menyudahi perlawanan Cadiz. Gol itu dicetak Ferran Torres.
Salah satu rekrutan anyar yang turut menyumbang assist untuk gol pertama Barca di laga tersebut, Ilkay Gundogan, tak menutupi bahwa ia dan rekan-rekannya butuh kesabaran ekstra sebelum akhirnya memenangi laga. Hal itu dituangkan Gundogan lewat salah satu unggahannya di akun Instagram sesudah laga.
“Kesabaran menjadi kunci di laga ini. Pada akhirnya, kami berhasil meraih hasil yang krusial,” tulis Gundogan di bagian caption.
Yang teranyar, gelandang senior Barca lainnya, Frengkie De Jong, menuturkan hal serupa. Menurut pemain asal Belanda tersebut, level permainan Barca belum sampai di titik terbaik, khususnya dalam hal ketajaman dan memaksimalkan peluang.
Ia berkaca pada dua gol mereka yang baru tercipta di menit-menit akhir saat melawan Cadiz dan kegagalan mencetak gol versus Getafe di pekan pembuka.
“Kami kembali menderita lagi melawan Cadiz. Kami memang menang dan itu merupakan hal terpenting, khususnya untuk meningkatkan kepercayaan diri. Tapi seharusnya, kami bisa mengkreasi lebih banyak ancaman ke lawan,” ujar De Jong dilansir Marca.
“Semua laga sangat penting dan Barca harus selalu menang. Itulah mengapa ketika laga memasuki menit ke-70 dan kami belum bisa mencetak gol, maka situasinya jadi bertambah rumit,” lanjut De Jong.
Selain menguasai laga kontra Cadiz, Barca sebenarnya juga sangat mendominasi peluang. Di babak pertama saja, mereka melepaskan delapan tembakan, yang mana lima di antaranya merupakan shot on target. Akan tetapi, tak satupun yang berujung gol.
Tim besutan Oscar Hernandez itu lantas meningkatkan intensitas serangan mereka di babak kedua. Jumlah tembakan mereka (16 kali) naik dua kali lipat dibanding babak pertama. Namun, hanya lima yang kembali on target dan cuma dua di antaranya berbuah gol.
Jadi secara keseluruhan Barca harus melepaskan 24 tembakan (10 shot on target) guna melahirkan dua gol kemenangan tanpa balas mereka kontra Cadiz.
Situasi yang hampir-hampir mirip juga berlangsung kala mereka ditahan imbang Getafe 0-0 di pekan pembuka. Barca mencatatkan persentase penguasaan bola hingga 75%. Jumlah tembakan mereka juga mencapai 14 tembakan (4 shot on target). Namun, agresivitas itu hanya berujung dengan skor kaca mata. Mereka cuma membawa pulang satu poin dari Getafe.
Start Barca jelas masih kurang meyakinkan dibanding rival abadi mereka, Real Madrid. Meski menjalani dua laga tandang beruntun, Los Blancos selalu berhasil sukses menuai poin penuh yakni lewat kemenangan 2-0 atas tuan rumah Athletic Bilbalo di pekan pembuka dan kemenangan 3-1 kala bertandang ke Almeria di laga teranyar.
Catat pula bahwa Madrid selalu berhasil mencetak gol babak pertama di kedua laga tersebut. Keberhasilan itu tentu memudahkan Vinicius Junior dkk. dalam mendikte lawan hingga akhir laga. Pola itu yang seharusnya bisa ditiru Barca secepatnya.