Insiden Kerichuan yang terjadi di Stadion Jatidiri, Semarang, Minggu (20/8) antara suporter Persib Bandung dan PSIS Semarang tampaknya meninggalkan coretan di sepak bola Indonesia. Saat itu suporter Persib Bandung yang bertamu ke stadion PSIS Semarang, sempat terlibat keributan.
Kejadian tersebut terlihat di televisi karena pertandingan Persib Bandung dan PSIS Semarang disiarkan secara langsung. Bahkan, sempat ada asap putih terlihat dari titik kericuhan antar dua suporter tersebut.
Persib Bandung pun akhirnya buka suara terkait insiden tersebut. Melalui Vice President Operational PT Persib Bandung Bermartabat, Andang Ruhiat ia mengaku sangat prihatin atas terjadinya insiden kericuhan di Stadion Jatidiri, Semarang.
Padahal ia menilai seharusnya sepak bola bisa mempersatukan Indonesia. Melalui sepak bola juga suporter bisa saling kenal satu sama lain.
“Kami merasa prihatin dengana adanya gesekan diantara suporter sendiri. Padahal kita tahu semuanya bahwa yang namanya olahraga itu untuk mempersatukan kita,” ujar Andang Ruhiat.
GESEKKAN
Andang Ruhiat menyatakan jika pihaknya sebetulnya sudah menghimbau agar suporter tidak hadir di lapangan lawan. Bahkan himbauan tersebut selalu digaungkan jika Persib Bandung akan bertandang ke kandang lawan.
Namun dalam penerapannya masih ada suporter yang membandel dan hadir di kandang lawan. Untuk itu ia menyayangkan bisa terjadi kericuhan di Stadion Jatidiri.
“Munculnya gesekkan-gesekkan itu pasti di lapangan terjadi gesekkan antar suporter dan kenapa kami selalu mengimbau terus menerus mengulang-ulang supaya satu mematuhi terhadap aturan-aturan yang ada ataupun aturan yang sudah diterapkan itu sendiri,” ungkapnya.
MENCEGAH
Andang Ruhiat menilai selain dapat merusak sepak bola Indonesia, kericuhan antar suporter juga dapat membuat sepak bola Indonesia dikucilkan. Dikucilkan tersebut dalam artian akan ada penonton yang takut untuk hadir langsung di stadion.
“Kami kenapa selalu mengimbau berharap bahwa yang namanya sepak bola bisa dinikmati oleh semua kalangan, dengan kita melihat kejadian gesekan suporter artinya memberi rasa ketakutan juga kepada yang lain. Ini yang kita tidak harapkan,” paparnya.
Terus lagi, sejauh ini manajemen Persib Bandung memang hanya bisa sebatas mengimbau agar Bobotoh tidak melakukan awayday. Pasalnya manajemen Persib Bandung juga tidak punya wewenang untuk mencegah Bobotoh untuk tidak awayday.
“Mungkin selanjutnya akan ada koordinasi antara panpel di sini dan di sana, itu juga tidak bisa dipastikan harus bisa (mencegah) karena tidak ada wewenang. Kami hanya bisa terus mengimbau. Insya Allah imbauan yang baik akan meghasilkan hal yang baik juga ke depannya,” tutup Andang Ruhiat.
PSSI
Sebelumnya PSSI melalui Arya Sinulingga juga telah merespons kericuhan yang terjadi di Semarang. Ia menyatakan sangat menyayangkan kericuhan antar suporter bisa terjadi.
Walaupun tidak menimbulkan korban jiwa, namun hal tersebut tentu saja tidak bisa dibenarkan. Seakan tragedi Kanjuruhan tidak cukup untuk mengingatkan kisah tragis sepak bola Indonesia.
Menurut Arya Sinulingga padahal pihaknya sudah menerepakan peraturan jika suporter lawan dilarang hadir di stadion. Namun masih banyak suporter yang tidak mengindahkan peraturan tersebut.
“Kami menyayangkan kejadian di Semarang. Kami semua harus bersama-sama bekerja sama dari seluruh elemen sepakbola baik itu PSSI, PT LIB, klub, dan suporter,” kata anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI Arya Sinulingga di forum wartawan, Senin (21/8).
TRANSISI
Ditambah lagi saat ini PSSI tengah dalam masa transisi untuk menjadi lebih baik lagi. Untuk itu, kericuhan yang terjadi di Semarang dapat mencoreng sepak bola Indonesia.
Pria berusia 52 tahun itu meminta kepada suporter agar bersabar dan menahan diri untuk tidak melakukan kunjungan ke stadion tim lain. Ke depannya ia berharap agar tidak ada lagi kericuhan yang terjadi di sepak bola Indonesia.
“Keputusan transisi oleh PSSI setelah mendapatkan arahan FIFA bahwa penonton tandang itu tidak boleh datang harus sudah dilakukan sama-sama. Seluruh suporter juga harus tahan diri supaya tidak datang ke kandang lawan,” ujar Arya.
FIFA
Selain itu, yang membuat kompetisi harus berjalan lancar tanpa adanya kerusuhan adalah karena FIFA. Arya Sinulingga menyatakan jika saat ini FIFA sudah berkantor di Indonesia.
Untuk itu, apa pun yang terjadi dengan sepak bola Indonesia tentu saja akan sampai ke FIFA. Ia meyakinkan jika ingin membangun kompetisi yang baik, maka semua pihak harus bekerja sama.
“Harus diingat, FIFA sudah ada di Indonesia. Mereka berkantor di Indonesia dan melihat semua kejadian. Sangat transparan bagi mereka dengan apa yang terjadi,” imbuh Arya.
“Ayolah teman-teman suporter, klub, PT LIB, dan kami harus bersama-sama untuk mengubah diri. Tidak bisa saling menyalahkan.
“Mari kita membuat sadar bahwa masih ada kejadian seperti ini. Ini jelas bukan karena larangan suporter tamu,” paparnya.
View this post on Instagram