Satuan Tugas Anti Mafia Bola atau Satgas Anti Mafia Bola secara resmi hidup kembali demi menciptakan sepak bola Indonesia yang bersih. Sebelumnya pada tahun 2018, Kepolisian membentuk Satgas Anti Mafia Bola karena adanya praktik match fixing atau pengaturan skor di sepak bola Indonesia.
Usai berdiri, Satgas Anti Mafia Bola berhasil menangkan beberapa pengurus PSSI yang terlibat praktik pengaturan skor. Tak tanggung-tanggung, setidaknya ada lima tersangka yang ditangkap.
Kelima tersangka yang terlibat adalah Johar Lin Eng (Ketum PSSI Asprov Jawa Tengah), Dwi Irianto atau Mbah Putih (Anggota Komdis PSSI), Priyanto (eks Komite Wasit PSSI), Joko Driyono (Plt Ketum PSSI) dan terakhir ML (Direktur Penugasan Wasit PSSI).
Setelah beberapa musim, tepatnya pada 18 Agustus 2020 akhirnya Satgas Anti Mafia Bola dibubarkan oleh Kepolisian. Hampir tiga tahun kemudian, lewat Presiden Republik Indonesia Joko Widodo mendorong Erick Thohir untuk fokus praktik haram di dunia sepak bola.
Lewat kolaborasi antara individu-individu independen dan PSSI, akhirnya Satgas Anti Mafia Bola dihidupkan kembali. Menurut Ketua Umum PSSI Erick Thohir ia diperintahkan usai melaporkan kesiapan pusat latihan PSSI di IKN.
“Tadi pagi saya dipanggil Pak Presiden, selain melaporkan kesiapan Piala Dunia U-17 dan rencana peletakan batu pertama pusat latihan nasional PSSI di IKN.
“Secara khusus saya diperintahkan untuk memberi perhatian serius soal praktik pengaturan pertandingan dan mafia sepakbola. Bahkan, meminta keterlibatan tokoh-tokoh independen agar jelas transparansinya,” jelas Erick Thohir, Rabu (20/9).
BERDAMPAK
Erick Thohir melanjutkan atas arahan Presiden dan juga didorong melakukan intropeksi secara internal, akan ada keterlibatan beberapa tokoh independen.
Dengan adanya beberapa tokoh independen, diyakini akan memberikan dampak nyata dalam mewujudkan PSSI sebagai organisasi yang gamblang, bersih, dan terbuka atas berbagai input serta temuan segala praktik kecurangan.
Pemilihan tokoh independen pun bukan main, salah satunya ada jurnalis kawakan di Indonesia, Najwa Sihab. “Jika melihat individu-individu dalam tim ini, saya jamin satgas bisa bekerja maksimal.
“Mereka bisa langsung laporkan temuan ke Presiden karena tujuannya untuk percepatan dalam membersihkan sepakbola. Satgas ini juga akan berkolaborasi dengan FIFA sebagai bagian transparansi,” lanjutnya.
KETUA SATGAS ANTI MAFIA BOLA
Sementara itu, mantan Ketua Steering Committee Piala Presiden 2015-2019, Maruarar Sirait didapuk menjadi Ketua Satgas Anti Mafia Bola.
Maruar Sirait memgatakan jika satgas Anti Mafia Bola telah mendapat dukungan dari PSSI, pemerintah, dan FIFA. Berkat hal tersebut ia dan timnya berkomitmen untuk menjadi bagian penting transparansi dan transformasi sepakbola nasional.
“Saya apresiasi karena bersama-sama orang hebat di satgas ini. Kami berkomitmen agar tim ini tidak masuk angin, tidak boleh gentar, dan tidak boleh takut, serta tidak pilih kasih.
“Akan ada auditor tepercaya serta komunikasi yang baik dengan pihak Polri dan kejaksaan jika kami ingin mengungkap kasus yang terkait aturan hukum,” jelas Maruar
PENGURUS
KETUA: Maruar Sirait
ANGGOTA: Najwa Sihab, Ardan Adiperdana, dan Akmal Marhali.
View this post on Instagram