Atletico Madrid berhasil mengurangi keminderan mereka di hadapan Real Madrid. Di rumahnya, Civitas Metropolitano, Atleti menekuk tetangganya itu dengan skor meyakinkan. El Real gagal kembali ke puncak klasmen La Liga.
Sebelum jamuan pada Minggu (24/9), Atletico hanya bisa sekali menang dari 15 El Derbi Madrileno. Kali ini, pasukan Diego Simeone tampak terlecut untuk mematahkan superioritas Madrid yang selalu menang di lima jornada sebelumnya.
Atleti segera menekan begitu peluit awal berbunyi. Los Rojiblancos hanya butuh waktu empat menit untuk unggul saat Alvaro Morata tampil ganas menghadapi El Real, mantan klub sekaligus kubu yang membinanya itu. Eks striker Juventus itu membuka skor dengan menyundul masuk umpan matang Samuel Lino dari sisi kiri.
Antoine Griezmann menggandakan keunggulan Si Merah Putih pada menit ke-18. Melesat tak terkawal untuk menyambut sodoran Saul Niguez, penyerang Prancis itu melepaskan sundulan yang membuat Kepa Arrizabalaga bergeming terpaku.
Pada menit ke-35, Madrid memperkecil jarak melalui Toni Kroos. Pemain Jerman itu mengecoh di depan kotak penalti sebelum melesatkan tembakan yang bersarang ke pojok gawang Jan Oblak.
Atletico mengulangi resep yang sama setelah jeda. Babak kedua baru semenit berjalan, Morata menyundul masuk umpan Saul Niguez dari sayap kiri. Dengan dua gol di derbi ibu kota ini, Morata meneruskan start apik musim ini. Koleksinya lima gol dari lima pekan.
Jude Bellingham, pemain baru yang tampil menawan di laga-laga sebelumnya untuk Madrid, menyimpulkan rasa frustrasi Madrid di pengujung laga. Gelandang serang asal Inggris itu diganjar kartu kuning untuk tekel terlambatnya terhadap Angel Correa saat injury time.
Bellingham pun merasakan kekalahan pertamanya di Madrid. Rekor sempurna Los Merengues dihentikan Atleti.
“Tim tampil bagus. Namun, saat unggul 2-0, kami menjadi terlalu bertahan dan memberikan lawan banyak kesempatan. Mereka menyulitkan kami setelah kedudukan 2-1. Saat jeda, saya berkata bahwa kami bisa kalah jika terus begitu. Kami harus kembali menguasai permainan, mengirim bola ke tiang jauh yang sulit mereka tutup. Dengan cara itulah Morata menjadikan skor 3-1,” ucap Simeone seperti dikutip As usai derbi.
“Inilah yang terjadi bila kami tidak memulai laga dan bertahan dengan baik. Kami rapuh di daerah sendiri dan tidak cukup menekan. Atletico tampil lebih baik daripada kami,” tutur pelatih Madrid, Carlo Ancelotti, dikutip Marca.
View this post on Instagram
Dengan kekalahan Madrid, dua klub Catalan di dua anak tangga teratas di klasemen itu menjadi dua tim yang belum terkalahkan. El Real tertinggal satu poin dari Barcelona dan Girona yang sama-sama mengumpulkan 16 angka. Atleti berada di peringkat kelima di bawah Bilbao.
Sehari sebelumnya, Barca bangkit dari ketertinggalan dua gol untuk membukukan kemenangan kelima. Celta Vigo unggul melalui gol Jorgen Strand Larsen pada menit ke-19 dan Anastasios Douvikas pada menit ke-76.
Blaugrana baru mampu membongkar pertahanan lima bek Celta di pengujung laga. Robert Lewandowski mempersempit ketertinggalan pada menit ke-81 dan 85, masing-masing dari assist dua Portugis yang baru datang menjelang tenggat bursa transfer, Joao Felix dan Joao Cancelo.
Nama yang disebutkan terakhir yang dipinjam dari Man. City memastikan tripoin Barca semenit sebelum waktu normal berakhir memanfaatkan operan Gavi. Niat pelatih Celta, Rafael Benitez, membukukan kemenangan pertama setelah kembali ke Spanyol, pun pupus.
“Perjuangan membalikkan keadaan yang hebat. Kami memang sesekali tidak rapi dan tidak mengalirkan bola seperti di laga-laga lain, tapi tim menang berkat keyakinan dan keberanian,” ucap Xavi kepada AP seperti dikutip TSN.
Beberapa jam sebelum Barca naik ke pucuk, klasemen dipuncaki klub lain dari Catalan, Girona. Klub kecil yang sebagian kepemilikannya ada di tangan Abu Dhabi yang memiliki Manchester City, menang 5-3 atas Mallorca. Hasil itu menjadi kemenangan kelima beruntun Artem Dovbyk dkk. setelah seri di pekan pembuka.
Pelatih Michel Sanchez menilai naiknya Girona besutannya ke puncak klasemen adalah sesuatu yang lucu saja. “Kami hanya gembira dengan kemenangan. Menang lima kali beruntun di divisi primer bukanlah pekerjaan mudah. Bahkan yang lebih penting dari hasil adalah sensasi yang kami punyai, memahami bahwa kami berkompetisi dengan baik dan memiliki gagasan jernih mengenai cara bermain yang kami inginkan,” ucap Sanchez.