Persebaya Surabaya berhasil menahan imbang tuan rumah Dewa United pada lanjutan Liga 1 2023/24 pekan ke-14. Pertandingan yang digelar di Stadion Indomilk Arena, Kelapa Dua, Kabupaten Tangerang, Sabtu (30/9) berakhir dengan skor 1-1.
Persebaya Surabaya lebih dahulu unggul pada menit 17 lewat Rival Wahyudi. Dewa United baru bisa menyamakan kedudukan jelang babak pertama berakhir.
Majed Osman yang menerima umpan lewat tendangan sudut, sukses melakukan sundulan. Penjaga gawang Persebaya Surabaya Andhika Ramadhan tidak bisa menggapai bola sehingga kedudukan menjadi 1-1.
Pelatih Persebaya Surabaya Josep Gombau pun mengaku puas dengan hasil yang ada. Apalagi mereka harus bermain dengan 10 pemain setelah Arief Catur dikartu merah wasit sejak menit 37.
“Awal pertandingan kita bermain sangat bagus dan mendominasi pertandingan. kita berhasil mencetak gol dan semua berubah saat kita mendapat kartu merah.
“Kalau tidak kartu merah mungkin hasil akan berbeda. tetapi saya senang kita bermain bagus dan bermain imbang. saya sangat senang dengan hasil ini,” kata Josep Gombau selepas pertandingan.
CATUR
Pelatih asal Spanyol itu sempat menanggapi kejadian di mana Arief Catur mendapatkan kartu merah. Saat itu Arief Catur melakukan sikutan ke kepala belakang dari Ady Setiawan.
Ady Setiawan yang terkena sikutan langsung tak sadarkan diri. Sontak semuanya menjadi panik, Ady Setiawan pun dibawa segera ke rumah sakit.
“Yang pertama yang jelas ini bola 50:50 dan Catur itu tidak sengaja karena ingin mengambil bola. Dia itu ingin memprotek dirinya sendiri tapi ada gerakan yang membuat ada benturan.
“Sebetulnya itu tidak perlu terjadi juga. Untuk Catur saya akan memberikan pembelajaran agar tidak terjadi laga. Dia masih muda akan berproses untuk itu,” jelasnya.
TEGANG
Selepas pertandingan terjadi situasi tegang antara Josep Gombau dengan pelatih Dewa United, Jan Olde Riekerink. Saat itu Josep Gombau berusaha menjabat tangan sang pelatih, tetapi tak digubris oleh Jan Olde Riekerink.
Josep Gombau pun menilai bahwa kejadian tersebut normal terjadi di sepak bola. Terlebih pertandingan berlangsung cukup ketat.
“Sebetulnya ga masalah karena ini pertandingan yang ketat dan biasa terjadi
kedua pelatih mencoba mempush pemainnya intuk pemainnya. Terakhir saya mencoba untuk respek menjabat tangan pelatih Dewa United (Jan Olde Riekerink), tetapi bisa dilihat sendiri reaksinya seperti apa. Ini normal,” ungkapnya.
KURANG
Sementara itu, Jan Olde Riekerink mengungkapkan kesulitan timnya dalam mencetak gol. Dewa United sendiri hanya bisa bermain imbang meski unggul jumlah pemain sejak babak pertama.
Pelatih asal Belanda itu menilai kalau timnya sangat minim peluang. Ia juga menyatakan bahwa penyerangnya belum bisa bertugas dengan baik.
“Saya rasa kekurangan di tim ini tidak banyak mendapat peluang baik itu dari individu atau tim. Itu sesuatu yang tidak hanya tidak ada di game ini, jika dilihat kita bermian dominan dan minggu lalu kita ada di 60% ball possesion, pada akhirnya talenta untuk menciptakan peluang dan membuat peluang tidak ada.
“Di pertandingan lain kita bisa dominan tapi tidak ada yang menciptakan dan menyelesaikan peluang. Saya rasa kita tidak memiliki striker yang bagus. Itu kepingan puzzle yang belum didapat,” jelasnya.
EGY
Tidak adanya Egy Maulana Vikri di dalam tim diakui Jan Olde Riekerink cukup terasa. Seperti diketahui, Egy Maulana Vikri merupakan pemain yang tampil di Asian Games 2022 di China.
Tidak adanya Egy Maulana Vikri membuat Dewa United tidak bisa menciptakan banyak peluang. Untuk itu, ia sangat menunggu kembali kehadiran mantan pemain Lechia Gdanks itu.
“D tiga pertandingan terakhir kita tidak menciptakan apa-apa (peluang). Osman dan Alex di depan, saya rasa hanya dua peluang yang diciptakan.
“Kita menunggu pemain yang bisa satu lawan satu, dan bisa menciptakan peluang. Egy (Maulana Vikri) pemain yang seperti itu, dia juga menjadi salah satu pemain yang banyak menciptakan assist,” tegasnya.
KANJURUHAN
Pemain Dewa United, Alta Ballah sedikit berkomentar terkait peringatan satu tahun Tragedi Kanjuruhan. Alta Ballah sendiri menjadi salah satu saksi pada tragedi itu.
Saat itu Alta Ballah masih berbaju Persebaya Surabaya. Bagi Alta Ballah banyak yang bisa dijadikan pelajaran untuk para suporter di Indonesia.
“Waktu tidak terasa memang itu kejadian waktu di Kanjuruhan betul-betul mencekam. Itu pelajaran untuk sepak bola kita untuk lebih dewasa lagi mendukung tim kebanggaan.
“Waktu dikasih tahu satu tahun tragedi, saya berpesan kepada suporter Indonesia untuk mendukung sewajarnya saja,” ungkap Alta Ballah.
“Kami akan sangat menghormati. Setidaknya mengheningkan cipta dilakukan selama satu menit, tidak 10 detik,” timbal Jan Olde Riekerink.
View this post on Instagram