Laga El Clasico yang memanggungkan Barcelona versus Real Madrid di Camp Nou, Sabtu (28/10), akhirnya dimenangkan oleh seorang Jude Bellingham.
Bintang anyar Madrid itu memborong dua gol kemenangan El Real, termasuk salah satunya gol penentu kemenangan yang lahir di menit-menit akhir (90+2’).
Bagi Barca, gol itu terasa makin pahit lantaran menyudahi catatan tak terkalahkan mereka sejak awal musim ini. Skuat Blaugrana tertahan di peringkat ketiga, di bawah Madrid dan Girona.
Berikat fakta-fakta menarik soal performa impresif Bellingham, gol cepat Ilkay Gundogan, laga ke-500 Luka Modric, Madrid yang lambat panas, hingga hasıl akhir yang membuat rekor pertemuan kedua tim menjadi seimbang.
- Gol Cepat Ilkay Gundogan dan Rutinitasnya di Laga Derbi
Barca unggul lebih dulu berkat gol Gundogan yang lahir saat laga baru berjalan sekitar enam menit, tepatnya di menit 5, 57 detik.
Menurut Opta, gol itu merupakan gol tercepat kedua di laga El Clasico sepanjang abad ke-21. Gol itu hanya kalah cepat dari gol Neymar (menit 3,02 detik) ke gawang Madrid pada 25 Oktober 2014.
Kala itu, gol Neymar juga menjadi gol pembuka laga meski pada akhirnya Barca justru takluk 1-3 dari sang rival di Santiago Bernabeu.
Khusus bagi Gundogan, gol itu juga menempatkannya sebagai pemain spesialis derbi. Ia berarti sudah mencetak gol di El Clasico, Der Klassiker, dan Derbi Manchester.
- Bellingham Terbaik!
Jika ada pemain yang layak dinobatkan sebagai pemain terbaik Madrid saat ini, maka Bellingham-lah orangnya. Dua golnya tidak hanya menghadirkan kemenangan dramatis atas Barca, tapi juga makin menegaskan kebintangannya sejak berseragam Los Blancos.
Bellingham kini sudah mengoleksi 13 gol (dari 13 kali tampil) dan makin kokoh sebagai pencetak gol terbanyak Madrid sejauh ini. Koleksinya jauh meninggalkan bomber-bomber Madrid lainnya seperti Joselu (5 gol/peringkat 2), Vinicius Junior (3 gol/peringkat 3) dan Rodrygo (2 gol/peringkat 4).
Yang membuatnya bertambah spesial, Bellingham berarti juga selalu sukses mencetak gol pada setiap penampilan perdananya di tiga ajang besar, yakni mulai dari laga debutnya di La Liga, Liga Champions, dan yang teranyar di El Clasico.
- Madrid Telat Panas
Jika mengacu pada statistik jalannya laga di babak pertama, Madrid terbilang beruntung bisa membawa pulang tiga poin. Pasalnya, penampilan Bellingham cs. sepanjang 45 awal terbilang monoton. Mereka sama sekali tak mampu membuat satupun tembakan on-target hingga turun minum.
Menurut Opta, sudah lebih dari 13 tahun sejak terakhir kali Madrid menampilkan serangan tumpul serupa, tepatnya sejak laga di Santiago Bernabeu pada 11 April 2010. Kala itu, Madrid harus takluk 0-2 lewat gol Lionel Messi (menit 33’) dan Pedro (56’).
- Laga ke-500 Modric
Keputusan pelatih Carlo Ancelotti menurunkan Luka Modric sejak menit awal kontra Barca, mengantar sang gelandang senior asal Krosia itu ke milestone terbarunya. Menurut Opta, itu merupakan penampilan ke-500 Modric bersama Los Galacticos.
- Sama Kuat di Enam Pertemuan Terakhir
Kali ini, hasil akhir memang condong ke Madrid. Raihan tiga poin dari Luis Companys (Camp Nou sedang direnovasi) juga membuat pasukan Carlo Ancelotti tetap solid di puncak klasemen.
Namun, jika mengambil persepktif dari catatan pertemuan kedua tim, kemenangan ini membuat Madrid dan Barca sama kuat di enam pertemuan terakhir ajang resmi. Rinciannya, kedua tim berbagi tiga kemenangan dan tiga kekalahan. Benar-benar dua tim rival sarat gengsi dengan kekuatan setara.