Pelatih timnas U-17 Indonesia, Bima Sakti mengaku tidak bisa menurunkan pemain keturunanya, Amar Rayhan Brkic di laga perdana Piala Dunia U-17 2023 menghadapi Ekuador. Timnas U-17 Indonesia kala itu berduel melawan Ekuador di Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya, Jumat (10/11).
Awalnya pemain Hoffenheim itu diplot menjadi salah satu penggedor serangan timnas U-17 Indonesia. Namun, hal tersebut urung terjadi karena sang pemain mengalami gangguan pencernaan.
Terlihat selama pertandingan, Amar Rayhan Brkic hanya berada di bangku cadangan saja. Berbeda dengan pemain keturunan Indonesia-Brasil Welber Jardim yang diturunkan sejak menit pertama.
“Amar kalau kita boleh ini, kemarin dia sakit diare dua hari, dua hari tidak latihan, tidak mungkin kita pasang, tidak mungkin kita paksakan juga. Ileh sebab itu kondisinya takut lebih memburuk lagi,” ujar Bima Sakti usai Indonesia vs Ekuador.
Menurut Bima Sakti, hal serupa normal terjadi kepada pemain yang baru datang ke Indonesia, seperti halnya Amar Rayhan Brkic. Pemain kelahiran 11 Juni 2007 itu memang masih beradaptasi dengan cuaca dan makanan Indonesia.
Amar Rayhan Brkic baru bergabung bersama timnas U-17 Indonesia di awal bulan November lalu. Hal itu lah yang membuat sang pemain masih butuh adaptasi baik cuaca maupun makanan di Indonesia.
“Karena Amar di Eropa datang ke sini. Kalau kita orang Indonesia, walaupun kita kemarin lima minggu di Jerman, tapi kita mungkin kembali lagi ke kebiasaan kita lagi, dengan masakan, makanan,” ucap Bima.
Kejadian serupa juga sempat menimpa Welber Jardim dan konsultan pelatih timnas U-17 Indonesia, Frank Wormuth saat pertama datang ke Indonesia. Namun, saat ini keduanya sudah beradaptasi dengan Indonesia sehingga sudah tidak terjadi hal serupa.
Bima Sakti pun berharap ke depannya Amar Rayhan Brkic bisa segera mengatasi adaptasinya sehingga bisa diturunkan di laga selanjut. Pada laga kedua nanti, timnas U-17 Indonesia akan menghadapi Panama. Pertandingan akan kembali digelar di Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya, Senin (13/11).
“Nah, Amar dari luar, itu juga terjadi sama Welber [Jardim] dulu pertama-tama, termasuk coach Frank [Wormuth].
“Coach Frank juga begitu kondisinya, ya memang kalau dari Eropa mungkin butuh adaptasi. Semoga Amar bisa lebih baik nanti saat persiapan melawan Panama, mungkin kita bisa coba,” kata Bima menambahkan.
Sebelumnya Amar Rayhan Brkic sempat mengeluhkan cuaca panas di Indonesia. Hal tersebut membuat dirinya tidak perform dalam sesi latihan.
Amar yang lahir dan besar di Jerman itu sempat mengalami pusing lantaran cuaca panas di Indonesia. Maklum saja, cuaca Indonesia berbeda dengan di Jerman. Jerman cuacanya lebih dingin, sedangkan Indonesia yang berada di daerah tropis memiliki cuaca panas.
“Latihan pertama di Jakarta sangat sulit buat saya. Setelah latihan, kepala sakit sedikit-sedikit, tapi kondisi cuaca di Surabaya, sedikit lebih panas. Saya dan tim terus berusaha untuk lebih baik,” ungkap Amar.
View this post on Instagram