Kericuhan selepas pertandingan Gresik United melawan Deltras Sidoarjo di Stadion Gelora Joko Samudra Gresik, Minggu (19/11) lalu telah menyita perhatian banyak orang. Bagaimana tidak, kericuhan terjadi di luar lapangan sampai melebar ke jalan raya.
Tangkapan kamera mengenai situasi kericuhan pun telah tersebar luas di jagat dunia maya. Terlihat para supporter melempari pihak kepolisian dengan batu.
Menurut kabar, berawal ketika para supporter yang hendak demo di depan pintu VVIP Stadion Gelora Joko Samudra. Suporter Gresik United ingin berdemo menuntut manajemen setelah tim mereka kalah 1-2 atas tim tamu.
Aksi demo tersebut dihalau oleh petugas keamanan dan kepolisian. Supporter pun marah lalu melakukan pelemparan. Akibat hal itu membuat kepolisian terpaksa melepaskan tembakan gas air mata ke arah supporter.
Tembakan yang dilepaskan oleh kepolisian juga pada akhirnya menjadi hal yang mengerikan. Pasalnya tembakan tersebut sampai ke jalan raya yang pada saat itu tengah dipenuhi oleh masyarakat yang melewat ke depan stadion.
Memang terlihat juga banyak suporter yang berada di pinggir jalan. Akan tetapi, masyarakat yang tidak tahu apa-apa turut menjadi korban dari tembakan tersebut.
Dikabarkan kalau kericuhan terjadi selama satu setengah jam. Dalam kericuhan itu terdapat 28 korban luka-luka.
Melihat kekacauan yang terjadi tentu membuat smeua pihak merasa kecewa. Tak terkecuali CEO Jebreeetmedia, Valentino Simanjuntak. Ia mengatakan kalau Liga Indonesia perlu memperhatikan perihal security matters dan crowd control.
Belum hilang diingatan kita terkait tragedi Kanjuruhan yang memakan ratusan jiwa saat pertandingan antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya. Hal tersebut terjadi akibat dari security matters dan crowd control yang kurang baik.
“Berulang kali gw bilang perihal security matters dan crowd control management-nya lebih penting dibanding match fixing dan VAR saat ini di Liga Indonesia. Segeralah buat tim khusus untuk ini. Nyawa ini taruhannya datang ke stadion,” tulis Valentino Simanjuntak di akun Instagramnya, Senin (20/11)
Tidak hanya Valentino Simanjuntak, PSSI juga sudah buka suara perihal kericuhan yang terjadi. Komite Ad Hoc Suporter PSSI, Arya Sinulingga mengatakan kalau pihaknya sudah berkoordinasi dengan beberapa pihak
“Kami sudah berkoordinasi dengan Asprov Jatim dan teman-teman suporter Jatim untuk bersama-sama berkoordinasi dengan kawan-kawan Gresik United,” ujar Arya Sinulingga.
“Pada Senin, 20 September 2023, kami bakal berkoordinasi dengan Polda Jatim supaya kondisi kondusif. Kami kerja sama. Di samping itu, teman-teman suporter Jatim.”
“Juga akan berkoordinasi dengan teman-teman di Gresik United. Bakal mendukung dan membantu jika ada korban dari polisi atau suporter,” jelas pria yang juga anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI ini.
Arya Sinulingga juga menjelaskan jika sebetulnya kejadian tersebut bisa pecah karena suporter Gresik United menuntut perbaikan kepada manajemen tim. Kepolisian yang mencoba menghadang membuat situasi menjadi ricuh.
“Mereka protes kepada manajemen, ujung-ujungnya ada kericuhan seperti itu. Namun, kami minta koordinasi dengan mereka,” ucap Arya.
“Supaya membuat situasinya membaik dengan berkoordinasi melalui polisi dan suporter untuk mendukung kondisi sepak bola Jatim makin baik,” imbuhnya.
View this post on Instagram