Yang teranyar, Inggris ditahan imbang 1-1 oleh tuan rumah Makedonia Utara di laga penutup Grup C Kualifikasi Piala Eropa 2024, Selasa (21/11).
Skuat The Three Lions memang sudah lebih dulu memastikan tiket lolos ke putaran final Piala Eropa 2024. Namun, ditahan imbang oleh Makedonia Utara – tim yang cuma bisa mengemas delapan poin dari 8 laga – wajib mendapat perhatian khusus.
Apalagi jika ditambah dengan kemenangan tipis 2-0 atas Malta tiga hari sebelumnya, (18/11). Padahal, Malta hanyalah tim juru kunci yang sama sekali tak pernah meraih poin di sepanjang penyisihan grup (selalu kalah).
Minimnya gol yang dibuat skuat asuhan Gareth Southgate di dua laga terakhir itu seakan menodai kelolosan Inggris ke Jerman 2024 selaku juara grup C.
Yang lebih parahnya lagi, dua dari tiga gol Inggris versus Makedonia Utara dan Malta, lahir dari hasil bunuh diri lawan. Dengan kata lain, cuma satu gol murni yang berhasil diciptakan Harry Kane dkk. di dua laga tersebut.
Kala menang 2-0 atas Malta, satu gol bunuh diri Enrico Pepe mendampingi gol Harry Kane. Sedangkan kala ditahan imbang 1-1 Makedonia Utara tadi malam, gol tunggal Inggris tercipta berkat gol bunuh diri Jani Atanasov.
Sebagai perbandingan, di tiga laga sebelum bersua Malta, Kane dkk. secara berturut-turut sukses menang 3-1 kala menjamu Italia, imbang 1-1 di kandang Ukraina, dan pesta tujuh gol tanpa balas kala menjamu Makedonia Utara.
Dalam salah satu ulasannya, Sky Sports bahkan menjabarkan soal absennya Jude Bellingham sebagai faktor utama minimnya gol-gol Inggris di dua laga terakhir. Tanpa Bellingham, daya gedor lini tengah Inggris berkurang jauh. Hal itu berkaca dari besarnya peran Bellingham dalam proses dua gol awal Inggris saat bersua Italia.
Kala itu, gol pertama Inggris yang dicetak Harry Kane lewat titik putih, berawal dari pelanggaran terhadap gelandang Real Madrid tersebut di kotak penalti Azzurri. Lalu pada gol kedua yang dicetak Marcus Rashford juga berawal dari assist Bellingham.
Di dua laga terakhir Inggris, pelatih Gareth Southgate memang tidak menyertakan Bellingham di dalam skuatnya. Gelandang berusia 20 tahun itu sebenarnya sudah sempat bergabung ke pemusatan latihan Inggris di St George’s Park awal pekan silam. Namun, setelah menjalani serangkaian tes, ia dikembalikan ke Madrid lantaran masih bermasalah dengan cedera bahu.
Selain Bellingham, publik Inggris sempat mempertanyakan pemanggilan Cole Palmer ketimbang Raheem Sterling. Apalagi, nama Sterling memang belum pernah lagi menghiasi skuat Inggris sejak Piala Dunia 2022.
Kerinduan pada Sterling merujuk pada minimnya kontribusi dua pasang winger Inggris di dua laga terakhir, yakni Marcus Rashford-Phil Foden (vs Malta), dan Jack Grealish-Bukayo Saka (vs Makedonia Utara).
Jelang laga kontra Makedonia Utara, Southgate menjelaskan bahwa pemanggilan Palmer lebih ditujukan agar gelandang anyar Chelsea itu dapat menjadi tambahan opsi sebagai gelandang serang.
“Raheem memang tampil sangat bagus di beberapa pekan terakhir, terutama saat menghadapi City. Begitu juga Cole (Palmer). Namun, kunci dari pemanggilan Cole adalah karena kami sedang kehilangan James Maddison dan Jude Bellingham. Jadi, saya berharap ada opsi lain untuk pemain yang bisa berperan sebagai no 10,” ujar Southghate.
“Memang belakangan ini, Cole lebih banyak tampil melebar di Chelsea. Namun, untuk saat ini, kami masih memiliki stok winger yang cukup. Jadi pemanggilan Cole lebih karena kebutuhan tim,” lanjut Southgate.
Pemanggilan Sterling kembali ke timnas diyakini hanya soal waktu. Bek legendaris Manchester United dan Inggris, Rio Ferdinand, merupakan salah satu figur yang kerap menyarankan Southgate untuk kembali memanggil Sterling ke timnas.
“Tidak adanya nama Sterling di skuat Inggris benar-benar tak masuk akal saya. Jangan salah sangka, memang banyak pemain bagus di tim Inggris saat ini. Tapi, jika kita bicara sol kontribusi gol dan assist, maka performa Sterling belakangan ini masih lebih bagus ketimbang performa Rashford dan Grealish digabung sekalipun,” ujar Ferdinand.
“Anda tak perlu meragukan kemampuan dan kualitas Sterling di ajang-ajang besar seperti Piala Eropa. Kalvin Phillips pernah gagal bersinar di Euro, Harry Maguire juga demikian. Tapi tidak dengan Raheem Sterling. Ia akan selalu menjadi andalan Inggris,” lanjut Ferdinand.