Sekilas, peran Conor Gallagher di lapangan tak terlalu kentara. Kontribusinya juga terbilang minim. Sudah ada 13 pemain Chelsea yang mencetak gol musim ini dan Gallagher bukan salah satu di antaranya. Koleksi golnya masih nol!
Keterlibatannya dalam menjebol gawang lawan baru sebatas sebagai penyuplai gol. Lewat koleksi empat assists, ia hanya kalah dari Cole Palmer (5 assists).
Berhubung namanya belum pernah masuk dalam scoresheets, Gallagher jadi tak terlalu kondang dibanding beberapa rekannya. Enzo Fernandez, personil lain di lini tengah Chelsea, masih lebih sering dibicarakan karena sudah mengoleksi tiga gol.
Hanya saja, peran dan kontribusi besar Gallagher sebenarnya tak melulu soal gol atau assists. Sebagai gelandang tengah, ia punya beragam tugas lain untuk menjaga keseimbangan tim.
Hal itu tergambar dari statistik impresif Gallagher yang dirilis Opta. Ia tercatat sebagai satu-satunya pemain di lima liga top Eropa, yang sudah mengoleksi 20+ tembakan, 20+ kreasi peluang, 20+ dribel komplit, 20+ sentuhan di kotak penalti lawan, 20+ memenangi duel, 20+ tekel bersih, dan 20+ intersep. Lengkap bukan?
Catatan di atas setidaknya mencerminkan keuletan dan kegigihan Gallagher sebagai gelandang tengah. Ia wajib ikut membantu serangan dan pertahanan dengan sama rajinnya.
Tanggung jawab besar itu membuatnya dipercaya sebagai salah satu opsi untuk menjabat sebagai kapten tim (selain Reece James dan Thiago Silva). Kala Chelsea menang 2-1 atas Crystal Palace di laga teranyar, ban kapten melingkar di lengan Gallagher.
Hanya saja, nama gelandang berusia 23 tahun tersebut belakangan mulai terseret ke isu-isu transfer pemain, terutama jelang transfer window musim dingin.
Hal itu tak lepas dari durasi kontraknya yang sudah memasuki 18 bulan akhir. Dilansir Football London, sejauh ini belum ada kejelasan pasti soal upaya perpanjangan kontrak sang gelandang.
“Soal kontrak itu tergantung klub dan pemain itu sendiri. Saya tak ingin berbicara terlalu banyak karena itu bukan murni keputusan saya. Yang pasti, ia hampir selalu menjadi starter di setiap laga. ia juga merupakan salah satu kapten tim. Buat saya, ia merupakan tipikal pemain yang dibutuhkan tim ini,” ujar pelatih Mauricio Pochettino pekan lalu.
Terimbas kedatangan Diong
Isu masa depan Gallagher makin hangat akhir pekan ini. Hal itu tak lepas dari keputusan Chelsea dalam merekrut gelandang muda asal Senegal yang baru berusia 17 tahun, Pape Daoda Diong.
Diong merupakan salah satu pemain kunci Senegal di Piala Dunia U-17 yang berlangsung di Indonesia beberapa waktu silam. Pada ajang tersebut, Senegal melaju hingga babak 16 besar sebelum akhirnya takluk dari Prancis lewat drama adu penalti. Prancis sendiri sukses menjadi runner-up turnamen.
Dilansir Wyscout, Diong tercatat sebagai pemain dengan persentase tertinggi (85%) dalam memenangi duel selama fase grup. Tak heran jika Diong mulai dibanding-bandingkan dengan Patrick Viera dan Aurelien Tchouameni.
Menurut media-media Inggris, Diong baru diperbolehkan bergabung dari klub lamanya, AF Darou Salam, ke Chelsea pada bursa transfer musim panas 2024, saat usianya sudah menginjak 18 tahun.
Dua pekan lalu, Diong sudah tertangkap kamera hadir di Stamford Bridge kala Chelsea menang adu penalti atas Newcastle di ajang Carabao Cup. Ia tampak duduk bersebelahan dengan bintang masa depan Chelsea lainnya, Kendry Paez.
Paez merupakan pemain asal Ekuador yang sudah resmi dibeli Chelsea dari Independiente del Valle pada awal tahun ini. Namun, berhubung usianya baru 16 tahun, Paez baru diperbolehkan bergabung ke skuat utama The Blues pada musim panas 2024.
Meski usianya masih sangat belia, Paez sudah tergabung di timnas senior Ekuador bersama gelandang Chelsea lainnya, Moises Caicedo.