Arsenal menutup tahun dengan catatan buruk. Setelah berhasil memuncaki klasemen, performa mereka jeblok saat melawan sesama klub ibu kota. Masalah penyelesaian akhir memerlukan penyelesaian di bursa transfer?
Memimpin dan terjungkal
Saat menyambangi Craven Cottage pada penutup 2023, Minggu (31/12), The Gunners mencoba melupakan kekalahan dari West Ham saat Boxing Day. Saat duel baru berjalan lima menit, Arsenal membuka skor melalui serangan balik kilat.
Tembakan melengkung Gabriel Martinelli dari sayap kiri ditepis eks kiper Arsenal, Bernd Leno. Bukayo Saka menjaringkan bola dari jarak dekat.
Fulham menyamakan skor pada menit ke-29. Willian, juga mantan pemain Arsenal, mengawali proses dengan operan kepada Tom Cairney di kiri. Sodoran menyusur tanah Cairney digeber masuk oleh Raul Jimenez yang baru kembali bermain setelah larangan bermain.
Fulham akhirnya memimpin pada menit ke-59. Bobby Decordova-Reid melesakkan bola menaklukkan David Raya menyusul kemelut di depan gawang.
The Cottagers berpeluang menambah gol. Cairney memaksa Raya terbang menepis keluar tembakannya. Tendangan bebas Andreas Pereira di pengujung duel membentur mistar.
Catatan-catatan jeblok
Hasil ini memberikan kekalahan kedua berturut-turut bagi Arsenal setelah kekalahan dari West Ham. Si Gudang Peluru gagal menang di tiga pertandingan liga untuk pertama kali musim ini.
Si Gudang Pelor memuncaki klasemen saat Natal usai mengambil satu poin dari Anfield pada 23 Desember. Satu poin itu menjadi pencapaian dalam delapan hari usai menelan dua kekalahan beruntun.
Kekalahan ini mengakhiri pula catatan Gunners tak pernah kalah di 48 laga saat mencetak gol lebih dulu. Arsenal pun melewatkan kesempatan kembali ke tampuk klasemen. Liverpool memastikan diri memuncaki klasemen.
Susah juara kalau begini
“Kalau tampil seperti 19 laga sebelumnya, kami memiliki peluang. Kalau bermain seperti hari ini, kami tidak bisa mengincar gelar. Hari ini sangat sulit dicerna,” tutur pelatih Gunners, Mikel Arteta, dikutip BBC. Laga di Craven Cottage adalah laga ke-20 Arsenal musim ini.
Penilaian Arteta terhadap kiprah pasukannya sangat rendah. “Tiga hari lalu, kami kalah saat seharusnya menang. Hari ini adalah permainan terburuk kami musim ini. Kami kalah dalam kecepatan, niat menyerang, dan pertahanan. Kami ceroboh dan tidak mampu mendominasi. Kami tidak layak menang,” lanjut Arteta.
View this post on Instagram
“Hasil ini sulit diterima. Kami sekali lagi tidak cukup baik. Kami harus menuntut lebih dari diri masing-masing,” sebut Declan Rice, gelandang yang tampak terlibat perselisihan dengan striker Gunners, Gabriel Jesus, di laga ini.
Arteta tak butuh penyerang baru
Kepayahan barisan penyerang Arsenal di kotak penalti lawan sekali lagai menjadi sorotan. Mengingat jendela transfer pemain akan kembali terbuka sehari berselang, wacana mengenai Arsenal melakukan pembelian tombak baru pun bergaung lagi.
Namun, Arteta menepis anggapan bahwa skuadnya membutuhkan penguatan lagi di lini depan. Pria asal Spanyol itu bersikeras timnya hanya perlu mengembalikan performa di awal musim.
“Kami harus mengulangi apa yang kami lakukan di 19 pertandingan sebelumnya. Dengan pemain-pemain yang sama,” kata eks asisten pelatih Man. City itu.
Indikasinya tampak berbeda dari keyakinan Arteta. Sang pelatih melakukan pergantian komposisi dari tim yang keok di tangan West Ham. Eddie Nketiah menjadi starter, menggeser Gabriel Jesus. Nketiah menghadirkan beberapa aksi bagus, tapi tak berhasil memberikan pengaruh berarti.
Saka menjadi pemain tersubur Arsenal musim ini sejauh ini. Dengan golnya di Craven Cottage, pemain muda ini telah mencetak enam gol. Namun, Saka berposisi sayap, bukan ujung tombak.
Dari kondisi itu, Arsenal mungkin butuh sumber gol di tengah lini depan betapapun Arteta menyanggah. Beberapa nama segera ditautkan dengan kebutuhan tersebut. Ivan Toney, Dominic Solanke yang sudah mencetak selusin gol, dan Victor Osimhen menjadi nama-nama yang diisukan akan didekati Si Gudang Peluru.