Barcelona mencatatkan kemenangan pertama pada 2024 melalui pertandingan berat. Di Estadio de Gran Canaria, kandang Las Palmas, pada Kamis (4/1).
Tekanan dari para rival yang memastikan jarak, gangguan mantan pemain, danĀ tensi saat laga menjadikan kemenangan susah payah ini berharga buat Barcelona.
Mantan memimpin
Eks pemain Barcelona, Munir El-Haddadi, membawa Las Palmas memimpin pada menit ke-12. Mantan Barca lainnya, Sandro Ramirez, menyediakan assist yang memudahkan Munir menapak masuk bola.
Barcelona tidak lantas menekan setelah tertinggal. Pada babak pertama ini, Las Palmas lebih banyak menghasilkan percobaan, dengan tujuh buah yang tiga di antaranya mengarah ke gawang lawan. Barca membuat empat percobaan, tapi tak ada yang mengarah ke gawang. Kubu tamu boleh jadi patut lega gawang Inaki Pena tidak kebobolan lebih dari satu gol sebelum turun minum.
Lebih efektif dan membalas
Barcelona tampil lebih menekan pada paruh kedua. Mereka masih tetap lebih dominan hingga menghasilkan 55 persen penguasaan bola, tapi tampil lebih efektif.
Balasan Blaugrana datang pada menit ke-55. Kemelut di depan gawang tuan rumah membuat bola mampir di kaki Ferran Torres, yang kemudian mencetak gol penyeimbang.
Keputusan Xavi Hernandez menarik keluar Robert Lewandowski saat timnya membutuhkan gol kemenangan mungkin mengundang keheranan. Namun, salah satu pemain pengganti yang dinanti, Vitor Roque, hampir membuat gol memanfaatkan back pass buruk. Alvaro Valles masih bisa menggagalkan kans Roque itu.
View this post on Instagram
Insiden hadiah ujung laga
Drama berlanjut saat duel memasuki injury time. Daley Sinkgraven dianggap mendorong Ilkay Gundogan saat hendak menyundul bola di depan gawang Las Palmas. Wasit mengusir Sinkgraven yang membuat Los Amarillos meradang. Gundogan sukses mengeksekusi penalti itu.
Kubu Las Palmas mempertanyakan keputusan penalti dan kartu merah. “Saya berharap audionya keluar karena tidak normal. Ini bukan gugatan soal wasit, karena mereka tidak lebih penting daripada pemain,” ucap kapten Las Palmas, Kirian Rodriguez, dikutip BBC.
Pendapat dari Barca tentu berbeda. “Selalu ada perselisihan. Ada tegangan karena setiap tim ingin menang. Kalau saya ditanya tentang penalti, jelas buat saya. Kami menang di pengujung laga dengan sebuah penalti. Saya paham pendapat Kirian, tapi itu sebuah dorongan dan penalti,” ucap Xavi.
Masih tujuh
Hasil ini membuat perolehan Blaugrana menjadi 41 poin dari setengah perjalanan kompetisi. Koleksi itu merupakan kedua tertinggi Barca dalam lima musim terakhir.
Dengan memperpanjang rekor bagus menghadapi Los Amarillos, di mana kekalahan terakhir mereka terjadi pada Februari 1986, klub Catalan itu kini naik ke peringkat ketiga. Jarak Barcelona dengan dua tim di atas mereka, Girona dan Real Madrid, masih tujuh poin.