Kekalahan telak dari rival abadi, Real Madrid, menyisakan kepahitan buat Barcelona. Tim dari Catalan itu dikabarkan tidak lagi harmonis. Posisi Xavi Hernandez disebut berada di ujung tanduk. Eks maestro lini tengah kayaknya sudah pasrah.
Hasil buruk 1-4 di Supercopa de Espana pada akhir pekan lalu semakin menyudutkan Xavi. Peringkat keempat di klasemen La Liga juga bukan sesuatu yang memuaskan para suporter. Mereka tertinggal delapan poin dari pemuncak klasemen yang juga dari Catalan, Girona.
Seperti biasa, pelatih menjadi sorotan utama serangkaian hasil jeblok klub. Sang arsitek menyatakan siap hengkang.
“Saya mencintai klub ini. Saya datang untuk membawa sesuatu. Kalau tak melakukannya, saya akan pulang. Kalau saja saya tak memenangi La Liga musim lalu, saya pasti sudah pergi,” ucap mantan pengatur serangan hebat ini seperti dikutip AFP.
Saat berseragam Blaugrana, ia merasakan 25 gelar. Xavi ditunjuk sebagai pelatih Barcelona pada November 2021. Karier kepelatihan Xavi sebelum kembali ke Camp Nou adalah pelatih klub Qatar, Al-Sadd.
“Ketika pemilik mendatangkan saya dari Qatar, mereka bilang bahwa masa itu adalah yang terburuk dalam sejarah klub. Kami sedang dalam proses mengubah segalanya,” tuturnya.
Pada musim pertama meracik strategi Barca, Xavi mengangkat klub yang membesarkan namanya itu dari peringkat kesembilan ke posisi runner-up. Puncak kariernya tak ayal berupa takhta La Liga musim penuh pertamanya, 2022-23.
Namun, kemantapan itu menukik musim ini. Situasi Barca disebut tengah keruh. Kamar ganti Barcelona dikabarkan juga telah kehilangan kepercayaan kepada Xavi.
“Hari saat para pemain saya tak lagi mengikuti ucapan saya, saya akan berkemas dan pergi. Kalau ada yang berkata kepada saya bahwa ada masalah, saya akan pergi,” tuturnya.
Pada Selasa (16/1), Xavi dikabarkan menggelar pertemuan dengan pasukannya sebelum sesi latihan. Durasinya dikabarkan cukup lama. Xavi ditengarai menuntut peningkatan sikap jika tidak ingin pencapaian mereka musim ini remuk.
Satu hal, pelatih berusia 43 tahun itu disebut masih mendapatkan dukungan dari presiden klub, Joan Laporta. Pada Rabu, sang presiden, bersama wakilnya Rafel Yuste dan direktur olahraga Deco, menyempatkan diri menyambangi kamar ganti pemain di Ciutat Esportiva. Menurut Relevo seperti dilansir Football Espana, Laporta meminta komitmen untuk mengikis masalah.
View this post on Instagram
Ujian bagi penanganannya dapat disebut akan ringan pada tengah pekan. Barcelona akan menghadapi klub divisi 3, Unionistas de Salamanca, di perdelapan final Copa del Rey.
Suka atau tidak, ukuran keberhasilan adalah gelar. Xavi masih mengungkapkan optimismenya bisa mengantar Barca ke kesuksesan lebih lanjut. Barcelona masih memelihara peluang di Liga Champion. Si Biru Merah akan meladeni juara Serie A, Napoli, di babak 16 besar.
“Saya tenang saja. Masih ada tiga ajang. Kami lebih dekat ke kesuksesan daripada kegagalan,” ujar Xavi.