Porto menghukum kegagalan Arsenal menuntaskan kemampuan mereka menguasai permainan di leg 1 perdelapan final Liga Champion pada Rabu (21/2). Di tempat lain, Barcelona membawa hasil lumayan dari lawatan ke Napoli.
Dominan tapi tidak efisien
Arsenal mengambil inisiatif di babak pertama. Penguasaan bola The Gunners mencapai 68 persen. Namun, Si Gudang Peluru tidak berhasil membuat peluang bersih.
Sebaliknya, Porto menghasilkan beberapa peluang bagus di paruh pertama. Akan tetapi, tembakan jarak dekat Galeno masih membentur tiang. Rebound sang penyerang juga melayang di atas mistar, begitu pula tembakan Nico Gonzalez beberapa menit berselang.
Arsenal tetap dominan di paruh kedua dengan beberapa kans. Tembakan Martin Odegaard malah tertahan Leandro Trossard. Nama yang disebutkan terakhir mendapatkan peluang terbaik, tapi tembakan volinya menyambut umpan Declan Rice masih melayang tipis di atas mistar gawang Porto.
Di hadapan 50.033 pasang mata yang memenuhi Estadio do Dragao, Porto akhirnya meraih kemenangan penting. Saat injury time memasuki menit keempat, Galeno melesatkan tembakan melengkung dari jarak sekitar 18 meter yang bersarang di gawang David Raya.
Gol ini menjadi yang kelima dikemas Galeno di Liga Champion. Penyerang asal Brasil berusia 26 tahun itu juga sudah membuat tiga assist di fase grup. Bulan lalu, Porto dikabarkan telah menaikkan klausul pelepasan dalam kontrak pemain bernama lengkap Wenderson Rodrigues do Nascimento Galeno ini menjadi 60 juta euro.
Os Dragoes mendapatkan modal besar sebelum melawat ke London Utara dua minggu lagi. Arsenal masih berpeluang mengingat catatan Porto tidak menggembirakan saat datang ke Inggris, yakni hanya tiga kali imbang dan 18 kali kalah.
Hasil di Do Dragao ini meneruskan catatan payah Arsenal di leg 1. Si Gudang Peluru baru sekali menang di laga pertama dalam selusin kesempatan. Di kandang Porto, Gunners tidak bisa membuat tembakan ke gawang.
The Gunners tidak pernah merasakan perempat final sejak 2009-10, dengan catatan absen di kompetisi ini sejak 2017. Kegagalan mengukir gol saat menguasai permainan di Do Dragao memberikan pelajaran buat Arsenal.
View this post on Instagram
“Kami akan belajar dari hasil ini. Ini baru setengah jalan. Kalau ingin tampil di perempat final, kami harus mengalahkan lawan. Itulah rencana dan tujuan kami,” ujar bos Arsenal, Mikel Arteta, dikutip BBC.
“Sungguh menyakitkan karena kami kebobolan di pengujung laga, tapi kami tahu apa yang harus dilakukan. Mengingat akan tampil di rumah, dengan fan dan energi, saya rasa kita akan melihat tim yang akan menekan sejak awal,” begitu janji Rice.
Barca curi keuntungan
Di pertandingan lainnya pada saat bersamaan, Barcelona mampu mengambil keuntungan sebelum kembali saat bertandang ke Stadio Diego Armando Maradona, kandang Napoli. Barca bahkan bisa unggul lebih dahulu.
Napoli tampil di bawah arahan arsitek baru, Francesco Calzona, menyusul pendepakan Walter Mazzarri. Namun, angin segar yang diharapkan dari perubahan manajemen tim tidak segera hadir.
Barca mencoba memanfaatkan kelimbungan tuan rumah sejak sepak mula. Lamine Yamal melepaskan dua shot on goal di awal duel. Kans Robert Lewandowski ditahan Alex Meret dengan kakinya.
Napoli tidak mampu melepaskan sebiji tembakan pun pada babak pertama. Partenopei membaik di bagian kedua. Matteo Politano segera membuat peluang pada menit pertama paruh kedua.
Perlahan Barca bisa mengambil alih kendali permainan. Pada menit ke-60, Lewandowski meneruskan sodoran Pedri dengan penempatan bola di pojok gawang Gli Azzurri.
Napoli mendapatkan perpanjangan napas sebelum bertandang ke Catalan dua pekan berselang. Pada menit ke-75, Victor Osimhen mengonversi satu-satunya tembakan ke gawang yang dilepaskan Partenopei di laga ini. Menerima operan Andre Zambo Anguissa, Osimhen berbalik dan melepaskan tembakan yang tak bisa ditahan Marc-Andre ter Stegen.
Barca menorehkan selusin tembakan, setengahnya mengarah ke gawang Napoli. Catatan ini mengikuti dominasi Blaugrana di kandang lawan dengan penguasaan bola mencapai 55 persen.
“Kami bisa saja kalah, tapi hasil akhirnya imbang dan kami bahkan punya kesempatan menang. Kami berkesulitan di awal laga, tapi saya sungguh suka semangat tim. Para pemain bermain sepenuh hati dan jiwa untuk menghindari kekalahan dari lawan yang sangat kuat. Jadi, saya senang,” ucap Calzona dikutip AP.
“Disayangkan hasilnya tidak mencerminkan permainan. Kami layak menang, tapi inilah Liga Champion. Lawan akan menghukum jika kita memberikan ruang kepada mereka. Namun, saya puas karena kami bermain sesuai rencana. Kami siap bertarung di leg kedua,” ujar Xavi.