Sonny Ricardo Marciano, atau lebih dikenal sebagai Sonny Stevens, adalah seorang penjaga gawang profesional asal Belanda yang saat ini membela klub Liga 1, Dewa United FC. Kelahiran 22 Juni 1992 ini memiliki karir yang cukup mengesankan sejak memulai debutnya di dunia sepakbola.
Stevens memulai karirnya di SV Always Forward sebelum bergabung dengan akademi muda FC Volendam. Debutnya bersama FC Volendam terjadi pada 21 September 2010 dalam pertandingan Piala melawan HVV Hollandia. Setelah kepindahan Robbin Ruiter, Stevens naik menjadi penjaga gawang utama, meskipun Volendam hanya nyaris meraih gelar juara.
Pada 28 Mei 2013, Stevens menandatangani kontrak empat tahun bersama FC Twente. Debutnya untuk klub terjadi pada 25 September 2014 dalam pertandingan Piala melawan Achilles ’29, yang dimenangkan klub dengan skor 3-1. Meskipun awalnya diharapkan menjadi penjaga gawang utama, Stevens mengalami cedera bahu kiri yang membuatnya absen beberapa bulan.
Pada 14 Desember 2014, Stevens membuat debutnya di Eredivisie dalam pertandingan tandang melawan PSV. Performa impresifnya membuatnya menjadi penjaga gawang utama untuk sisa musim tersebut. Namun, pada 7 April 2015, Stevens terpaksa meninggalkan lapangan setelah berbenturan dengan pemain PEC Zwolle, Bram van Polen. Cedera ligamen cruciate posterior membuatnya absen selama setidaknya 9 bulan.
Pada 22 Mei 2017, Go Ahead Eagles mengumumkan bahwa mereka telah mengontrak Stevens selama satu tahun. Musim 2018/19, Stevens membela SBV Excelsior sebelum kemudian bergabung dengan SC Cambuur.
Pada 1 Juli 2023, Stevens menandatangani kontrak dengan klub Indonesia, Dewa United. Namanya langsung menjadi perbincangan usai pertandingan melawan PSIS Semarang pada 23 Februari 2024. Saat itu, dalam momen dramatis, Stevens maju ke kotak penalti lawan saat timnya mendapat sepak pojok. Dengan keberanian dan ketinggiannya, ia berhasil menyundul bola hasil sepakan melengkung Egy Maulana Vikri menjadi gol penyama kedudukan 1-1. Ini menjadikannya sebagai penjaga gawang pertama yang mencetak gol dalam era Liga 1 dan yang kedua sepanjang sejarah liga sepakbola Indonesia.
“Dalam momen itu, pilihannya adalah kami kebobolan lagi karena hilang bola atau menjadi imbang dengan sedikit keberuntungan. Tapi bagi saya gol tersebut bukan keberuntungan,” ujar Stevens.
“Pada akhirnya, ini adalah satu poin yang bagus melawan tim peringkat dua di laga tandang. Tentunya ini hasil yang harus kami syukuri,” tambah Stevens.