Vietnam harus rela pulang dengan tangan kosong dari Indonesia setelah dikalahkan 1-0 oleh tim Garuda. Gol dari Egy Maulana Vikri di menit ke-52 menjadi satu-satunya yang terjadi di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Senayan, Jakarta Pusat, Kamis (21/3) malam WIB.
Dengan hasil itu, Vietnam tergeser di posisi semulanya di urutan kedua Grup F Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia. Kini mereka menempati peringkat ketiga dan Indonesia kedua, dengan terpaut satu poin saja.
Pada laga tersebut, Vietnam sebetulnya bisa mendominasi jalannya babak pertama. Namun, memasuki babak kedua, semuanya berubah.
Sebaliknya, Vietnam yang kali ini ditekan di babak kedua oleh timnas Indonesia. Sampai akhirnya gol dari Egy Maulana Vikri tercipta.
Pelatih Vietnam, Philippe Troussier mengakui kalau timnas Indonesia bermain sangat baik di babak kedua. Bahkan ia menyebutkan kalau timnya sulit mengimbangi permainan sang lawan.
“Kami tahu bahwa sejak awal laga tidak akan berjalan mudah. Dan kami tidak terkejut melihat Indonesia, yang benar-benar bisa mengantisipasi segala sesuatu yang akan terjadi di lapangan.”
“Dan kami tidak bisa melakukan hal yang sama,” kata Philippe Troussier.
PENYELESAIAN AKHIR
Menurut Philippe Troussier, satu-satunya masalah utama di dalam timnya adalah buruknya penyelesaian akhir. Hal itu pula yang menyebabkan timnya tidak bisa mencetak gol.
Padahal selama babak pertama, Vietnam bisa mengurung timnas Indonesia di daerah pertahanannya sendiri. Akan tetapi, saat itu juga mereka kesulitan mendapatkan gol.
“Di babak pertama kami main bagus, mengontrol laga, dan Indonesia tidak memiliki peluang untuk menyerang,” tutur pelatih berusia 68 tahun itu.
“Dan kami berada di posisi yang bagus. Dan juga kami bisa menerapkan transisi dengan bagus, tapi kami tidak bisa mencetak gol,” ujar Troussier.
PENTING
Dalam laga yang terbilang keras dan berat, tentu saja keunggulan sangat berarti untuk bisa mengangkat mental pemain di atas lapangan. Berbeda dengan tim yang tertinggal, mereka justru akan tertekan.
Momen tersebutlah yang kata Philippe Troussier menghinggapi para pemainnya. Ia tahu jika timnya kebobolan, maka permainan akan berubah karena sulit berkembang.
“Jenis laga seperti ini, gol pertama akan jadi keberuntungan bagi yang mencetaknya. Dan gol ini datang dari sebuah situasi berbau ketidaksiapan dari kami, karena itu bukan hasil dari strategi,” ucapnya.
“Kami tahu bahwa bola itu akan datang, tapi ketika waktunya tiba, kami tidak bisa melakukan apa-apa.
“Akhirnya kami kebobolan di awal babak kedua, dan laga jadi tidak sama lagi bagi kami,” lanjut Philippe Troussier.
FRUSTASI
Setelah beberapa kali mencoba untuk mencetak gol, pemain Vietnam mulai frustasi karena selalu gagal. Permainan apik bek timnas Indonesia membuat pemain depan Vietnam kewalahan.
“Segalanya jadi lebih sulit bagi kami, kami harus berusaha lebih dan menerapkan strategi baru.”
“Dan bisa dilihat kami frustrasi juga, pemain kami kehilangan semangat dan kami akhirnya kalah,” ungkapnya.
BALAS DENDAM
Selanjutnya Vietnam akan berlaga sebagai tuan rumah di pertandingan kedua menghadapi timnas Indonesia di Stadion Nasional My Dinh, Hanoi, Selasa (26/3). Philippe Troussier pun mengusung misi balas dendam di sana.
Pelatih asal Prancis itu berharap anak asuhnya bisa tampil konsisten sehingga bisa mendapatkan hasil yang diinginkan. Lebih pentingnya lagi, bisa bermain lebih baik dari sebelumnya.
“Kami masih ada peluang meraih tiga poin di laga nanti. Itulah kenapa kami harus tetap menjaga konsentrasi.”
“Namun, sikap pemain tidak boleh berubah, harus tetap semangat, dan mengevaluasi diri seperti lebih efisien dan bagus ke depannya,” tutupnya.
View this post on Instagram