Kiprah bagus Xabi Alonso dalam menangani Bayern Leverkusen musim ini menghadirkan fenomena menarik.
Menurut ESPN, Alonso menjadi pelatih pertama yang didekati tiga klub besar meski dirinya belum genap menuntaskan satu musim penuh di Leverkusen.
Alonso direkrut Leverkusen pada awal musim 2022/23. Ia menggantikan Gerardo Seoane. Tugas berat langsung dipikulnya. Kala itu, Die Werkself, julukan Leverkusen, cuma berada dua tingkat dari dasar klasemen, setelah meraih serangkaian hasil buruk di delapan pekan awal.
Di laga perdananya sebagai pelatih Leverkusen, Alonso sukses mengantar tim barunya itu menang 4-0 atas Schalke.
Singkat cerita, Leverkusen bahkan bisa finis di peringkat enam klasemen akhir Bundesliga musim lalu.
Selain itu, Alonso juga mengantar Leverkusen hingga ke semifinal Liga Europa 2022/23 sebelum akhirnya takluk dari AS Roma yang ditangani bekas mentor Alonso, Jose Mourinho.
Musim ini harusnya menjadi musim pertama Alonso bertugas satu musim penuh di Leverkusen. Ia kembali membuat sensasi.
Hingga menjelang pekan ke-27 Bundesliga, Leverkusen dibawanya kokoh di puncak klasemen. Florian Wirtz dkk. bahkan unggul 10 poin dari pesaing terdekat yang menguntit di peringkat kedua, Bayern Munich.
Namun, fokusnya untuk menuntaskan satu musim penuh, mulai terganggu dengan isu-isu transfer.
Semua berawal dari keputusan Juergen Klopp untuk mundur sebagai pelatih Liverpool di akhir musim ini. Alonso disebut-sebut sebagai calon kuat untuk pengganti Klopp.
Pengalaman lima tahun berseragam The Reds jelas menjadi tolok ukur paling sahih. Sebagai pemain, ia turut menyumbang satu gelar Piala FA (2005/06), satu gelar Liga Champions (2004/05), dan satu gelar Piala Super Eropa (2005) bagi skuat Merseyside Merah.
Nama Alonso makin larut dalam pusaran gosip seiring munculnya Bayern Munich sebagai peminat. Isu itu tak lepas dari performa Thomas Tuchel yang belakangan ini dinilai kurang memuaskan.
Pekan lalu, Presiden Kehormatan Bayern, Uli Hoeness, mengungkapkan bahwa hal yang wajar jika klub-klub besar mulai mendekati Alonso, termasuk Bayern.
“Saat ini, tak banyak pelatih seperti Alonso, yang bisa membuktikan bahwa mereka mampu menangani klub besar, khususnya mereka yang sedang tidak melatih klub atau cuti panjang,” ujar Hoeness dilansir Ran Sports.
“Tak mudah untuk membujuk seorang pelatih yang sedang terikat kontrak di klub lain. Namun, klub seperti Liverpool, Real Madrid, dan Bayern tengah berusaha mendekatinya,” lanjut Hoeness.
Menurut Hoeness, Madrid juga ikut dalam perlombaan memburu Alonso. Saat ini, El Real memang masih ditangani Carlo Ancelotti. Pada akhir Desember tahun lalu, Madrid bahkan baru memperpanjang kontrak pelatih asal Italia hingga 30 Juni 2026.
Meski begitu, petinggi Madrid disebut-sebut sudah mulai ancang-ancang mendekati Alonso dari sekarang. Mirip dengan Liverpool, pengalaman Alonso berseragam Madrid juga menjadi patokan.
Mantan pelatih Leverkusen, Reiner Calmund, menyarankan Alonso untuk lebih condong pindah ke Madrid ketimbang ke Liverpool atau ke Bayern.
“Pindah ke Liverpool merupakan opsi bagus. Demikian pula ke Bayern. Alonso menjuarai Liga Champions bersama Liverpool dan tiga kali menjuarai Bundesliga bersama Bayern. Hal itu pasti berpengaruh. Namun, saya meyakini bahwa Alonso bakal tetap menjadi pelatih Leverkusen musim depan,” ujar Calmund dilansir Diario AS.
“Kita juga perlu melihat apa yang bakal terjadi di Madrid, karena kontrak Ancelotti tak lama lagi di sana. Jika saya menjadi agen Alonso, saya tak akan menyarankannya bergabung ke Liverpool sebagai penerus Klopp. Saya akan lebih menyarankan agar ia bertahan di Leverkusen untuk satu atau dua tahun ke depan, baru kemudian menggantikan Ancelotti di Madrd,” lanjut Calmund.
Sejauh ini, Alonso tak pernah menggubris isu-isu tersebut. Karakternya memang demikian. Ia bukan tipikal lurus-lurus saja dan enggan terlibat dalam spekuslasi.
Apalagi, fokusnya tengah 100% untuk Leverkusen lantaran masih berpeluang menyabet tiga gelar musim ini, yakni Bundesliga, Piala Jerman, dan Liga Europa.
Hal itu diutarakan salah satu CEO Leverkusen, Fernando Carro, di salah satu sesi interview dengan Marca.
“Kami tak pernah memaksa seseorang yang tak ingin berada di tim ini. Jika ia (Alonso) memang membutuhkan sesuatu keputusan di masa depan, mari kita bicara. Namun, saya meyakini hal itu tak akan terjadi karena ia senang dan masih ingin bertahan bersama kami,” ujar Carro.