Minggu dini hari, 23 Maret 2024, suhu di kota Basel, Swiss, berada di kisaran -3 derajat celcius. Sambil menahan rasa dingin, pasangan ganda putra Indonesia, Sabar Karyaman Gutama dan M. Reza Pahlevi Isfahani, memutuskan check-out dari apartemen yang mereka sewa.
Keduanya berdiri di sebuah halte bus demi mengejar kereta ke bandara, untuk kemudian lanjut terbang ke Madrid, Spanyol.
Masing-masing menggeret dua koper: Satu koper berisikan pakaian dan beragam kebutuhan pribadi, satu koper lagi berisikan perlengkapan tanding. Beban yang cukup berat untuk perjalanan jarak jauh.
Tak hanya itu, Sabar juga harus melawan rasa sakit di bagian bahu. Beberapa jam sebelumnya, ia mengalami cedera saat menghadapi pasangan Inggris, Ben Lane/Sean Vendy, di babak semifinal Swiss Open 2024.
Sabar/Reza padahal sempat unggul 22-20 di gim pertama. Hingga cedera itu datang menghampiri Sabar di pertengahan gim kedua. Ia merasakan sakit yang luar biasa di bagian bahunya. Mereka kalah telak 8-21 di gim kedua.
Meski begitu, Sabar tetap berupaya meyakinkan Reza untuk tetap meladeni Lane/Vendy di gim ketiga. Namun, pasangan Inggris itu sudah mengetahui kondisi Sabar dan menang 21-15.
“Saya sudah berusaha main di belakang karena Sabar cedera. Namun, mereka cerdik karena selalu memberikan bola-bola panjang ke arah Sabar,” ujar Reza.
Lane/Vendy pada akhirnya bahkan berhasil keluar sebagai juara Swiss Open usai mengalahkan pasangan Indonesia lainnya di final, Muhammad Shohibul Fikri/Bagas Maulana.
Swiss Open merupakan salah satu dari tiga ajang yang dilakoni Sabar/Reza dalam rangkaian tur Eropa dalam tiga pekan terakhir.
Sebelumnya, mereka menjadi runner-up di Orleans Masters. Di final, keduanya takluk dari pasangan Malaysia, Choong Hon Jian/Muhammad Haikal, dalam drama rubber-game, 15-21, 21-18, dan 14-21. Kekalahan itu berhasil dibalas Sabar/Reza kala kembali bersua Choong/Haikal di babak perempat final Swiss Open.
Kembali ke momen saat keduanya menahan dingin di halte bus kota Basel, Swiss. Ada rasa penasaran bercampur bimbang yang mengiringi rencana mereka melanjutkan perjalanan ke Madrid. Ibukota Spanyol itu menjadi tujuan akhir dari rangkaian tur Eropa mereka lantaran Madrid merupakan tuan rumah Spain Masters 2024.
“Jadi, begitu tersingkir dari Swiss Open, kami memutuskan untuk langsung ke Madrid (Spain Masters). Kenapa pilih jalan subuh-subuh, ya karena di jam-jam itu harga tiketnya murah,” ujar Reza.
“Sempat muncul pikiran untuk mundur dari Spain Masters. Namun, karena tiket pulang kami ke tanah air memang dari Madrid, jadi ya kami tetap ke sana. Lagi pula kalau mundur sebelum turnamen dimulai, kami bisa kena denda. Beda cerita kalau kami sudah lebih dulu tampil, baru memutuskan mundur,” timpal Sabar.
Setibanya di Madrid, petualangan ala backpakcer Sabar/Reza berlanjut. Demi biaya transport yang lebih ekonomis, keduanya memutuskan naik kereta (metro) ketimbang taksi untuk menuju apartemen.
“Kami naik metro sekitar sejam lebih, karena kayanya melewati 12 pemberhentian/stasiun. Setelah sampai, lanjut jalan kaki satu kilo meter ke apartemen. Yang booking apartemen istri saya dari tanah air. Dia memang suka browsing-browsing penginapan. Bahkan, sering kali apartemen yang kami sewa ukurannya justru masih lebih besar dari kamar di hotel resmi yang disiapkan panitia penyelanggara,” ujar Sabar
“Lagi pula kalau di hotel kan gak bisa masak, kalau di apartemen bisa. Lebih hemat juga dibanding beli atau makan di restoran. Jadi, selain bawa bahan-bahan masakan dari Indonesia, kami juga kadang belanja biar bisa masak sendiri. Reza jago bikin sup, kalau saya yang bagian gril-gril,” lanjutnya.
Berhubung cedera di bahunya masih diselimuti rasa sakit dan nyeri, Sabar berinisiatif untuk menemui fisioterapis yang mendampingi para pemain pelatnas di Madrid. Kebetulan, beberapa skuat Cipayung juga turun di Spain Masters dan meraih hasil cukup baik.
Tunggal putri, Komang Ayu Cahya Dewi melaju hingga semifinal, ganda putri Febriana Dwipuji Kusuma/Amallia Cahaya Putri keluar sebagai runner-up, sementara ganda campuran Rinov Rivaldy/Pitha H. Mentari, juga keluar sebagai juara.
“Dia (fisioterapis timnas) cuma nyaranin kalau bengkak dan sakit jangan lanjut karena takutnya tendon putus. Tapi kalau sudah tidak sakit, bisa dilanjut. Saya akhirnya putuskan untuk tetap main,” ujar Sabar.
Takdir berpihak ke Sabar/Reza. Keduanya seperti dibukakan jalan demi menapaki tangga juara.
“Yang paling kentara itu lawan kami di babak pertama, pasangan dari China Taipei, mereka malah sering error sendiri. Kami berdua sampai senyum-senyum di lapangan. Dari situ, makin yakin untuk terus lanjut,” ujar Reza.
“Gak tahunya kami bisa terus melaju, padahal lawan-lawan juga makin bagus. Tapi, karena kepalang tanggung, kami paksa tampil habis-habisan dan syukurnya bisa juara,” timpal Sabar.
Secara keseluruhan, Sabar/Reza merasa cukup puas dengan rangkaian hasil yang mereka raih di tur Eropa. Berbekal status runner-up di Orleans Masters, semifinalis di Swiss Open, dan juara di Spain Master, rangking keduanya juga naik dari peringkat 49 dunia ke peringkat 26.
Selanjutnya, Sabar/Reza akan mempersiapkan diri untuk mengikuti tur Asia. Tantangan bakal lebih berat lagi karena rangkaian turnamen yang bakal mereka ikuti sudah naik ke level BWF super 500 sampai super 1000.
“Thailand Open itu super 500, Malaysia Masters itu 500, Singapura Open 750 dan Indonesia Open itu 1000. Mulainya di bulan Mei sampai Juni. Tentu saja, persaingannya bakal lebih ketat. Jadi, persiapan kami juga harus lebih serius,” ujar Andrei Adistia, eks pelantas yang kini melatih Sabar/Reza.
Menyadari hal itu, Jebreeetmedia Talent Management selaku manajemen yang menaungi Sabar/Reza, berupaya untuk terlibat langsung dalam memenuhi beragam kebutuhan demi menunjang persiapan keduanya.
“Dari apa yang diceritakan Sabar dan Reza selama menjalani tur Eropa, publik tentu makin paham betapa beratnya perjuangan mereka karena urus apa-apa sendiri. Itulah mengapa kami juga berupaya serius untuk mempersiapkan kebutuhan mereka, mulai dari mencarikan lapangan latihan, sparring partner yang sepadan, hingga masalah sponsorship. Jadi, mereka tinggal fokus latihan dan tanding saja,” ujar CEO Jebreeetmedia, Valentino Simanjuntak.
“Yang teranyar, kami sudah menjalani kerja sama dengan salah satu fisioterapis yang bakal khusus menangani Sabar/Reza. Selain itu, kami juga mengetuk pihak-pihak lain ikut terlibat, termasuk juga PBSI, agar mau menjadikan Sabar/Reza sebagai sparring partner di pelatnas Cipayung,” lanjut Valent.
===
HASIL TUR EROPA SABAR/REZA
Orleans Masters 2024: Runner-up
Swiss Open 2024: Semifinalis
Spain Masters 2024: Juara